06 November 2008

Benarkah Senyumku Mahal..?

Seorang teman lama (apa penggemar yah...?), tiba tiba muncul di YM setelah sekian lama mencari-cari sampai akhirnya nemu identitasku dengan perantaraan mbah dukun google. Terjadi percakapan lumayan lama tentang semua kisah lalu, semasa kita masih remaja.
Halah...

Wajah yang muncul di webcam tidak menunjukan perubahan yang berarti semenjak perpisahan di lereng Lawu 12 tahun lalu. Celoteh dan candanya pun masih belum juga berubah di mataku. Tapi di matanya, akulah yang telah berubah.

Selain tambah langsing dan seksi ada satu komentar yang sama sekarang masih terus kuingat. "Mas, senyummu mahal amat sih sekarang...."

Apa iya sih aku ga pernah tersenyum? Perasaan akulah manusia yang senantiasa prangas prenges sepanjang masa. Jadi kepikiran dosa soalnya. Katanya senyum adalah ibadah. Dan senyum itu sesuatu yang teramat mudah. Kalo ibadah yang mudah saja aku tak bisa, bagaimana aku bisa ibadah yang perlu energi ekstra..?
Gathengan misalnya...
Hush...

Apa bener yah, sampai aku ga sadar kalo terjadi perubahan besar dalam hidupku? Rada sebel juga sih dibilang tampang serius forever. Walau masih untung ga dibilang tampang jelek atau muka tembok.

Ok deh, say..
Aku belajar tersenyum mulai sekarang. Aku akan senyum-senyum terus sepanjang hari di mana pun aku berada. Asal jangan dianggap tebar pesona aja yak.
Harus beli sikat gigi dulu neh...

2 comments:

  1. Berapa harganya bang. Kalo murah pesen tiga ya...

    BalasHapus
  2. sekilo sekarang 16rebu tuh..biasanya isinya 18 biji. wekekekekekekk emang telur ya kang rawins...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena