#Bimbingan Orang Tua
Dalam urusan berteman, putus nyambung itu sudah hal biasa. Begitu juga di dunia blog atau jejaring sosial, di add dan diremove bukan sesuatu yang harus bikin sakit hati. Bagaimanapun juga ini soal pilihan hati dan selera pribadi atas ocehan teman.
Secara pribadi aku lebih suka pola pertemanan seperti di blogger atau twiter. Dimana kita bisa bebas mem-follow orang yang memang kita sukai celotehnya tanpa ada beban bila tidak difolbek. Begitu juga saat kita di follow orang lain. Bila saat dicek isinya kurang kita sukai, tidak ada keharusan untuk folbek.
Kondisinya jadi berbeda di multiply. Saat kita di add orang lain, bisa jadi yang mengajak berteman memang menyukai jurnal kita dan ingin mengikuti tapak jejaknya. Ada semacam beban saat kita temukan jurnal-jurnal dia kurang sreg di hati. Tidak diapprove, kasian kalo dia memang penggemar. Bila diapprove, secara otomatis inbox kita jadi kebanjiran jurnal diluar minat.
Mungkin cara ini memang lebih mencerminkan keadilan. Namun saat kita temukan permintaan pertemanan yang niatnya cuma mau menambah jaringan tanpa ada minat tertentu terhadap jurnal kita, ini yang kadang bikin kurang nyaman. Di multiply kita bisa tahu siapa saja yang mengunjungi jurnal kita. Akan bikin bete saat ada yang hit and run. Cuman nge-add doang tanpa pernah nongol sama sekali di jurnal kita. Sudah gitu, tiap jam ngebanjirin inbox dengan quicknote ga jelas atau posting nawarin dagangan.
Suka atau tidak, begitulah adanya. Setiap ada permintaan pertemanan, keputusan sepenuhnya ada di tangan kita dengan segala resiko enak gak enaknya di kemudian hari. Sebaliknya saat kita diremove teman, tidak perlu ada beban rasa yang berlebihan. Karena bagaimanapun juga, setiap orang berhak untuk memilih teman.
Biarpun begitu, tetap saja suka ada rasa enek bila kejadiannya seperti siang tadi. Lagi baca jurnal teman, sudah ketik komentar panjang lebar, begitu klik submit yang keluar pesan error. Bolak-balik diulangi tetap muncul error. Setelah meneliti pesan errornya, ditemukan pernyataan, komentar hanya untuk teman dan dibawah headshotnya muncul tulisan add as contact.
Ngeremove sih ngeremove, tapi mbokyao jangan pas lagi komen sampai bolak balik nyobain. Hahaha pekok..
Kejadian seperti ini sudah beberapa kali dialami di multiply. Di blogger dan facebook juga pernah terjadi. Sudah ngetik panjang lebar dengan sepenuh hati, begitu klik post eh jebul muncul peringatan post diset private atau dihapus. Kalo sudah begitu, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain nyengir kuda sambil bilang semprull...
Tapi sudahlah.
Masalah semacam itu sangat manusiawi dan tak perlu terlalu dipikirkan. Ga usah seperti seorang teman dalam kasus berbeda tapi hampir senada yang membuatnya mendadak melepas spion motor. Ketika ditanya, "Bro, kok motor lo gada spionnya?"
"Iya bro, sengaja. Gue udah move on, ga mau ngeliat kebelakang lagi. Sakit hati gue, sakitt..."
Berteman atau tidak berteman itu hak asasi kan..?
Dalam urusan berteman, putus nyambung itu sudah hal biasa. Begitu juga di dunia blog atau jejaring sosial, di add dan diremove bukan sesuatu yang harus bikin sakit hati. Bagaimanapun juga ini soal pilihan hati dan selera pribadi atas ocehan teman.
Secara pribadi aku lebih suka pola pertemanan seperti di blogger atau twiter. Dimana kita bisa bebas mem-follow orang yang memang kita sukai celotehnya tanpa ada beban bila tidak difolbek. Begitu juga saat kita di follow orang lain. Bila saat dicek isinya kurang kita sukai, tidak ada keharusan untuk folbek.
Kondisinya jadi berbeda di multiply. Saat kita di add orang lain, bisa jadi yang mengajak berteman memang menyukai jurnal kita dan ingin mengikuti tapak jejaknya. Ada semacam beban saat kita temukan jurnal-jurnal dia kurang sreg di hati. Tidak diapprove, kasian kalo dia memang penggemar. Bila diapprove, secara otomatis inbox kita jadi kebanjiran jurnal diluar minat.
Mungkin cara ini memang lebih mencerminkan keadilan. Namun saat kita temukan permintaan pertemanan yang niatnya cuma mau menambah jaringan tanpa ada minat tertentu terhadap jurnal kita, ini yang kadang bikin kurang nyaman. Di multiply kita bisa tahu siapa saja yang mengunjungi jurnal kita. Akan bikin bete saat ada yang hit and run. Cuman nge-add doang tanpa pernah nongol sama sekali di jurnal kita. Sudah gitu, tiap jam ngebanjirin inbox dengan quicknote ga jelas atau posting nawarin dagangan.
Suka atau tidak, begitulah adanya. Setiap ada permintaan pertemanan, keputusan sepenuhnya ada di tangan kita dengan segala resiko enak gak enaknya di kemudian hari. Sebaliknya saat kita diremove teman, tidak perlu ada beban rasa yang berlebihan. Karena bagaimanapun juga, setiap orang berhak untuk memilih teman.
Biarpun begitu, tetap saja suka ada rasa enek bila kejadiannya seperti siang tadi. Lagi baca jurnal teman, sudah ketik komentar panjang lebar, begitu klik submit yang keluar pesan error. Bolak-balik diulangi tetap muncul error. Setelah meneliti pesan errornya, ditemukan pernyataan, komentar hanya untuk teman dan dibawah headshotnya muncul tulisan add as contact.
Ngeremove sih ngeremove, tapi mbokyao jangan pas lagi komen sampai bolak balik nyobain. Hahaha pekok..
Kejadian seperti ini sudah beberapa kali dialami di multiply. Di blogger dan facebook juga pernah terjadi. Sudah ngetik panjang lebar dengan sepenuh hati, begitu klik post eh jebul muncul peringatan post diset private atau dihapus. Kalo sudah begitu, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain nyengir kuda sambil bilang semprull...
Tapi sudahlah.
Masalah semacam itu sangat manusiawi dan tak perlu terlalu dipikirkan. Ga usah seperti seorang teman dalam kasus berbeda tapi hampir senada yang membuatnya mendadak melepas spion motor. Ketika ditanya, "Bro, kok motor lo gada spionnya?"
"Iya bro, sengaja. Gue udah move on, ga mau ngeliat kebelakang lagi. Sakit hati gue, sakitt..."
Berteman atau tidak berteman itu hak asasi kan..?
ealah ... baru tau saya.
BalasHapusjadi klo kita pas komen dan gagal terus itu ternyata ....
hmm ...
iyalah, ngeremove itu hak asasi.
kita pun bisa kan melakukan hal yang sama
memang tidak mudah ya menjaga hubungan pertemanan di dumay ini hehehe
Ada lho orang yg bisa sampe sakit hati gara2 di remove friend di social media...halah...jaman sudah berubah...
BalasHapusmultiply belon kepikiran nyoba lagi om, banjir email pancen melelahkan
BalasHapusdan hak asasi dijamin oleh undang-undang karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa hehe #kabuur
lah kalau bukan pertemanan gk bisa komen yo,,baru tau mas di multiplay ,,kirain sama aja seperti bloggger,,walau bukan follower bisa siapa saja ngomen,,
BalasHapusEndingnya lucu hehehe.
BalasHapusSaya juga lebih suka ngeblog macam begini. Kalo multiply koq rasanya aneh ya ...
move on lahhh...nyindir yah? whekekeke..
BalasHapusSabar yah mas raw, hahaha...
BalasHapusHahahaha aku jadi kelingan, kowe tak pekso follow blog aku waktu pertama2 aku pindah ke blogspot =p
BalasHapusNeng MP aku bar ndelete friend, lah kuiknot terus tiap jam, gak penting lagi, ahahaha~
Aku juga pernah dirimup, biasa ae sih wkwkwk
saya juga pernah mengalami hal yang sama, tapi kalau begitu keadaannya mau bagaimana lagi. masih ada banyak orang lain disana yang baik hati :D
BalasHapusSaya dulu hobi ng-remove orang di pesbuk, biarpun dia kenal saya di dunia nyata :D Salahe statuse nylekit.
BalasHapusSekarang mah cukup unsubscribe.
waah, yang kjam ya yang pas komen di remove itu.hehehe.
BalasHapusbtw, kunjungan perdana kawan. salam kenal ya
law gtu sobat harus ciptakan jejaringan sosial yang baru .. hhehehhe
BalasHapushahaha...kacian dech mase...
BalasHapusmultiplyku malah dah lama aq cuekin, ga mudeng hehehe
setuju om.... wes pokok e arep mbok follow opo ora sakarepe... sing penting aku iso ngguyu moco tulisanmu...
BalasHapushuahaha....
BalasHapuseh akyu ada yg ngerimup ga yah di empehh..