21 November 2008

Keyakinan, Sugesti dan Doa


Dulu, sebelum aku berangkat ke Jokja, si Bos pernah menguraikan planning ke depan setelah beres menggarap pasar Jokja. Sasaran selanjutnya adalah Bali, Singapura dan Hongkong. Dan beberapa minggu terakhir ini aku malah menemukan teman seorang tauke dari Taiwan yang ingin investasi di bidang pariwisata. Beliau meminta data-data obyek wisata di Indonesia beserta sarana pendukungnya. Dan terakhir calon investor ini mengatakan bulan Maret akan survai ke Jokja.

Ketika bos dari Jakarta datang ke Jokja, aku menanyakan prospek pasar Taiwan untuk bisnis lukisan. Kemudian aku ceritakan tentang teman yang kebingungan mau menanamkan uangnya tadi. Dan si bos setuju untuk bertemu dengan beliau saat datang ke Jokja Maret nanti.

"Ok deh, bos. Tak pendekatan terus ya, siapa tahu bisa jadi jalan kita membuka pasar Taiwan," begitu aku menutup obrolan yang malah tak jadi ditutup, karena si bos mencela kata-kataku tadi.

"Jangan suka pakai kata "siapa tahu", Ko. Kalo kamu punya rencana kamu harus yakin itu akan berhasil dan kamu harus mengusahakan keberhasilanmu itu semaksimal mungkin."

"Maap deh, bos. Ini kan baru rencana mentah. Dan aku ga mau disebut "ndingini kersa"."

"Itu bukan mendahului takdir, Ko. Kalo kamu mau sukses, kamu harus yakin dari sejak perencanaan. Sukses itu tidak gratisan. Aku tahu kamu ga ngerti lukisan, tapi kenapa aku percayakan galeri ini ke kamu, soalnya kamu yakin banget bisa mengelolanya. Manusia saja butuh keyakinan sebelum memberi sesuatu, apalagi Tuhan..."

Seperempat malam aku habiskan untuk merenungi kata-kata bos. Aku jadi ingat ucapan "Insya Allah" yang telah berbelok makna menjadi alat ngeles. Dan aku juga ingat kata "Tuhan tidak akan memberi cobaan yang kita tidak kuat menjalaninya" serta "Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kalo kaum itu tidak berusaha sendiri."

Semua tampak saling berkait. Untuk memberi cobaan saja, Tuhan harus yakin kita mampu menerimanya, apalagi untuk soal rejeki. Untuk sukses kita perlu berusaha dengan penuh keyakinan agar Yang Di Atas juga yakin kita mampu menerimanya.

Jadi kesimpulanku.
Secara internal, keyakinan adalah sugesti.
Secara eksternal, keyakinan adalah doa dan permintaan.

Dalam segala hal, aku harus yakin bisa.
Tiada lagi kata semoga...

1 comments:

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena