#Bimbingan Orang Tua
Dunia makin terbuka...
Orang-orang kian mudah menyuarakan pendapatnya di muka umum. Sayangnya tidak diimbangi dengan kemauan untuk mendengar sementara kemampuan menyaring informasi kadang masih kurang. Sehingga generasi ngeyel yang sulit dikoreksi jadi mewabah. Tak mau instropeksi malah menganggap permintaan konfirmasi sebagai tindakan kontra demokrasi yang melanggar hak asasi.
Seperti kemarin pagi stafku laporan ada yang ngotot minta blokir pesbuk dibuka. Temanku bilang itu tak mungkin karena masih jam kerja, justru dibalas dengan ceramah panjang lebar tentang aspirasi karyawan.
Sorenya aku kena tegur ibu deputy direktur, "ngapain sih lu bikin-bikin pesbuk segala. Bikin repot tau..?"
Ternyata yang pagi-pagi maksa minta pesbuk dibuka, cuma mau bikin status bernada komplen ke perusahaan. Kacaunya, status yang membuat karyawan heboh itu cuma ocehan tak jelas berdasarkan kabar burung. Mamake deputy sampai ikut ngomel, karena kejadian semacam itu sering terjadi.
Aku tak menyalahkan orang berceloteh di jejaring sosial. Asalkan itu sudah dikonfirmasi kebenarannya, sudah disampaikan kepada pihak berwenang namun tidak ada tanggapan. Kalo prosedur standar saja belum dicoba sudah berkicau didepan umum, aku juga empet dengarnya.
Makanya aku sering berpikir, kita itu belum siap dengan demokrasi. Di semua eselon kebanyakan masih gagap kebebasan. Yang di bawah merasa bebas ngomong apa saja, yang di atas belum siap dengan cara seperti itu. Akibatnya kebebasan salah tempat jadi ngetren dan cenderung ke arah oon berjamaah...
Budaya asbun semacam itu tak cuma milik orang hutan saja. Di kota yang katanya tingkat pendidikan lebih memadai, kasusnya bahkan lebih banyak. Paling mudah dilihat kayaknya di pesbuk
Sebagai contoh, aku repost saja dari jurnal lama.
Lihatlah bagaimana generasi muda kita memanfaatkan kemudahan bersuara secara membabi buta. Ini aku capture dari fans page nya grup rock asal Jerman. Ada bebek aka cemutz komen disitu juga loh...
Manteplah...
Semoga Ibu Pertiwi tak lagi berduka dengan carut-marut pengelolaan negeri ini dan bisa ngakak guling-guling melihat teman-teman ajaib kita itu...
Intinya
Kebebasan yang lepas kontrol. Fenomena keren yang menjangkiti sebagian saudara kita tanpa memandang usia, pendidikan dan ipoleksosbudhankam. Mengharukan, namun begitulah kenyataanya. Jadi, nikmati sajalah tanpa perlu menganggap mempermalukan bangsa...
#kaya punya malu aja...
Wah ... Cuma gara-gara setatus ternyata .. :D
BalasHapuspadahal status bujangan...
Hapussaya g bsa koment blog mas nazar,,,,,
Hapuspake hape mas,,,, susah d akses dr beberapa hari yg lalu
Iya tuh om nazar kenapa sih kolom komennya dibuang? Ketularan lik zach ya ga terima komen
Hapus*tapi terima angpao...
sebagai penjaga jin server, mas rawin harus bertanggung jawab
Hapusitu yang aku bilang katrok di semua jajaran
Hapusyang diatas kalo sudah urusan internet, it pasti kambing hitamnya
hehe...
mas rawins langsung misuhi teamnya gak ?
Hapusmodol ah..modol...karo garuk garuk irung alias ngupil
misuhnya cukup di blog saja
Hapuspuas-puasin jadinya kembali ke alam nyata sudah tak perlu misuh lagi...
lha wong rata-rata ngakunya bisa pesbukan tapi gak bisa internetan, priwe jajal?
BalasHapuslha iya wong minta dikirim file saja liwat pesbuk...
Hapushahaha, lucu lagi ibu-ibu sini, rata-rata pakai android, blackberry, dll giliran mau saya email koleksi dagangan saya katanya nggak bisa pakai e mail, pakai fesbuk atau bbm saja, lha wong saya nggak punya bb je, kan repot tuh...sedang fb saya bukan untuk berjualan, cuma untuk senang-senang. ANEEEEEHHHH....HERAAAAAAAANNNNN BENGOOOOONGGG SAYAAA
Hapushahahaha
HapusHaha beginilah nikmatnya hidup di tengah bangsa yang nanggung. Semua cuma setengah setengah. Jarang mau susah payah belajar sampai ke dasar. Di permukaan doang asal keliatan gaul dah merasa cukup. Miris tapi sudah begitu faktanya gimana lagi..?
Hapusitukah yang dinamakan bluluk ceblok urung dadi cengkir, utowo karbitan
Hapuspengen gaul tapi tak mau belajar
Hapusbluluk cengkir urung cebok judulnya...
ceblok ceblok...
Hapusoooh hiya ding maap hihi
HapusApaan sih..?
BalasHapusPacul mau bagi bagi zakat...
Hapussaya menyarankan tetangga saya yang berhak menerima, kalau saya tidak mau terima zakat karena masih bisa memenuhi kebutuhan
Hapustapi zakat fitrah ya jangan zakat fitnah :D
HapusLagi ada yang rame nih gara-gara status...... xixixixixi..... tutup muka ah,,,,,,, paling enak main blog aman dan banyak variasinya. he,,,, he,,,, he,,,,,
BalasHapusSalam wisata
mboten nderek nedi nongko, kengeng pulute nggeh
Hapusitu asiknya di blog...
Hapusorang kantor yang mau mainan blog, paling tidak pola pikirnya sudah jaduh lebih baik ketimbang yang kenalnya pesbuk doang...
wakakaka :D
BalasHapuskoplak ane gan jadi nya,.
parah bener
paling paling diambil sisi itunya, om
Hapusmayan buat hiburan...
Oalah...
BalasHapusTapi memang seringnya " orang tua" dan orangtua ga mau tau juga keadaan yg lebih muda. Baik2 ngomong malah dibales dalil dan dibilang: "bocah kie ngerti apa?"
#pengalaman dua hari yg lalu
memang masih banyak kok orang tua yang belum mau mengikuti kondisi jaman yang sudah berprinsip kebo nusu gudel seperti sekarang ini
HapusWkwkwkw... Asli ngakak guling-guling.
BalasHapushalah si om..
HapusKebebasan tanpa batas juga bermasalah. Walaupun pesbuk milik kita tapi yang lainkan juga punya mata buat baca tulisan kita. Lha kalopun komplen mbkoyo pake bahasa yang baik. Lebih enak di bacanya. Nulis juga status juga yang baik. Pesbuk bukan dinding ratapan. Walah malah mbladrah-mbladrah. Dimaafken yo mas. Dirimu mudik ke Banguntapan ra mas
BalasHapusya kebanyakan usia mereka masih menuju dewasa Bu, maklum lah...kayak saya juga sih masih abg menuju dewasa
Hapusbetul, harus nulis yang baik
Hapustapi itu di pesbuk kan..?
kalo di blog bolehlah beda dikit :D
kalau belum siap sih emang kayaknya belum siap, banyak sekali terutama anak-anak muda yang mendapatkan informasi secara bebas akhirnya mengekspresikan dirinya juga secara bebas dengan berdalih kebebasan, tapi sayang mereka justru mengganggu dan tidak menghormati kebebasan orang lain. mungkin ini hanya proses, seiring dengan jalannya waktu nanti kita akan sampai pada tingkat kedewasaan dalam bersikap
BalasHapusitu efek dari serbuan teknologi yang terlalu cepat melampaui kemampuan kita mengikutinya. sehingga banyak hal yang tidak semestinya terjadi. gampangnya, kita masih tergagap gagap dengan perkembangan teknologi...
Hapusmmmmm...apa ya...di komen blog juga ada yang kayak gini, nggak cuma di fb saja...
BalasHapustapi saya justru prihatin dengan jejaring sosial yang sekarang sudah merambah ke dunia anak-anak...bahkan mereka rela berbohong usia demi mendapatkan akun fb...banyak orang tua yang nggak paham fb, sedang anak-anak mereka sudah melanglang buana di dunia maya...bukan karena orang tua yang lalai juga, karena keterbatasan, tak semua orang tua berpendidikan tinggi dan mampu mengakses internet...kasihan mereka yang sudah banting tulang demi putra-putrinya, eh malah anaknya asyik fb-an daripada tugas sekolahnya. kalau sudah kayak gini, siapa yang rugi hayo...
semuanya rugi mb,,,,
Hapusorang tua di tipu secara halus oleh anaknya,,,
anak sendiri pun rugi karena lebih mementingkan fb dr pda tugas sekolah,,,
g fb an katanya ktinggalan zaman
kasihan juga ya , ngelus dodo nelongso
Hapustapi yang sudah gabung di blog, menurutku rada mendingan lah tidak separah di pesbuk. apalagi melihat kondisi saat ini dimana blogger tidak sejaim dulu sampai aku ga punya teman dengan alasan kalo komen ngaco dan ga nyambung.
Hapustapi pernyataan itu pun sering ga konsisten juga. ga mau aku komen oot, tapi ketika aku komen sedikit serius malah dianggap menyerang. maunya dikomenin nais pos doang kali. atau polbek, bro... :D
saya juga belum siap dengan post industrialis ini mas, lha wong komen aja saya sering belepotan clometan, jauh dari sopan. untuk saat ini saya hanya bisa internetan, membaca di portal berita, twitter aja saya tidak menggunakan, karena memang tidak mau menggunakan, sih.
BalasHapuskomen belepotan tak masalah
Hapuskarena blog juga punya fungsi jejaring sosial dimana pertemanan juga dianggap penting. namun komen serius juga diperlukan sekali-kali karena blog bukan jejaring sosial murni dan ada misi lebih dari sekedar berbagi komen dan jempol...
Abege-abege itu kadang bikin ngakak, kadang bikin empet. Yang penting eksis katanyah, Kang...
BalasHapusdipikir secara idealis malah bikin miris
Hapusmakanya anggap hiburan saja lah...
Lah si om ngapain liat2 page nya smash, jgn2 suka komen pke nama samaran alay jug yaaaa
BalasHapustapi kan smash, mils...
Hapusbukan sm*sh yuknowmisowel :D
jan moco komen ketikane nang fb iku rasane ngakak karo nangis aku mas (piye lak ngunu ekspresine)
BalasHapusngkak soale lucu, nangis soale ternyata gak enek seng isok komen dengan EYD, ckck
rasane pengen ngelus dodo (dodone sopo yo mas seng penak dielus, wkwk)
haha coba berekspresi trus posting potone
Hapustak tunggu, om...
wkwkwk emang udah kebablasan :D
BalasHapusdan sudah kebiasaan... :D
Hapuswah kalah aku mas, gak pernah mampi2 ke FPnya smash tuh :)
BalasHapussmash yang mana dulu, bu..?
Hapushehe
sudah lamaaaa pisan saya menyesal jadi warga negara Indonesia
BalasHapusmendingan jadi warga cilembu ya..?
HapusPremature euforiaa..
BalasHapushehe bahasane jiaaan...
Hapusdemokrasi tanpa ilmu demokrasi ibarat shalat gak tau bacaannya....
BalasHapuskelihatannya indah dan alim tp gak bermanfaat dan kosong...
efek demokrasi yang ada hanyalah orang demo dikerasi
Hapushehe