21 November 2008

Yang Kedua

Mendengar kata yang "kedua" orang seringkali menatap sinis. Semua orang ingin menjadi nomor satu. Bahkan sejak dulu pun kecap tidak ada yang bukan nomor satu. Seolah kedua itu adalah posisi yang tersisihkan.

Agaknya hanya Astrid yang berteriak lantang ingin dijadikan yang kedua tanpa kita bisa tahu apa tendensinya melawan arus isme masyarakat. Benar-benar dia ingin membuka wawasan semua orang atau hanya mencari sensasi agar bisa dijadikan alat pembenaran.

Aku sendiri tak pernah memikirkan tentang pertama atau yang kedua. Yang pasti aku merasa perjalanan keduaku ini justru terasa lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Entahlah mengapa bisa begitu..? Padahal aku yakin tidak ada perubahan atau perbedaan yang berarti dari kebersamaan kedua ini dengan yang pertama. Atau mungkin benar apa yang pernah aku tuliskan di sebuah blog tentang arti kehadiran. Dimana segalanya kadang terasa indah setelah keindahan itu pergi...

Sebelum ada kepergian itu aku memang tak pernah tahu arti sesungguhnya dari kebersamaan yang pernah kujalani. Apalagi bila semua itu hanyalah ...a dream you do not want to wake up from.

Terasa sekali ada sesuatu yang menggantung hanya karena aku menganggap perjalanan itu tak pernah ada arah tujuannya. Setelah semuanya berlalu, terasa sekali bahwa ada banyak sisi yang tak pernah tersentuh dan terasakan padahal itu lebih berarti daripada sebuah tujuan akhir perjalanan.

Seolah aku melupakan bahwa rel kereta selalu sejajar mengantarkan segala beban harapan ke tujuan namun tak pernah berimpit menjadi satu. Tanpa aku harus tahu akhirnya akan bagaimana, ternyata banyak sekali pemandangan indah di sepanjang jalan yang bisa aku nikmati. Agaknya itu yang lebih penting, karena aku hanya bisa berusaha semata dan selanjutnya aku hanya bisa memasrahkan diri kepada takdir Illahi.

Apapun yang terjadi, aku tetap merasa perjalanan kedua ini terasa begitu indah. Aku tak peduli lagi orang akan mencibir atau berkata sinis. Banyak rasa yang dapat aku nikmati dan rasakan kini. Dan hidupku tidak terasa hambar lagi.

...what make each day special.

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena