10 November 2008
Manager Rasa Kuli...
Sore tadi, aku lagi sibuk bongkar-bongkar jaringan LAN ketika seorang kurator datang dan setengah berteriak, "ngapain mas, kerjaan kasar begitu dikerjain sendiri..?"
Kenapa sih aku sering mendapat komentar semacam itu, ketika mengerjakan pekerjaan yang menurutku ga termasuk kategori haram? Ngepel diprotes, mbetulin genteng bocor diprotes. Tapi kalo isengin cewek OSIS lewat malah didukung.
Merasa ga nyaman akhirnya aku ajak beliau ngobrol sedikit panjang. Aku buka kisah lama saat aku masih jadi teknisi beberapa tahun lalu. Segala sesuatu yang bersifat teknis, bos tuh ga pernah tau. Segalanya aku yang urus dan dia taunya nyengir pasa dapat order banyak trus ngomel kalo kerjaan sepi. Dan ketika terjadi masalah yang membuat aku ngabur dari tempat kerjaku, bosku itu kelimpungan dan akhirnya kehilangan banyak konsumen karena penggantiku tak mengerti dengan sistem yang aku bangun.
Belajar dari itu, ketika aku bisa punya usaha sendiri, aku selalu berusaha untuk belajar sampai hal yang terkecil. Dan itu terbukti efektif ketika ada karyawan yang mogok, dengan gampang aku menggantikan posisinya dan segera bisa mendidik karyawan baru.
Sekarangpun karena aku terbiasa ngepel dan angkut sampah sendiri, ketika OB terpaksa harus aku liburkan, aku tak perlu bingung sementara belum dapat pengganti. Untuk staf pun system tetap aku yang pegang. Mereka hanya sebatas updater saja. Account email dan semuanya sengaja aku setting di outlook yang tak perlu login dengan alasan biar praktis. Padahal aku hanya ingin semua password hanya aku yang tahu dan bisa aku kontrol dari webserver. Sehingga ketika ada staf yang resign, mereka cuma bisa dapat pengalaman saja tanpa bisa membawa sistem keluar dari kantor ini.
Jadi begitu teman...
Bukan berarti aku lebih suka duduk di meja manager rasa kuli. Tapi hanya untuk menjaga system saja. Dan minimal aku bisa tahu pekerjaan karyawan dan seluk beluknya. Ketika mereka menyembunyikan sesuatu yang fatal, akupun bisa tersenyum sambil mempersiapkan surat teguran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih