ketemu sodara kembar |
#Semua Umur
Awalnya sempat mumet juga ketika staf lokal yang aku usulkan mengikuti pelatihan di Jogja terus-menerus pasang tampang memelas dan bilang ga berani berangkat sendiri. Padahal pasca penarikan 2 staf andalanku ke Jakarta, hanya aku dan dia doang yang sudah menguasai medan di site. Kalo aku dan dia pergi bareng, yang tersisa cuma ada dua staf yang baru dua hari bergabung. Rada berat juga meninggalkan mereka sendiri di medan yang belum dikenal. Daripada mumet sendiri, aku minta pandangan ke ibue. Malah dijawab penuh provokasi, "iya anterin aja daripada tar ilang. ehemmm ehemmm..."
Beberapa hari terombang-ambing antara cinta dan dilema, akhirnya aku putuskan untuk pergi. Buruan aku bikin berbagai macam alasan yang masuk akal biar bisa pulang diluar cuti dengan ongkos ditanggung perusahaan.
Apa yang aku takutkan beneran terjadi. Baru setengah hari di rumah, dari site masuk laporan internet mati total. Hape beneran kaya call center dari sana sini masuk komplen bertubi-tubi. Entah berapa banyak pulsa yang habis buat membimbing staf baru mengatasi perbaikan jaringan sampai akhirnya aku bisa masuk ke server lalu me-remote-nya dari rumah. Dan aku tak bisa menyalahkan proses pekerjaan yang bertele-tele karena memang mereka orang baru yang belum mengerti betul seluk-beluk pekerjaan disana.
Beres urus gangguan di site, gantian aku urus staf yang kubawa ke Jogja. Ngasih tahu tempat pelatihan, nyariin hotel murah meriah terdekat dan segala kebutuhannya sehari-hari. Dari awal aku sudah bilang agar jangan bawa perlengkapan terlalu banyak. Melihat kebiasaan temen dari luar Jawa kalo main ke Jogja, datang bawa koper sebiji pulangnya bisa bawa empat koper. Eh, ini malah bawa satu koper dan satu ransel besar. Apa yang aku perkirakan beneran terbukti. Di hari pertama, belanjaannya sudah perlu satu koper baru buat bawanya.
Maksudku sih mumpung ada waktu satu hari sebelum pelatihan dimulai, aku tawarin pengen jalan kemana. Jabang bayi, semua tempat disebut mulai dari Borobudur, Prambanan sampai Parangtritis. Mungkin memang sudah tipikal orang luar daerah kalo nyebut Jogja pasti mikirnya sampai ke Borobudur. Jarang yang tahu kalo Borobudur Prambanan itu sudah nyebrang ke Jawa Tengah dan lokasinya saling bertolak belakang.
Aku coba terangin semuanya termasuk jarak tempuhnya. Aku tawarin ke Malioboro dulu saja yang dekat. Eh, malah nyelonong dengan polosnya, "sekalian ke Sarkem ya, pak. Katanya dekat Malioboro. Ada apa sih disana..?"
#Tau Sarkem enggak sih, lu..?
Karena ga setiap waktu bisa antar, aku sarankan keliling kota jalan kaki, naik becak atau andong saja. Habis itu dia malah mengeluhkan keramahtamahan ala Jogja yang menurut dia membingungkan. Orang Jogja memang tak pernah menyasarkan orang nanya arah tujuan. Cuman kalo di tempat lain biasanya kasih petunjuk arah tuh dengan menyebut belok kanan atau belok kiri, orang Jogja akan menjawab dengan arah mata angin. Padahal boro-boro tau arah timur tenggara selatan barat daya barat barat laut utara timur laut, utara selatan saja suka keder. Lebih bingung lagi pas muter-muter diantar tukang becak. Begitu sampai ke hotel lagi nanya ongkosnya berapa malah dijawab, "terserah mau dikasih berapa..."
#Modarrroo...
Rada kasihan dengan berbagai kebingungannya, sore harinya aku jemput lagi sambil momong anak-anak. Aku tanya lagi dimana, dijawab, "di hotel entrance, pak..."
"Mana ada hotel entrance..? Di jalan apa..?"
#Rada bengong...
"Haduh gak tau jalannya. Pokoknya di depan ada tulisannya hotel entrance.."
"Eh, itu mah bukan nama hotel. Tapi penunjuk pintu masuk, dodol..."
#Tambah mumet...
Selamat datang saja deh, kawan...
Semoga betah di kotaku...
Awalnya sempat mumet juga ketika staf lokal yang aku usulkan mengikuti pelatihan di Jogja terus-menerus pasang tampang memelas dan bilang ga berani berangkat sendiri. Padahal pasca penarikan 2 staf andalanku ke Jakarta, hanya aku dan dia doang yang sudah menguasai medan di site. Kalo aku dan dia pergi bareng, yang tersisa cuma ada dua staf yang baru dua hari bergabung. Rada berat juga meninggalkan mereka sendiri di medan yang belum dikenal. Daripada mumet sendiri, aku minta pandangan ke ibue. Malah dijawab penuh provokasi, "iya anterin aja daripada tar ilang. ehemmm ehemmm..."
Beberapa hari terombang-ambing antara cinta dan dilema, akhirnya aku putuskan untuk pergi. Buruan aku bikin berbagai macam alasan yang masuk akal biar bisa pulang diluar cuti dengan ongkos ditanggung perusahaan.
Apa yang aku takutkan beneran terjadi. Baru setengah hari di rumah, dari site masuk laporan internet mati total. Hape beneran kaya call center dari sana sini masuk komplen bertubi-tubi. Entah berapa banyak pulsa yang habis buat membimbing staf baru mengatasi perbaikan jaringan sampai akhirnya aku bisa masuk ke server lalu me-remote-nya dari rumah. Dan aku tak bisa menyalahkan proses pekerjaan yang bertele-tele karena memang mereka orang baru yang belum mengerti betul seluk-beluk pekerjaan disana.
Beres urus gangguan di site, gantian aku urus staf yang kubawa ke Jogja. Ngasih tahu tempat pelatihan, nyariin hotel murah meriah terdekat dan segala kebutuhannya sehari-hari. Dari awal aku sudah bilang agar jangan bawa perlengkapan terlalu banyak. Melihat kebiasaan temen dari luar Jawa kalo main ke Jogja, datang bawa koper sebiji pulangnya bisa bawa empat koper. Eh, ini malah bawa satu koper dan satu ransel besar. Apa yang aku perkirakan beneran terbukti. Di hari pertama, belanjaannya sudah perlu satu koper baru buat bawanya.
Maksudku sih mumpung ada waktu satu hari sebelum pelatihan dimulai, aku tawarin pengen jalan kemana. Jabang bayi, semua tempat disebut mulai dari Borobudur, Prambanan sampai Parangtritis. Mungkin memang sudah tipikal orang luar daerah kalo nyebut Jogja pasti mikirnya sampai ke Borobudur. Jarang yang tahu kalo Borobudur Prambanan itu sudah nyebrang ke Jawa Tengah dan lokasinya saling bertolak belakang.
Aku coba terangin semuanya termasuk jarak tempuhnya. Aku tawarin ke Malioboro dulu saja yang dekat. Eh, malah nyelonong dengan polosnya, "sekalian ke Sarkem ya, pak. Katanya dekat Malioboro. Ada apa sih disana..?"
#Tau Sarkem enggak sih, lu..?
Karena ga setiap waktu bisa antar, aku sarankan keliling kota jalan kaki, naik becak atau andong saja. Habis itu dia malah mengeluhkan keramahtamahan ala Jogja yang menurut dia membingungkan. Orang Jogja memang tak pernah menyasarkan orang nanya arah tujuan. Cuman kalo di tempat lain biasanya kasih petunjuk arah tuh dengan menyebut belok kanan atau belok kiri, orang Jogja akan menjawab dengan arah mata angin. Padahal boro-boro tau arah timur tenggara selatan barat daya barat barat laut utara timur laut, utara selatan saja suka keder. Lebih bingung lagi pas muter-muter diantar tukang becak. Begitu sampai ke hotel lagi nanya ongkosnya berapa malah dijawab, "terserah mau dikasih berapa..."
#Modarrroo...
Rada kasihan dengan berbagai kebingungannya, sore harinya aku jemput lagi sambil momong anak-anak. Aku tanya lagi dimana, dijawab, "di hotel entrance, pak..."
"Mana ada hotel entrance..? Di jalan apa..?"
#Rada bengong...
"Haduh gak tau jalannya. Pokoknya di depan ada tulisannya hotel entrance.."
"Eh, itu mah bukan nama hotel. Tapi penunjuk pintu masuk, dodol..."
#Tambah mumet...
Selamat datang saja deh, kawan...
Semoga betah di kotaku...
he he he.... dasar udik ya temennya
BalasHapuspakde jamin deh kalo sang temen itu kalo diajak bezuk ke rmah sakit dokter sutomo surabaya, bisa ilang karena kagak tahu arah ( luasnya satu kampung), jangan -jangan kamar mayat dikira tempat penyimpanan daging ( frezer) he he he...
jiakakkakkkk... wis dianter nang sarkem..durung..om...he.he.he... jos gandos....... balik kapan ki..nang kalimantan.. ketemuan gih nang alkid..om... wisata sore..apa malam..hayukk..
BalasHapusMesti gak paham sepenuhnya tentang postingan diatas, tapi sy kok bisa senyum2 sendiri bacanya lol
BalasHapusSalam aja deh! :-D
Wakakaakakakak parah tenan si telu iki yo kang????
BalasHapusWakakaakakakak parah tenan si telu iki yo kang????
BalasHapuswa..deneng rika dadi ireng... nyekeli bentong maning...dikutuk neng sapa??
BalasHapusmemangnya sarkem apa mas?
BalasHapuskunjungan gan .,.
BalasHapusbagi" motivasi .,.
jangan pernah mengeluh dengan apapun .,.
tetaplah semangat dan nikmati semua.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.
hotel ENTRANCE... sip - sip.. nama baru...
BalasHapus