18 Mei 2012

Kuncen

#Bimbingan Orang Tua

Sebuah komen di jurnal sebelumnya tentang SAR Goblok berbuntut pertanyaan dari seorang teman melalui japri, "percayakah mas terhadap kuncen atau hal-hal di luar nalar semacam itu..?"

Aku pribadi tetap percaya bahwa hal-hal semacam itu memang ada. Terserah orang mau bilang mempercayai hal mistis dianggap musyrik dan semacamnya. Walau diwakili satu kata percaya atau yakin, harus dibedakan antara keyakinan terhadap tuhan dan keyakinan terhadap makhluk. Mempercayai kekuatan kasat mata semacam itu buatku lebih cenderung kepada kata menghormati bukannya mengikuti.

Aku masih ingat saat pencarian 10 mahasiswa Unsoed sekitar tahun 93 lalu. Dalam persiapan evakuasi, juru kunci gunung Slamet sempat menginformasikan bahwa korban masih disembunyikan dan baru bisa ditemukan 2 hari lagi. Karena kode etik SAR tidak mencantumkan adanya sistem penundaan operasional tanpa alasan teknis, pencarian tetap di lakukan segera. Kepada juru kunci, kami tidak menyangkal dan tetap mengiyakan sambil minta dukungan spiritualnya upaya pencarian akan tetap dilaksanakan. Bukan omong kosong ketika korban benar-benar ditemukan dua hari kemudian di sektor Oscar. Tim pencari sektor tersebut sampai sumpah-sumpahan bahwa mereka sudah menyisir daerah tersebut sebelumnya dengan teliti namun tidak ada tanda-tanda sama sekali. Justru dalam perjalanan turun gunung mereka menemukan jasad korban berserakan di satu tempat.

Contoh lain pada waktu mencari korban tenggelam di curug Cipendok. Daerah pencarian yang tak terlalu luas sepertinya tak mungkin ada lokasi yang lolos dari pengamatan. Tapi tetap saja hasilnya nihil sampai kuncen petilasan yang tak jauh dari situ melakukan ritual memotong ayam hitam dan putih. Tahu-tahu korban muncul di balik batu besar. Mengambang di sungai yang dalamnya hanya sebatas pinggang.

Satu contoh lagi pada waktu 3 anak buahku tenggelam di pantai Srandil di ujung Nusakambangan. Dengan melihat pola arus laut, semua tim pencari diarahkan menyisir ke arah timur sampai ke daerah Logending. Ada yang sowan ke juru kunci petilasan Jambe Pitu dan dilakukan ritual. Petunjuk dari juru kunci menginformasikan sesuatu yang sepertinya mustahil bila melihat pola arus. Katanya korban harus di cari ke arah barat. Dan pagi harinya terbukti, ketiga temanku itu ditemukan di pantai Bunton sekitar 5 km dari tempat kejadian.

Banyaknya pengalaman semacam itu membuatku merasa tak aneh lagi dengan pelibatan unsur-unsur spiritual yang sering dikatakan tahayul atau sudah jadul di jaman modern ini. Prinsipku, upaya semacam itu bukanlah semata-mata bertindak irasional. Melainkan semacam penghormatan terhadap kearifan lokal. 

Ini sama saja dengan kita pergi ke daerah asing. Wajar bila kita tak sepenuhnya percaya terhadap orang asing yang ada di tempat itu. Namun tidak ada salahnya bila kita menghormati kebiasaan mereka karena sesungguhnya di tempat itu, kitalah orang asing yang sebenarnya dan mereka adalah pribumi yang lebih mengerti situasi setempat.

Tolong dibantu ya...
Prok prok prok jadi apa..

Adakah pendapat lain..?


8 comments:

  1. Saya sepakat dan sependapat dengan paragraf inii " Ini sama saja dengan kita pergi ke daerah asing. Wajar bila kita tak sepenuhnya percaya terhadap orang asing yang ada di tempat itu. Namun tidak ada salahnya bila kita menghormati kebiasaan mereka karena sesungguhnya di tempat itu, kitalah orang asing yang sebenarnya dan mereka adalah pribumi yang lebih mengerti situasi setempat."

    Dan juga kita percaya adanya makhluk gaib ( jin, syetan dan sejenisnya ) bukan berarti tunduk patuh pada mereka tapi mengakui keberadaan mereka walau tak telrihat mata.

    BalasHapus
  2. bentar, lha itu pak tarno jadi kuncen gedung sate tow kang wakakak

    segala hal yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, bukan berarti bahwa hal itu 'pasti benar-benar tidak pernah ada'

    BalasHapus
  3. hmm,, mmg tepat mas dgn kata menghormati bukannya mengikuti. ,, karena kita emng juga hrs meyakini dgn kehidupan gaib di luar alam nyata,,kan juga ada di sebutkan alquran

    BalasHapus
  4. memang ada terserah kita mau percaya atau tidak ya.

    BalasHapus
  5. jadi tim SAR maka keimanan juga diuji loh.... tetaplah tawakal kepada Allah

    BalasHapus
  6. percaya atau tidak ... ya emang itu ada om
    tidak bisa dipungkiri

    BalasHapus
  7. percaya gak percaya sih untuk urusan begini... Walau mungkin kalau kita yg jadi pihak keluarga akan menerima bantuan dlm bentuk apa aja, dan akan percaya apapun yg bisa menolong

    BalasHapus
  8. Sing ketilem ning Srandil kayane nyong tau di critani batir kost (arane Yuyun) gemiyen... (madan kelalen)

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena