10 Oktober 2013

Double Ten Day

#Semua Umur

Mendengar kata Double Ten Day, umumnya orang kepikiran hari nasional Taiwan yang memperingati lepasnya kekuasaan dinasti Qing di pulau Formosa itu pada tanggal 10 Oktober 1911. 

Ada juga yang memperingatinya sebagai hari anti hukuman mati, sebagai hasil konggres organisasi penentang hukuman tersebut di Roma pada bulan Mei 2002.


Sedangkan buatku pribadi, hari kesepuluh di bulan sepuluh itu memiliki dua cerita bersejarah. Yang pertama merupakan kisah sedih saat aku melakukan pendakian ke gunung Slamet bersama sang pujaan hati.

Perjalanan awal lancar
Menjelang puncak, kabut pancaroba yang turun disertai suhu jauh dibawah normal memaksaku mendirikan tenda. Selesai bikin api unggun dan memasak, si Ayang kupanggil-panggil tak juga menyahut. Segera aku periksa dan cuma bisa bergumam pelan, "hipotermia..."

Kubuang semua barang berat tak begitu penting dari ransel agar bisa menyeretnya turun. Sampai pos Samarantu bahkan kutinggalkan semua peralatan setelah dia tak sadarkan diri. Aku harus menggendongnya karena hanya ketinggian dibawah 1500 meter yang bisa menyelamatkannya.

Beberapa saat kemudian dia sadar dan memintaku berhenti. Aku iyakan saja karena kupikir kondisinya sudah membaik dan tenagaku pun hampir habis. Kuselimuti dia dengan jaketku sambil mengajak bicara tentang kebahagiaan agar semangat hidupnya tak menyurut.

Namun siapa sangka obrolan pendek itu benar-benar teramat pendek. Nafas terakhirnya dihembuskan di pangkuanku...

Sedih...
Tapi sudahlah...




Untuk sejarah kedua, aku ga ngerti ini kisah sedih, senang atau yang lainnya. Yang jelas di tanggal ini teman-teman perusuh di STM bikin slayer norak warna pink sebagai tanda dideklarasikannya geng Rawin's.

Ga tau kenapa nama itu yang dipilih. Padahal semua teman punya nama panggilan yang tak kalah keren. Ada Bawor, Kampil, Komplong, Daplun, Prenges dll dll

Aku pikir julukan Rawin dianggap istimewa karena didapat dari guru, sementara nama yang lain berasal dari antar teman saja. 

Waktu itu damai saja pake nama Rawin sampai kemudian ada perkemahan di daerah Sumbang. Karena kebetulan ada guru yang rumahnya dekat, mampirlah kita kesana. Baru saat itu ketahuan bahwa Rawin itu nama orang gila tetangga pak guru...
#Semprul...


Aku bilang
Sekedar kenangan lalu yang tak perlu jadi beban di masa depan...

Orang bilang
Sepeda motor itu tak perlu spion biar gampang move on - Korban PHP


Read More

09 Oktober 2013

Hapuskan Agama

#Dewasa

Sebuah pertanyaan umum saat dengar teman mau menikah, "lu mau nikah di KUA apa gereja..?"

Di sini...
Pernikahan lintas agama bukanlah sesuatu yang istimewa. Mereka tetap pada keyakinan masing-masing atau ikut salah satu pihak terjadi nyaris tanpa konflik. 

Sungguh kearifan lokal luar biasa dimana perpindahan agama seseorang dianggap hak paling asasi tentang hubungan manusia dengan tuhan dan bukan dikatakan sebagai kekalahan suatu agama terhadap agama lainnya.


Adalah kekeliruan Orde Baru yang menyatukan sekian banyak keyakinan di Indonesia menjadi 5 agama saja. Secara pembinaan organisasi mungkin bagus. Negara tak perlu membuat badan pembinaan agama terlalu banyak. Namun di masyarakat, penyatuan itu berpotensi menimbulkan konflik horisontal yang melanggar asas kemanusiaan.

Dalam Islam, Rasululloh pernah menyampaikan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan masuk surga. Semestinya hadist ini tidak dipahami secara membabibuta dengan menganggap golongan kita lah yang berhak menyandang gelar Al Jamaah dan mengatakan orang lain kafir.

Emang kita bisa buktikan golongan mana yang berhak masuk surga selain dengan iman.? Padahal iman ini teramat subyektif tergantung latar belakang masing-masing orang. Dan siapa tahu kelompok yang kita serang justru golongan Al Jamaah itu.


Kembali ke konflik di Indonesia...
Banyaknya aliran keyakinan dalam satu agama yang diakui membuat konflik itu semakin memanas. Lihat saja penyerangan ke kaum Ahmadiyah atau Syiah. Hanya rebutan kata Islam, kita menutup mata mengorbankan kaum wanita dan anak-anak.




Cobalah pake logika terbalik. Misalkan Habib Rese yang suka berbagi kekerasan itu lahir di kelompok yang selama ini dia serang. Apa ya masih bisa berpikir sama..?

Makanya aku kepikiran kata agama dihapuskan saja dari masyarakat. Ganti dengan kata yang lebih luas misalnya keyakinan, agar pertanyaannya bukan lagi agamamu apa. 

Ketika di KTP sudah tercantum aku Kaharingan, saya Kejawen dll, tak perlu lagi berantem untuk rebutan kata "Islam itu hanya Syiah" atau "Naqsabandiyah adalah Islam sesungguhnya" dan sebagainya. Entah kalo dari sononya memang berbakat rese...

Perlu gak sih kita melukai orang lain atas nama Tuhan, bila Tuhan sendiri menyuruh manusia menciptakan kedamaian agar bisa beribadah dengan genah, merenah dan tumani'nah..?


Intinya
Kebenaran hakiki buat manusia hanyalah kebetulan semata. Aku bilang keyakinanku saat ini adalah kebenaran, karena kebetulan aku lahir dan dibesarkan dalam keyakinan ini. Yang mungkin akan akan berbeda jika aku lahir di lingkungan yang lain...

Kata Orang
Kita punya cukup banyak agama untuk membuat kita saling benci, tapi tak cukup banyak agama yang membuat kita saling mencintai - Jonathan Swift (1667 - 1745)


Read More

07 Oktober 2013

Nungguin Lilin

#GambarBercerita



Mencari Penerang
...

Ncip | Banguntapan - Yogyakarta
30/09/2013 | 10:52


Read More

Safety Flag

#Semua Umur

Ada yang nanya, foto mobil di jurnal Bendera itu beneran apa engga..?

Mobil pake bendera tinggi menjulang begitu memang jarang ada di jalanan umum. Bendera keselamatan lebih banyak dipake di area terbatas macam di tambang. Dimana aturan berkendara lebih ketat ketimbang di jalan raya.

Untuk bisa nyupir di area tambang, SIM dari kepolisian saja tak cukup. Sekedar masuk tambang orang perlu kartu ijin khusus yang dinamakan Mine Permit. Agar boleh bawa kendaraan perlu ditambah satu ijin lagi bernama SIMPER. Mirip SIM yang mencantumkan hak akses dan jenis kendaraan yang diijinkan.

SIMPER ini berlaku satu tahun. Sekali melakukan pelanggaran akan dilubangi kartunya. Bila terjadi kecelakaan, lubangnya langsung tiga biji. Apabila dalam satu tahun ada 6 lubang, ijinnya akan dicabut dan untuk mengajukan lagi butuh waktu 3 bulan peninjauan.

Ketatnya aturan berkendara ini berkaitan dengan tingginya resiko kerja. Mau maju atau mundur harus tekan klakson dua kali biarpun cuma geser satu meter. Rute selalu berubah-ubah termasuk pemakaian lajur yang tak selalu ambil sisi kiri jalan. Salah baca rambu bisa fatal. Apalagi jarak pandang seringkali terbatas terhalang debu tebal.




Safety flag termasuk salah satu ketentuan keselamatan selain lampu rotator. Kendaraan kecil kadang tak terlihat oleh operator alat berat. Makanya dibantu dengan bendera berwarna menyolok bertiang tinggi agar pengemudi kendaraan raksasa bisa melihat ada kendaraan kecil di depannya.

Sudah pake aturan ketat pun masih saja ada yang ugal-ugalan mengejar ritase agar penghasilannya banyak. Mulai berkurang setelah operator cewek dibanyakin. Mereka lebih santai dan hati-hati bawa kendaraan. Plus perhitungannya bukan ritase lagi, melainkan hour meter.




Sayang turunnya angka kecelakaan itu berbanding terbalik dengan angka keributan karyawan cowok. Ada saja orang hutan berantem berebut perhatian makhluk manis turun dari excavator
Kalo yang ini no komeng deh...


Intinya
Penyebab kematian harus dicegah walau mati itu sendiri tak bisa ditolak...

Quote of the day
Tak ada yang berharap, namun bisa jadi sandaran hidup orang lain - Tukang Gali Kubur


Read More

06 Oktober 2013

Ncip Ucul

#Bimbingan Orang Tua

Dulu...
Melihat Citra jarang nangis waktu bayi, ibue sempat bilang, "anakmu kalem kaya ibu, yah..."

Setelah gede dikit, baru ketauan kalo tebakannya keliru. Anak cewek pecicilannya ngepol apa aja dipanjat. Pagar rumah, meja, lemari sampai tipi pun dia panjat. Jatuh berdarah-darah boro-boro bikin kapok. Nangis pun tidak...

Begitu Cipta lahir dan kelihatan lebih tenang ketimbang mbaknya, komentar ibue segera berubah, "Anak ibu nih kalem, ga kaya mbak anak ayah..."

Timbang benjol, aku iyakan aja apa kata ibue. Toh ada benernya, si Ncip tidak selincah kakaknya. Badannya terlalu gemuk untuk bisa bergerak cepat. 

Ga taunya tebakan itu meleset juga

Ncip memang tak suka manjat-manjat. Tapi tidak berarti bikin ibue nyantai kaya di pantai, karena Ncip seneng banget kabur dari rumah. Meleng dikit, dijamin tuh anak ngacir sampe jauh. Kunci pintu diumpetin tak lagi efektif karena dia sudah pinter buka grendel jendela.




Tiap pergi ke mana-mana musti dipegangin erat. Lepas dari pegangan bakalan repot ngejar-ngejarnya. Belum lagi gaya dia lari ga pernah tengok kanan kiri. Jadi ngeri kalo sampe kabur ke jalan yang banyak kendaraan.

Ditinggal dalam mobil pun tak menyelesaikan masalah. Ncip sudah tau cara buka jendela terkunci sekalipun. Mesin mobil dimatikan biar jendela tak bisa dibuka pun tak mungkin kalo ada orang didalamnya. 




Makanya aku ngikik doang waktu ibue nyeletuk, "anak kok ga ada yang ikut ibunya..."

Habisnya mau nawarin bikin lagi pasti ditolak mentah-mentah. 

"Iya kalo kaya ibu. Kalo ikut bapaknya lagi apa ga tambah repot..?"
"Trus gimana dong..?"
"Makanya pulang, jangan pergi jauh mulu..."
#Hiks...


Intinya
Jadi pengen pulang...

Quote of the day
Takdir itu musti disyukuri, kalo nasib boleh tuh disukurin.. - Mama Lemont


Read More

05 Oktober 2013

Tidak Sayang Anak

#Bimbingan Orang Tua

Lama ga buka YM
Begitu onlen langsung disamber teman lama yang komplen, katanya caraku ngeblog tidak sayang anak...

Bener juga sih
Tapi nyeritain yang baik-baik saja dari anak-anak, aku pasti bingung nyari batasannya. 

Karena yang namanya balita, mau bikin polah apapun tak bisa dikategorikan tindak kriminal. Semuanya terselesaikan hanya dengan komentar, "namanya juga anak-anak..."

Buatku, blog adalah catatan sejarah keseharian yang tak perlu ditutup-tutupi. Aku terlalu pemalas untuk memilah-milah cerita ga penting. Lebih enak nulis apa adanya biar hidup terasa mengalir tanpa beban.


Adalah sebuah kenyataan, aku tak memiliki keluarga yang perfectSampe monyong bilang anaknya serba indah paling-paling diketawain orang. Makanya seadanya saja lah. Anak-anak lagi baik hati ya aku tulis baik, lagi berantem ya aku ketik musim tawuran.

Misalkan selama ini aku ngomong Citra dan Cipta itu kalem dan tak pernah nakal, kira-kira apa yang terpikirkan oleh Mang Lembu saat aku mampir kemarin. Bertamu perdana belum sampai hitungan menit, mereka sudah ngacak-acak sampai ke kamar mandi.




Mungkin benar kata teman di YM
Apa yang aku perbuat tak sesuai dengan norma di masyarakat. Tapi aku pilih jalan ini berdasarkan pengalaman pribadi di masa lalu. Contohnya pada awal kenal pacaran, aku tak pernah bertahan lama.

Semua itu gara-gara aku selalu ingin kelihatan tanpa cacat. Segala keburukanku diumpetin rapat-rapat dan itu menjadi sumber masalah setelah ketahuan punya kebiasaan jelek. 

Belajar dari situ, aku mencoba tampil apa adanya. Siapa sangka jadi bisa awet pacaran. Ketika kandas juga, itu sih lain cerita. Salah satunya karena ucapan, "yang bener aja, tong. Gua haji tujuh kali, masa punya mantu badung kaya elu..?"

Selain itu
Aku pake logika terbalik dari pandangan pribadi saat menilai teman. 

Jarang banget aku berubah rasa punya teman yang ngakunya nakal, saat ketemu beneran nakal. Seringnya malah jadi salut setelah tahu dia itu tak senakal yang aku kira.

Dan perasaan itu tak pernah aku dapatkan dari teman yang selalu tampil maksimal, namun begitu jumpa ternyata tak seindah kesan awalnya.


Intinya
Lain ladang lain pula cara maculnya. Gitu aja deh...
*sekedar cari pembenaran doang...

Quote of the day
Jangan liat buku peraturan kalo mau menghakimi, tapi liat isi kopernya - Akil Muchtar


Read More

Uripe Tanggalan

#Banyumasan

Nang kantor, status stap kabeh digawe all in. Kayane perusahaan lagi pengin ngirit mulane lembur diilangna.

Aturan sing gawe repot. Nek ana gawean tanggung kudu ngliwati jam kerja dari rikuh arep meksa bocahan kon bali bengi.

Pada rewel tah ora, mung dadi katon semangate ora kaya maune. Apa maning nek tanggalane lagi tua. Ditakoni gelem bali bengi apa ora kadang semaure, "ya kena. Tapi sante bae ya, dompet lagi kisut..."

Padahal apa hubungane kerja karo dompet..?

Nyatane tanggal nom sing kudune dompet lagi kandhel ya pada bae. Dikandhani minggu kon mangkat, semaure, "aja siki lah, pak. Mumpung duwe duit, tek plesir meng kota dimin..."

Ngerti malem minggu arep pada mudhun kota, nyong prentah, "gawakna antena omni sing nang gudang pelabuhan ya, ampirna meng PLTU..."

Mau awan, sing arep plesir pada mampir. Rung kober tek takoni wis ndisiti takon, "ndi antena sing arep digawa pelabuhan..?"

"Bocah gemblung. Mulane nek ana wong prentah derungokna..."
"Kepriwe sih..?"
"Antena sing nang pelabuhan gawa ngeneh, udu antena kan kene degawa nganah.."

Dikandhani kaya kuwe boro-boro njaluk ngapura
Malah nyengir aseng lunga, "tanggal nom, pak. Mending ganti oli bae yuh..."
"Sih lah, ninimu ampeg. Nganah losss..."
#Mumet


Intine
Uripe menungsa pancen manut tanggalan. Tanggal nom melu nom, tanggal tua ya melu tua. Apese nek tanggalane diuyuih anake...


Read More

Hati-Hati Belanja Online

#Semua Umur

Kamera pesenan teman yang aku ceritakan di jurnal Manipulasi sudah sampai ke tujuan dengan selamat. 

Urusan proses belanja online, aku akui Lazada memang keren. Seperti waktu beli Moto Defy dulu. Pagi aku pesan, siangnya dikonfirmasi, besok siang barang sudah sampai di kantor. 

Tapi itu pake alamat pengiriman Jakarta. Pesanan kamera ini aku pake alamat Kalimantan. Aku pesan hari kamis. Namun terhambat susah sinyal, baru jumat sore konfirmasi per teleponnya aku terima. Mungkin ketubruk hari libur, baru rabu pagi kamera nyampe ke kantorku yang di pedalaman.

Paket aku terima dalam kondisi baik tanpa cacat. Namun teman sempat komplen karena bentuknya beda dengan yang terpampang di websitenya Lazada, padahal tipenya sama Fuji FinePix S4600

Di website, gambar yang terpajang pake viewfinder. Sedangkan kamera yang datang tidak ada lubang intipan alias pake LCD doang.




Ga enak sama temen, buruan cek lagi ke website Lazada. Aku temukan ketidakcocokan antara gambar terpajang dengan spesifikasinya. Spek tertulis zoom 26X, pada gambar kamera tercantum 30X.



Sebagai pembanding aku buka Bhinneka. Spek yang tercantum sama dengan yang ada di Lazada, namun gambarnya sama dengan kamera pesananku. Harganya pun sama Rp 2.099.0000,- 

Cari data lain, nyangkut di FocusNusantara. Di sini kasusnya beda lagi. Gambarnya sama dengan kamera pesenanku yang tanpa viewfinder, tapi spek tercantum persis gambarnya Lazada yang pake zoom 30X. Trus harganya lebih mahal 200 ribu dibanding Lazada dan Bhinneka.



Masih penasaran, aku langsung ke websitenya FujiFilm. Disitu FinePix S4600 dinyatakan satu tipe dengan S4700 dan S4800. Cuma beda di optical zoomnya yang masing-masing 26X, 28X dan 30X. Sayang Fuji tidak pajang harga jadinya tak bisa bikin perbandingan.



Dah ah mumet...
Toh teman tak komplen lagi, karena speknya memang sesuai dengan yang tercantum di bagian spesifikasi. Namun karena konsumen rata-rata lebih suka lihat gambar ketimbang baca, ada baiknya Lazada lebih teliti lagi saat memajang produk.

Ini jadi pengalaman agar pembeli lebih hati-hati sebelum memutuskan untuk belanja online. Memang Lazada kasih jaminan pengembalian barang dalam 14 hari bila ada masalah. Namun tetap saja membuang waktu. 

Mendingan cari dulu data pembanding dari berbagai website. Apabila menemukan kejanggalan, langsung hubungi customer service toko yang bersangkutan. Setelah beres, baru bayar...

Yang masih penasaran atau mau lihat-lihat kamera, silakan langsung ke sumbernya :

Ket.
Yang aku pernah belanja hanya di Lazada dan Bhinneka


Quote of the day
Jangan beli sapi dalam sarung di internet - Amat Patonah



Read More

04 Oktober 2013

Maling Penyusup

#Bimbingan Orang Tua

Teman yang nyeletuk sebagaimana aku ceritain di jurnal Nilai Tawar, semalem nyambung obrolan yang intinya bilang, "gimana bisa nambah skill, pulang kerja badan udah remek. Boro-boro sekolah lagi, buat nyukupin yang di kampung saja harus ngirit abis..."


Ga boleh gitu dong...
Belajar kan ga harus ke sekolahan saja. Di sekitar kita pasti banyak hal baru yang bisa dipelajari. Apalagi sekarang jamannya internet. Sayang banget kalo cuma dipake mainan pesbuk doang.

Aku sendiri bakalan minder kalo ngomongin sekolah. Selama ini aku banyak belajar dari teman. Kalo susah nyari yang gemar berbagi, aku suka jadi penyusup agar bisa belajar sesuatu. Repot dan banyak gagalnya memang. Tapi lumayan bisa nambah pengetahuan walau tak sampai pinter.

Contohnya waktu keluar dari galeri dulu
Ada yang nawarin usaha kecil-kecilan garap security system di Balikpapan. Cari tenaga ahli aku belum yakin proyeknya bakal jadi besar. Diborongin ke vendor, aku cuma dapat duit doang ga nambah pengetahuan. Aku kan pengen belajar dari nol, siapa tahu jadi jalan rejekiku di masa depan.

Tak puas sekedar baca dari internet, aku nelpon sana sini sampai ketemu teman yang suka kerjain proyek sistem keamanan. Ga enak ngomong mau nyolong ilmu, aku cuma bilang, "udah kelamaan nganggur nih, kasih kerjaan apa aja deh..."

Berangkatlah aku ke Jakarta jadi kuli kasar deket rumah si Bebek. Sebulan dua bulan aku tungguin, tiap hari kerjaannya cuma macul dan macul saja. Ingat tenggat waktuku mepet, aku tanya ke temen, "kapan ngerjain security system..?"

Eh jawabnya, "Belum ada, mas. Sampe tahun depan proyeknya fiber optik..."
#Anjrittt...

Ketimbang wujudku berubah jelek kaya gambar pacul, langsung dah pamitan pulang. Kebetulan ada alasan Merapi meletus sehingga dalih kepulanganku tak terlalu mencolok.




Contoh lain beberapa tahun sebelumnya
Pengen bisa komputer tapi ga punya duit buat kursus. Kebetulan tetangga kosan ada komputer dan punya anak kecil yang bisa aku manfaatin buat pedekate. Tiap hari aku akrabin, bikinin mainan selama beberapa minggu sampe aku tak dianggap makhluk asing di rumah itu.

Sudah bebas keluar masuk rumah, aku mulai infiltrasi tahap kedua. Liat kerjaan si bapak bejibun, aku nawarin diri bantu-bantu dengan alasan udah lihai pegang mesin ketik. Ternyata disambut hangat sehingga aku bisa belajar Wordstar dan Lotus 123.

Trus yang lebih bikin semangat
Ada makhluk manis di situ yang gemar menyapa, baik hati dan orang Gombong, cuy...

Sayangnya...
Baru mau akan mikir cara buat ngungkapin isi hati, eh dianya nyamperin duluan, "mulai besok saya tidak di sini lagi, mas. Disuruh pulang kampung, katanya ada yang ngelamar..."
#Modiyaaarrr...





Sejak saat itu aku tak pernah belajar komputer kesitu lagi. Mungkin ini yang dimaksud peribahasa, sekali merengkuh dayung, dua tiga bulan galawnya belum ilang juga...


Intinya
Begitu sering aku gagal mencapai tujuan. Namun selalu ada efek samping bermanfaat dari prosesnya. Minimal aku punya kesempatan untuk belajar ulet dan sabar dalam mengejar tujuan hidup. 
*sayang ga pernah lulus juga


Quote of the day
Ambil yang baik, tinggalkan yang jelek - Maling Sandal


Read More

03 Oktober 2013

Salah Fokus

#GambarBercerita


Kalungnya keren
---

Anonim | Internet
21/09/2013 | 22:11


NB
Udah diturutin rikuwesnya ya, pak Asep
Mulai besok kalo komplen musti bayar.. :D

Read More

Nilai Tawar

#Semua Umur

Gara-gara jurnal Kesenjangan kemarin, ada teman buruh migran yang nyeletuk lewat chat, "lu pikir kerja di luar negeri enak..? Gaji sih lumayan, tapi biaya hidup tinggi, kerjanya kaya romusha..."

Padahal yang aku maksud ya itu...
Orang bule masuk kemari selalu bawa nilai tawar tinggi, sedangkan TKI lebih banyak unsur pasrahnya. Tak kurang-kurang yang sampe ngomong, "bisa berangkat juga untung..."

Jangan salah paham
Bukan maksudku merendahkan orang cari rejeki. Aku malah salut dengan mereka yang mau pergi jauh sementara aku cuma nyampe Kalimantan saja suka teriak galau...

Aku lagi ngomongin kenyataan di kampungku yang juga banyak TKI. Secara ekonomi memang bisa dibilang mantap. Rumah mentereng bukan sesuatu yang wah. Namun terasa jadi ironi, ketika tingginya taraf ekonomi tersebut tidak berbanding lurus dengan strata pendidikan tenaga produktifnya.

Itu sebabnya kenapa TKI lebih banyak berada di level blue collar worker. Jarang yang bisa dapat posisi lumayan karena terbentur persyaratan skill dan pendidikan.

Di kampungku bukan hal aneh ketika orang bilang kuliah itu hanya untuk calon PNS. Lebih banyak yang mikir, ketimbang kuliah mendingan ke luar negeri. Ga perlu ngabisin banyak biaya sekolah, bisa dapat gaji gede.

Fenomena ini didukung oleh kebiasaan kegedean gengsi. Mereka yang suka curhat di luar negeri sengsara, tiap pulang banyak yang ingin tampil beda. Sehingga yang terdengar ke masyarakat hanya soal gaji gede doang. 

Beragam masalah pahit seperti teman bilang kaya romusha, penganiayaan atau buronan imigrasi jarang tersampaikan. Tak heran bila orang jadi tergiur ingin mendapat kesuksesan yang sama tanpa nyiapin bekal untuk bisa menaikkan bargaining position.

Nrimo itu bagus asal jangan kelewatan sampe bilang bisa berangkat juga untung. Bangsa kita bukan manusia level dua yang cuma bisa jadi kuli kasar. Buktinya ada teman eks IPTN yang jadi senior engineer di Boeing. Dan itu bukan keberuntungan semata, orang sampe sekarang terus saja sekolah padahal sudah S3.

Tapi itu sekedar ngomongin orang
Kalo aku sih bisanya jarkoni doang yang boro-boro S3
STM aja aku ga lulus tapi ga pernah mikir ikut persamaan
Keren kan..?


Intinya
Seleksi alam akan selalu terjadi. Tak perlu ditakuti dan musti tetap semangat, kawan...

Quote of the day
Hidup itu hanya sekali dan tak jarang harus dijalani sampai mati - Stuntman


Read More

02 Oktober 2013

Kesenjangan

#Semua Umur

Punya teman ekspatriat itu menyenangkan sekaligus menyebalkan. Seneng bisa nambah wawasan tentang etos kerja dan budaya yang berbeda. Sebelnya kalo ketiban sial lihat slip gajinya... 

Sebuah ironi ketenagakerjaan
Dengan posisi sama, orang bule bisa dapat gaji sekian kali lipat dari tenaga lokal. Padahal jarang bule kerja di posisi blue collar worker. Berbeda dengan TKI. Walaupun bisa dapat penghasilan tinggi, tetap saja gajinya dibawah warga negara setempat. Dan juga jarang yang duduk di posisi white collar.

Memang harus diakui, kinerja tenaga asing rata-rata diatas staf lokal. Tapi kalo kita mau menelusur lebih jauh, ada juga bule yang bukan tenaga trampil di bidangnya.

Misalnya waktu di Jogja dulu
Aku punya teman dari Eropa yang menjadi tenaga pengajar di sebuah lembaga pelatihan bahasa asing. Setelah banyak ngobrol, aku bisa ngerti kalo dia cuma lulusan SMA. Sempat kuliah tapi ga lulus, itu pun jurusan seni rupa.

Tanpa sertifikasi pendidikan, bermodal bahasa sehari-hari, dia bisa dapat gaji 2 ribu USD per bulan. Sementara pengajar lokal yang punya titel sarjana pendidikan bahasa paling banter digaji 2 atau 3 juta saja.

Contoh lain waktu kerja di Jakarta
Aku pernah dapat tugas membimbing bule magang kiriman dari negara pemegang lisensi produk tempatku kerja. Kalo yang ini skill oke. Pendidikan juga sesuai dengan bidang kerjanya. Makanya aku santai saja waktu dia diangkat karyawan posisinya jadi supervisorku. 

Sialnya, tanpa sengaja aku melihat slip gaji dia. Siapa yang ga empet, posisi cuma beda satu tingkat tapi dapat gaji 60 juta sementara aku yang sudah dua tahun disana angkanya masih 1,5 juta..?

Mau ga mau aku mikir gini
Secara skill dan etos kerja, rata-rata orang kita kalah telak. Ditambah kenyataan bule non skill begitu mudah dapat posisi tinggi. Sementara sebagian saudara kita lebih suka demo menuntut kenaikan upah ketimbang meningkatkan keahlian.

Apa jadinya bila pasar bebas diberlakukan..?
Sudah siapkah kita..?


Intinya
Faktor sosial budaya yang dominan di sini. Budaya narimo ing pandhum berjalan ke arah keliru membuat kita merasa cukup dengan keahlian yang kita kuasai. Plus budaya memandang orang asing selalu istimewa bikin kita silau dan merasa kalah sebelum bertanding...

Quote of the day
Tak pernah ada yang datang sendiri, semua musti di jemput - Debt Collector


Read More

Karina

#Dewasa

Acara satu jam bersama Google hari ini nyangkut di berita tentang lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli. Ini berita lama yang aku kira sudah selesai, jebulnya masih rame di media massa.

Menurutkan opini pribadi...
Tak semestinya kita mengabaikan kinerja seseorang dalam melayani masyarakat hanya karena berbeda agama dengan mayoritas warganya. Bagaimanapun juga ini negara konstitusi, bukan konstituen.

Agama adalah pedoman agar manusia mampu menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Ketika fanatisme agama sudah melanggar batas kemanusiaan, berarti sudah melanggar pula kaidah ketuhanan yang menjadi tujuan penciptaan agama. Tak salah bila KH Ahmad Dahlan mengatakan bahwa fanatisme itu merupakan sumber kebodohan.





Kepikiran itu, aku jadi ingat Karina
Gadis kecil yang aku pungut dari sebuah keluarga Nasrani yang bercerai. Sebenarnya ada 3 anak yang harus dihidupi oleh sang ibu. Namun aku pilih Karina karena dia seumuran dengan Adi.

Setahun Karina menjadi bagian hidupku, tak pernah sedikitpun aku mengusik agama warisan keluarganya. Tugasku mendidik sebatas pembelajaran budi pekerti, menyekolahkan dan membantu mengerjakan PR. Waktunya Adi belajar ngaji, aku biarkan Karina bermain atau baca buku pelajaran.

Saat mereka mau tidur, aku pun menemani mereka bergantian berdoa. Aku awali dari si Adi baca "Bismika Allahumma ahya..." Kemudian beralih ke Karina baca doa bapak kami walaupun aku cuma hapal "Bapak kami yang di sorga.." doang, selanjutnya ga apal...

Biarpun jarang berangkat, tiap minggu aku selalu nanya Karina mau ke gereja atau sekolah minggu apa tidak. Di malam natal, walau tak ada pohon natal aku siapin hadiah dan kumasukkan ke kaus kaki yang dia gantungkan di tempat tidur.

Sampai suatu hari anakku itu bilang, "Ayah, Karin boleh ikut ngaji sama Adi engga...?"

Aku ikuti saja apa panggilan hatinya. Dan siapa sangka, dia belajar Iqro lebih cepat ketimbang si Adi. Bahkan doa mau tidur, mau makan dll dia sudah lancar. Ternyata diam-diam dia ikut ngapalin tiap kali Adi baca doa.

Sayang kebersamaan itu tak bisa dijalani lebih lama. Ibunya datang ke rumah, "Saya mau menikah lagi, mas. Sepertinya sudah tidak keberatan lagi untuk biayai hidup dan sekolah anak-anak..."

Aku cuma bisa bilang iya, tanpa pernah memahami apa yang berkecamuk dalam hatiku saat itu. Yang jelas, itu hari terakhir aku melihat Karina. Ayah barunya membawa keluarga itu pindah entah kemana...

Memang hanya setahun
Namun aku bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam perbedaan kedua anakku itu.




Sebagai pembanding...
Aku punya teman yang kehidupannya berantakan karena perbedaan agama dalam keluarga. Namun menurutku, masalahnya bukan pada agama. Melainkan orangnya yang tak mampu mengelola perbedaan ke arah yang positif.

Tapi sudahlah...
Isi kepala manusia begitu beragam dan tak mungkin dibuat seragam
Yang pasti aku hidup di alam merdeka yang harus menghargai kata tidak sepakat


Intinya
Aku tak pernah tau bagaimana orang memandang prinsip hidupku. Aku hanya ingin belajar tentang kemanusiaan sebelum aku memulai belajar syariat. Itu saja...

Quote of the day
Perbedaan itu lebih manusiawi untuk dinikmati - aktivis anti gay


Read More

01 Oktober 2013

Pancasila Sakti

#Dewasa

Garuda Pancasila
Aku lapendukulmu
...
Pribang pribangsaku
...

Begitu bunyi lagu Garuda Pancasila saat dinyanyikan Rawin kecil dulu. Begitu keukeuh dalam pendirian tak pernah mau dibetulkan guru. 

Mungkin sama kuatnya dengan Pancasila sakti yang sampai saat ini tak tergoyahkan sebagai lambang dan dasar negara. Falsafah negara beberapa kali berganti, namun Pancasila belum pernah menjadi Pancasila liberal atau Pancasila terpimpin.

Benar-benar dasar negara yang kokoh walaupun sering mengalami gangguan dan perbedaan penafsiran dari para penggalinya. 

Mengutip primbonnya Mbah Marto
Ir Soekarno dalam pidato penerimaan gelar Doktor Honoris Causa Universitas Gajah Mada, 19 Desember 1951 mengatakan, "Jangan dikatakan saya ini pembentuk ajaran Pancasila. Saya hanya seorang penggali daripada ajaran Pancasila itu..."

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa Pancasila itu bukan ajaran Soekarno. Beliau justru mengambil filosofi Pancasila sebagai sumber ajaran Soekarnoisme.

Soeharto pun mengaku dirinya penggali Pancasila. Menelurkan butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang jadi doktrin wajib setiap warganegara. Beliau mempersonifikasikan Pancasila sebagai Eka Prasetya Panca Karsa secara otoriter yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip demokrasi dan kerakyatan. 

Berani menentang berarti anti Pancasila dan musti siap digebug. Sayangnya berstandar ganda saat berhadapan dengan kroni-kroninya. Sehingga kata penggali ini menggunakan kata dasar "penggal".

Penggali Pancasila lainnya adalah ormas kepemudaan terbesar di era Orde Baru berjudul Pemuda Pancasila (PP). Anggotanya didominasi pengangguran dan residivis yang dibina agar menjadi manusia yang berguna. Sayangnya definisi berguna ini entah ditujukan untuk siapa.

Atas nama Pancasila mereka siap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Dengan back up penguasa, berbagai sudut bisnis dari yang elit sampai lapak parkir dikuasai tanpa terkalahkan. Makanya kata penggali untuk mereka penggunakan kata dasar "Gali" alias gabungan liar.



Orde baru tumbang, posisi penggali Pancasila jatuh ke tangan militan fasis agamis berjudul FPI. Menggunakan Islam sebagai kedok, mereka menebar kekerasan di mana-mana. Dengan dalih Jihad Fisabilillah demi tegaknya syariah di bumi Indonesia, sayap militer mereka tak segan menyerang kelompok Jihad Fisabili-HAM.

Tak peduli nama baik Islam tercemar, anak-anak dan perempuan pun tak lepas dari gempuran mereka seperti dalam peristiwa Monas saat Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) mengadakan aksi damai. 

Tak aneh bila arah penggalian mereka terasa terbalik. Bila Soekarno menggali Pancasila untuk menemukan saripatinya, FPI justru menggali tanah untuk menguburkan Pancasila.


Intinya
Semoga Pancasila tetap sakti
Dan tak perlu berubah menjadi Pancasila Syariah ataupun yang lainnya...

Referensi : Wikipedia | Martonesia

Quote of the day
"Sebanyak apapun orang yang mengejarmu, kau hanya akan menuju padaku" - Kiper Timnas


Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena