19 Juni 2012

Bayangan

#Semua Umur

Buka blog yang pake capcay saja rasanya sudah terdzolimi banget. Apalagi kalo setiap buka google dihadang masalah serupa..?

Hal itu beneran terjadi di koneksi perusahaan. Katanya google mendeteksi aktifitas ilegal dalam jaringanku. Yang setelah aku telusuri ternyata berawal dari kebijakan perusahaan untuk menutup akses secara total ke web-web yang dianggap tidak berhubungan dengan aktifitas perusahaan. Timku setiap hari disibukan acara hunting fox menangkapi penerobos pagar dan menutupi celah-celah yang terbuka.

Aktifitas user menggunakan anonymous proxy atau software tunneling pihak ketiga untuk menembus blokir itu oleh google dianggap aktifitas ilegal dan ip publikku masuk blacklist. Efek paling fatal menimpa email kantor yang selalu direject oleh server penerima karena filter spam mereka rata-rata mengambil data ip spammer dari blacklist tersebut.

Perlu pendekatan tingkat tinggi untuk menjelaskan hal tersebut ke manajemen sampai akhirnya aku diijinkan memblok hanya pada jam kerja saja. Kemudian aku bergerilya di level bawah untuk meminta user mengerti kesulitanku mengelola jaringan. Ke google, yahoo dan provider lain juga harus bolak-balik meyakinkan mereka agar menghapus ip publikku dari daftar hitam.

Apa yang dipikirkan manajemen hampir sama dengan pemahaman masyarakat pada saat aku buka warnet di kampung 5 tahun lalu. Begitu banyak tokoh masyarakat menentang hanya karena dalam benak mereka, internet itu identik dengan pornografi. Dijelaskan sisi-sisi positifnya juga susah menerima. Cuma sayangnya, ketika sudah beraroma uang mereka tidak lagi konsisten.

Waktu itu aku banyak keliling ke sekolah-sekolah mengajak kerjasama pembelajaran internet. Pada waktu pelajaran TIK, murid digiring ke warnet. Satu komputer untuk dua siswa sehingga tiap anak cuma bayar 2500 perjam. Tutor aku yang siapkan dan gurunya cukup duduk manis sambil menghitung jatah buat dia yang 500 perak per murid. Selain itu aku juga banyak keliling ke kampung-kampung yang menjadi daerah pengekspor tenaga kerja ke Hongkong atau Taiwan. Aku sampaikan kalo ngobrol di warnet pakai Instant Messenger lebih hemat ketimbang nelpon. Sejam cuma 5 ribu, bisa liat orangnya lagi.

Gara-gara siang hari warnet penuh anak sekolah dan malamnya yang mau chat keluar negeri sampai antri, orang yang dulu paling keras menentang tiba-tiba datang dengan mupeng, "mas, kalo bikin warnet caranya gimana ya..?"

Mungkin memang begitu tipikal sebagian dari kita kita yang seringkali takut pada bayangan. Mencoba bertindak dan mencoba membayangkan tentu sangat berbeda. Ketakutan saat membayangkan itu sama artinya kita kalah sebelum berperang tanpa ada kemungkinan menang. Tak akan pernah ada pengalaman pahit yang bisa dijadikan bahan instropkesi kedepannya. Dengan mencoba, kita jadi punya dua peluang yaitu menang atau kalah. Saat menang kita dikatakan berhasil dan saat kalah, kita jadi punya bahan untuk mempersiapkan strategi selanjutnya. Harus selalu diingat, apa yang diatas kertas seringkali berbeda dengan hasil di lapangan.

Seperti aku dulu sengaja pilih istri yang putih biarpun rada cengeng dengan satu harapan, anakku putih cakep kaya ibunya dan pinternya ikut bapaknya #pitnaaah... Siapa yang salah ketika Citra lahir kaya bapaknya yang item, jelek, ga pernah sisiran, bandel, pecicilan, suka manjat pager dan yang ikut ibue cuma hobi nangisnya.

Apa salahnya kita ikutan iklan deterjen
Berani mencoba dan berani kotor itu baik


10 comments:

  1. kasih pertamaks dulu lah.. :D

    oh ya kang..
    gimana caranya buka warnet.. ?

    saya juga kepengen.. :D
    *softwarenya bajakan ato gratisan kah..?

    BalasHapus
  2. yah pertamax habis... :(

    kalo si ncit mirip bapake, si ncip mirip siapa...

    BalasHapus
  3. uang bisa mengubah segalanya...moralitas, pandangan politik dll

    BalasHapus
  4. kulit coklat itu justru kulit idaman orang sini loh

    BalasHapus
  5. dengan mencoba, kita jadi punya dua peluang, yaitu menang atau kalah.. Remis juga bisa om..

    BalasHapus
  6. warna kulit citra itu seksi loh mas :)

    BalasHapus
  7. wes tho... citra maneh sing dadi korban.... jan... nek om rawin...

    BalasHapus
  8. jadi orang kampung sekarang suka blog rawins.com dong :p

    BalasHapus
  9. Wah saya kalo disuruh nulis comment saat comment blog aja males . hehe

    event ngeblog: menulis di blog dapet android, ikutan yuk!

    BalasHapus
  10. yap.. resiko pasti ada. kalau kita gak berani nyoba, kapan kita bisa maju ...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena