31 Agustus 2008

Maaf Bila Saya Tak Meminta Maaf

MARHABAN YA RAMADHAN..
SMS dan offline messages di YM berisi permohonan maaf dan kalimat menyambut ramadhan menjadi menu sehari-hari akhir-akhir ini. Dari yang sederhana sampai yang kreatif sampai yang kere aktif, dalam artian cuma bisa memforward pesan orang lain juga ada. Tak heran bila dalam sehari bisa menerima sampai belasan SMS yang sama dari pengirim berbeda.

Bermaafan sebelum Ramadhan sebenarnya sudah ada sejak saya kecil. Tapi maraknya SMS semacam itu bagi saya malah semacam fenomena di jaman sekarang. Bukan saya menganggap itu sebagai hal yang ganjil atau mengatakan bahwa minta maaf adalah seseuatu yang tidak baik. Saya cuma ingin melihatnya dari sisi yang lain.

Benarkah semua itu merupakan permohonan yang tulus ikhlas dari hati sanubari untuk membersihkan hati sebelum bulan suci. Ataukah hanya semacam tren sesaat karena orang lain pun melakukannya. Atau bahkan lebih parah dari itu, yaitu sebagai ajang riya agar kita disebut seorang yang agamis?

Saya melihat kenyataan di sekeliling. Awal puasa orang menyambutnya dengan gegap gempita. Tapi lihatlah ketika dua atau tiga minggu berlalu. Peserta shalat taraweh makin maju, dalam arti barisannya makin lama makin ke depan. Warung-warung makan tertutup rapat tapi orang keluar masuk semakin banyak.

Pada waktu masih tugas di Telkom Divre III saya sempat beberapa kali pindah tugas dan selalu menemukan hal menarik di setiap daerah. Waktu masih di STO Bandung centrum, Masjid AGung Bandung tampak penuh orang tiduran di siang hari. Tapi di alun-alun depan masjid yang ngabuburit sambil berpelukan juga banyak. Pindah ke Kandatel Tasikmalaya, kolam-kolam pemancingan ikan menjadi ramai di jam kerja. Dan bau ikan bakar menyengat ujung hidung. Pindah lagi ke Kancatel Banjar, warung sate paling terkenal di daerah itu mengatakan hari-hari biasa, paling mereka menyembelih kambing 3 atau 4 ekor. Tapi kalau bulan puasa, siang hari saja bisa menghabiskan 6 ekor. Paling parah ketika saya pindah lagi ke Kancatel Pangandaran, Lebaran kurang sehari saya suka ditanya "Kok masih puasa, mas..?"

Apalagi bila ingat sekitar tahun 1990 - 1995 dimana setiap lebaran saya selalu diterjunkan di posko simpatik Polres Banyumas di perempatan Buntu. Orang-orang begitu gigih berjuang untuk bisa beridul fitri di kampung halaman. Setiap tahun angka kecelakaan yang begitu tinggi tak menyurutkan niat mereka mengakhiri ibadah puasa bersama sanak saudara. Tapi mereka begitu cuek makan dan minum di sepanjang jalan. Sepadankah keinginan mereka kembali fitri di hari lebaran bila untuk menuju kefitrahnya saja mereka sudah tak mau..?

Itulah sebabnya kenapa saya jadi malas membalas setiap SMS yang masuk akhir-akhir ini. Biarlah saya tak dianggap agamis. Toh ibadah itu bukan urusan manusia untuk menilainya. Biarlah saya tak mengikuti tren atau pamer kereligiusan saya, karena kenyataannya ibadah saya ancur-ancuran.

Biarlah saya sendiri berujar dalam hati, Marhaban Ya Ramadhan. Nawaetu shaumaghadzin.... Dan bila besok ada yang bertanya, " Kamu puasa ga, Ko...?"

Paling akan saya jawab, "Sekarang ya puasa dong. Kalo bulan depan lah, Syawal..."
Read More

28 Agustus 2008

Cinta si Biru Malam

Masih soal kereta Bima yang dulu dikenal dengan nama Kereta Biru Malam. Saya jadi ingat waktu kecil suka nonton wayang. Dan Bima atau saya dulu lebih suka menyebutnya Werkudara adalah tokoh favorit saya. Saking ngefans nya sampai-sampai saya suka ngimpi menjadi anak kesayangannya. Makanya tak heran bila akhirnya saya menjadi seperti Gathotkaca yang memiliki tagline "Otot kawat balung thok..."

Setelah agak gede, saya pun masih memfavoritkan Bima yang memiliki istri yang begitu setia dan mencintainya sampai mati. Saking cintanya, sosok raseksi atau raksasa cewek itu bisa berubah menjadi cantik jelita bagai bidadari . Sayangnya penghayatan cinta itu tak pernah saya dapatkan dari tokoh raseksi. Yang datang kepada saya selalu yang cantik dan indah-indah. Jadi wajar kalo akhirnya begitu aku cinta berat, mereka malah jadi berubah brengsek.

Aneh memang manusia. Kalah penghayatan oleh kereta. Mungkin masih inget kejadian di Purwokerto dulu. Bima menunjukkan gairah asmara mautnya sampai banyak korban tewas. Bus Arimbi sampai babak belur tak berdaya setelah bercinta dengan Kereta Bima di perlintasan Jl Gerilya.

Lalu kenapa sih istri-istri Bima yang tiga orang bisa begitu mencintai sang suami, padahal berlatar belakang yang berbeda. Nagagini merupakan keturunan penguasa dalam bumi, Arimbi dari bumi dan Urangayu dari penguasa lautan. Lihat pula bagaimana sang pleiboi Arjuna bisa mendapatkan begitu banyak cinta yang mendalam, sampai-sampai Banowati mau dinikahi Duryudana dengan syarat yang merias dirinya menjelang mantenan adalah Arjuna pacar gelapnya selama 40 hari 40 malam dalam satu kamar. Weeeeh...

Trus kenapa Rama yang begitu setia dan lurus-lurus saja malah ditinggal kabur oleh Shinta dengan alasan diculik.Wajar saja kalo dibuat skenario untuk pembenaran itu. Namanya juga selebritis. Saya pikir Shinta jenuh dengan kehidupan cinta yang landai dan tanpa ada cemburu. Karena rama ga juga selingkuh untuk dibikin ribut, makanya dia sendiri yang pengen membuat Rama cemburu.

Halah... malah melenceng dari topik.
Dah ah... malah jadi pengen selingkuh neh...

Dan saya tetap saja cuma bisa jadi bawor

Read More

Mau Balik Ke Jakarta


Pesen tiket di stasiun Tugu ngantrinya setengah mati. Begitu nyampe depan loket reservasi, cuma dapat jawaban "Kalo untuk nanti malam pesan langsung di dalam, pak..."


Lari ke dalam malah susah lewat. Masinis Argo Wilis sembarangan banget markir kereta kok nutupi jalan orang lewat. Udah gitu para penggemar datang ngerubut, "ke Jakarta pak. Eksekutif masih ada nih.." 

Aku diam, mereka malah ngotot nerocos terus. Sampai akhirnya aku menyerah pasrah, "tiket gaya baru malam ada, mas...?" 
Nah, lhoo... gantian mereka yang bengong.

Banyak calo nawarin tiket, tapi sampai loket yang antrinya tak kalah panjang cuma dapat jawaban, "tiket argo dan taksaka habis, pak..." 

Lhah..pas mau balik kanan malah dipanggil lagi, "Kalo Bima ada." 
Weeh, kacaw neh orang.

Dapet deh. Tapi trus jadi inget cerita rakyat jaman dahulu kala. Sekitar 15 tahun yang lalu, naik Bima di sebelahnya duduk cewek cakep. Bima jaman dulu kan masih pakai seat dobel. Glagepan juga ketika dia tidur kok nyandar ke pundak aku. Aku rangkul pundaknya juga diem aja. Lagi seru-serunya berfantasi baru nyadar kalo baju aku tuh basah. Ternyata ngiler dia.... Sem..!!!

Read More

Digerebek polisi

Sekitar jam 9 malem, abis makan di jalan solo, baru saja nyalain komputer yang aku boyong ke halaman belakang depan kamar. Weeeh... ndadak mati lampu lagi. Pas gitu dibalik tembok pagar persis dibelakang kamar, terdengar dar der dor suara senapan. Trus disusul sirene polisi yang tidak berperasaan mengeong-eong bikin budeg. Mbok yao kalo mau ribut-ribut pindah ke mandala krida apa ke alun-alun. Masa sih galeri lukisan kok digrebek polisi.

Mau ga mau ikutan keluar juga, sebelum disuruh angkat tangan atas nama undang-undang. Kayaknya sah aja datang sebelum dipanggil. Emangnya undang-undang kencuren...?

Nyampe di luar udah banyak tuh polisi baik yang berpakaian dinas maupun yang berpakaian preman. Termasuk polisi yang jadi preman tukang malak di perempatan juga ada kali. Tadinya sih aku mau angkat kaki sebelum disuruh angkat tangan. Tapi kok mereka pada lari ke belakang galeri. Ikut juga lompat pagar sembunyi tangan sambil bingung sedikit heran.

Sampai di sana ada orang yang diseret-seret karena ga bisa jalan. Ternyata kakinya ditembak tuh. Aku langsung mikir, jagoan bener polisi kita nih. Pelor tepat kena betis, padahal ngincer kepala.

Ternyata mereka lagi nggerebek transaksi narkoba tuh. Ngawur banget yakin. Berani-beraninya transaksi di belakang kamarku tanpa kasih fee ke yang punya kawasan. Yang lebih ngaco tuh, jualan kayak gitu bawa-bawa anak lagi. Masih balita lagi.

Tapi malah ada untungnya. Pas diinterogasi rada ngebentak, anaknya nangis, polisinya jadi pelan lagi ngomongnya. Bentak lagi, nangis lagi anaknya.

Jadi kepikiran, kenapa istri, adik, kakak, kakek, nenek ga dibawa sekalian yah, biar nangis bareng kalo pas ditonjok ama pak polisi. Rame kali, kaya kurkurwok pas agustusan. Hihihi... aja aja ada neh...

Akhirnya bubar deh pasukan ribut itu. Tinggal diriku kembali kesepian nungguin PLN nyalain lampu.

Yaaaah.... nasib.!!!


Read More

26 Agustus 2008

Surat Lamaran Tape Deeeh....

Jokja sebagai kota seni telah menorehkan sebuah paham kebebasan ke dalam otak warganya. Semua hal bisa dijadikan ajang berkreasi, termasuk dalam hal lamaran kerja.

Terasa sekali lelahnya mengerjakan tugas-tugas HRD. Menghadapi beragam manusia dari yang mengandalkan pendidikan, skill maupun modal tampang doang atau bahkan ada yang cuma bisa cengengesan. Bahasa tulisan dan lisan sangat bervariatif dari yang teramat formal bak hansip mau agustusan sampai yang super gaul bagikan babon memeti minta digauli.

Ada beberapa surat yang menarik perhatian saya untuk disimak. Mau tahu..? Monggo...

Saya sangat tertarik dengan iklan lowongan kerja di website tujuhbintang. Oleh karena itu saya bermaksud untuk melamar pekerjaan tersebut. Juga besar sekali harapan saya, dengan surat lamaran ini kita bisa mempererat tali silaturahmi. Bukankah dalam agama pun telah diterangkan betapa pentingnya arti sebuah silaturahmi

Dengan hormat banget , boss !!!
Halo boss, capee deeehhh !!! apa kabar nich.....? Saya mo ngelamar kerja nich..boleh dong...
Please...boleh ya.........

Gue pernah kerja di kantor bokap, tapi gue dikeluarin, setan banget deehhh !!
Sekarang gue ngelamar kerja di kantor elo, ga usah khawatir soal jabatan deh.....
Ok deh !! gue tunggu panggilan kerja dari elo.

Dengan hormat,
Hai apa kabar nih? baik-baik aja kan ? Saya juga ketika menulis surat ini dalam keadaan sehat wal afiat. Semoga Bapak juga baik-baik aja seperti saya disini. Ngomong-ngomong gimana kabar anak-anak, sehat kan ? Istri pasti makin cantik aja.....salam aja ya buat mereka.
Oya .. hampir lupa, saya bermaksud melamar pekerjaan pada perusahaan Bapak, bisa kan ?

Dgn Hrmt.
Ttrk dgn ikl lwg krj yg dmt d blg 7btg.
Sy brmskd mengisi lwg yg bpk bthkn.
Dri thn 2005 - 2008, sy tlh bkj di crl glr, di bag cln srv.

Cuman... ada satu persamaan yang mendasar dari hampir semua surat lamaran yang masuk. Yaitu soal gaji dan fasilitas yang diinginkan. Hanya ada satu orang yang mau menuliskan gajinya sekian.

Padahal saya pengen ada juga yang nulis begini :
Untuk posisi manajer, saya minta gaji per bulan, 10 juta saja. Untuk posisi pengawas lapangan, saya rasa cukup 2 juta per bulan. Untuk cleaning service kayaknya 5 juta yah, cape soalnya. Bila sebagai staf biasa .... gratis deh.

Hmmm...
Peuyuem deeeh...

Read More

25 Agustus 2008

Direktur Klining Serpis


"Maaf pak, tadi HPku ketinggalan. Saya masih bisa nyusul untuk interview ga?" begitu suara seseorang diujung telepon kemarin sore. "Bisa ya, pak. Saya kepingin banget kerja disitu."


"Waduh, gimana ya, mbak. Senen libur, selasa jadwalnya sudah padat banget. Rabu berkas-berkas lamaran sudah harus tak bawa ke Jakarta"

"Ya senen kan gapapa.."
"Saya mau keluar mbak."
"Jam berapa, saya kesitu pagi deh sebelum bapak keluar"
"Pagi saya belum bangun."
"Ya sore atau malem juga gapapa. Ya, pak, yaaa..."

Hmmm...
Kenapa ngotot begini yak..? 
Orang lain yang ketinggalan HP malah aku yang harus ketempuhan. Orang makan nangkanya aku ya ketiban duren kalo gini nih.

Beneran...
Abis subuh baru tidur, jam sepuluh dah ada yang nelpon ke HP. Ga pake acara mandi, takut peletnya luntur langsung kutemuin.

"Mau ngelamar kerja, pak."
"CVnya aja mbak. Nanti saya ajuin ke Jakarta."
"Saya ga punya CV, wong masih nganggur. Apa ga cukup kalo pakai surat lamaran saja..?"
"Lho...???"

Belum selesai ngurus yang itu, datang lagi yang bawa amplop gede juga.
"Mas, direkturnya ada..?"
"Senen libur, mbak. Ada apa..?"
"Mau ngasih lamaran kerja."
"Ya udah, tinggal saja besok saya sampaikan."

Amplop diserahin trus pergi. Belum ambil nafas udah ada yang ketuk pintu lagi. Eh, yang tadi balik lagi. "Mas, lamarannya saya bawa dulu yah. Besok saja kesini lagi biar ketemu direkturnya."

"Emang kenapa, mbak..?"
"Kalo sama direkturnya langsung kan lebih afdol, mas."
"Dititipin saya aja juga gapapa kok."
"Ga ah. Tar mas lupa masukin tempat sampah lagi kalo pas bersih-bersih.."

Hoalah...
Tampang aja lima setengah diskon abis-abisan kok kemayu men. Yo weslah, sabaaaar...

Aku kasihin buru-buru biar cepetan ngabur tuh makhluk. Eh, masih nanya juga. "Direkturnya besok kesini jam berapa, mas..?"

Sambil nyaut handuk aku jawab sekenanya, "mau datang jam berapa yo sakarepku tho, mbak.."

Bukannya pergi malah bengong dia.
"Lho, bapak direkturnya..???"

Lah... ra urusan ra urunan...
Mumet, Mandiku jadi lama sekali...
Air sebak sabun sebotol sampai ludes...


Read More

21 Agustus 2008

Emosi, Lugu dan Onani

Aku baru saja pulang dari sate klatak pasar jejeran ketika celetukan asing masuk di YM. Singkat kata dia itu penggemar dari Yahoo Answer dimana aku lumayan hobi iseng disitu. Dia sebut saja namanya someone walaupun hedsot bergambar cewek, tapi aslinya dia cewek tanpa harus memasang jenis kelaminnya sebagai avatar. Katanya dia tertarik dengan uraianku atas pertanyaannya kemarin.

Bukan masalah jenis kelamin yang bikin aku terkesan, tapi pertanyaannya yang begitu polos dan lugu. "Mas suka onani engga? Soalnya aku suka masturbasi. Normal enggak sih?"

Karena cerita lugu ini sudah melampaui batas 17 tahun, ga ada salahnya kalo aku khususkan untuk penggemar sarmidi saja. Dulu pada waktu belum kenal mesin ketik, aku juga menulis tangan. Tapi begitu tahu mesin ketik dan mesin ketiknya ngadat, keinginan terbesar adalah membeli printer. Kumplit dengan infusannya biar tahan lama.

Obrolan polos tanpa sehelai benang pun berlanjut. "Kenapa sekarang ga suka? Kan nikmat, mas..?"

Kebiasaan menggunakan keyboard membuat hati merasa kurang sreg untuk memegang pensil. Bukan masalah nikmat atau tidak, tapi yang lebih penting adalah unsur kepuasan. Dan kepuasan ini tidak sama dengan kenikmatan. Nikmat mungkin iya, tapi tidak puas. Karena kepuasan bukan sekedar kenikmatan fisik melainkan ada pelibatan emosi yang mendalam. Tanpa emosi itu, kenikmatan hanya terasa sesaat dan lewat begitu saja tanpa kesan. Sungguh tidak menyenangkan.

"Apa ga susah, mas. Aku kok sulit untuk berhenti?"

Semuanya kan tergantung niat dan penilaian masing-masing individu. Tidak bisa hal semacam itu diseragamkan untuk semua orang. Aku cukup bergelut dengan game atau internet sepanjang waktu untuk bisa melupakan itu. Toh bukan kebutuhan sebagaimana kita perlu makan atau tidur. Apalagi dengan beban kerjaan yang mengharuskan aku siap antar jaga dari pagi sampai hampir pagi lagi. Walaupun bagi sebagian orang itu merupakan kebutuhan pokok yang luar biasa penting, katanya...

Pembahasan makin dalam saja sampai akhirnya aku tertegun ketika tertulis di YM, "Boleh ga aku ke jogja. Aku juga ingin tahu seperti apa sih kalo emosi dilibatkan..."

Belum sempat aku jawab langsung aku tutup perbincangan itu dengan say gudbai, karena Kang Pacul sudah tercium baunya di depan galeri. Sambil berjalan keluar aku masih saja memikirkan teman lugu itu. Walaupun berubah dalam pikiran menjadi luguwoblok...!!!

Hmmm...
Kenapa ga langsung datang aja yak...
Atau bener kali kata om pacul, cukup orgasme dengan komputer


Read More

19 Agustus 2008

Kartu Nama


Lega rasanya tugas selesai tanpa melewati limit yang menjadi target. Persis seperti "bucat bisul" kalo orang sunda bilang. Walaupun sejak kemarin sore sudah mendapat tanda-tanda alam untuk tidak bisa segera bersantai sejenak dengan yang tersayang.
Whatsss...?

Kemarin seharian diisi dengan mengirim laporan pandangan mata kegiatan launching via email ke media dan galeri di seluruh dunia. Malamnya ada rencana mau "bobo gasik" untuk mengembalikan kondisi tubuh ke masa pertumbuhan.

"Ko, Event 28 Oktober temanya crossover atau jaman edan. Coba pikirkan konsepnya termasuk untuk acara pembukaannya..."

Bagai petir di siang hari kalo dangduter bilang. Event 14 September saja baru mau akan mulai dikonsep. Tapi trus kepikiran ada undangan di gesbuk MP untuk menghadiri kopdar di padepokan Bagong Kusudiarjo. Ngajak si bos, trus mangkaaaat....

Buset Acarane rame bener. Penampilan musik etnik Sinten Remen pimpinan Jaduk Feriyanto benar-benar memukau. Tatatan 3 set sound system begitu menggelegar tapi tetap empuk di telinga. Apalagi penampilan beberapa group hip hop juga asyik banget. Seep tenan buat pembuka acara Oktober nanti.

Beres acara langsung nyamperin ke teknisi sound system untuk minta nomor kontak. Juga ke grup hiphopnya. Cuma pas mau nyamperin ke penyanyi dangdutnya kok mendadak mules yah..? Akhirnya batal deh.

Cuma jadi kepikiran tuh. Setiap kali menghubungi orang, mereka selalu menanyakan, "ada kartu nama, mas..?"

Waaaah....
Harus minta naik jabatan ke si bos nih. Minimal jadi manager biar bisa punya kartu nama.

Hmmm....
Read More

Mulai Kerja Rodi Lagi

Lega rasanya tugas selesai tanpa melewati limit yang menjadi target. Persis seperti "bucat bisul" kalo orang sunda bilang. Walaupun sejak kemarin sore sudah mendapat tanda-tanda alam untuk tidak bisa segera bersantai sejenak dengan yang tersayang.
Whatsss...?

Kemarin seharian diisi dengan mengirim laporan pandangan mata kegiatan launching via email ke media dan galeri di seluruh dunia. Malamnya ada rencana mau "bobo gasik" untuk mengembalikan kondisi tubuh ke masa pertumbuhan.

"Ko, Event 28 Oktober temanya crossover atau jaman edan. Coba pikirkan konsepnya termasuk untuk acara pembukaannya..."

Bagai petir di siang hari kalo dangduter bilang. Event 14 September saja baru mau akan mulai dikonsep. Tapi trus kepikiran ada undangan di gesbuk MP untuk menghadiri kopdar di padepokan Bagong Kusudiarjo. Ngajak si bos, trus mangkaaaat....

Buset Acarane rame bener. Penampilan musik etnik Sinten Remen pimpinan Jaduk Feriyanto benar-benar memukau. Tatatan 3 set sound system begitu menggelegar tapi tetap empuk di telinga. Apalagi penampilan beberapa group hip hop juga asyik banget.

Beres acara langsung nyamperin ke teknisi sound system untuk minta nomor kontak. Juga ke grup hiphopnya. Cuma pas mau nyamperin ke penyanyi dangdutnya kok mendadak mules yah..? Akhirnya batal deh.

Cuma jadi kepikiran tuh. Setiap kali menghubungi orang, mereka selalu menanyakan, "ada kartu nama, mas..?"

Waaaah....
Harus minta naik jabatan ke si bos nih. Minimal jadi manager biar bisa punya kartu nama.

Hmmm....

Read More

18 Agustus 2008

Profesionalisme dan Toilet

Episode satu saya buka wikipedia.
Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah

Cuma itu yang saya temukan ketika saya mencari-cari definisi kata profesional. Saya juga nanya temen tentang arti kata itu.

"Seorang yang profesional itu benar-benar bekerja sesuai prosedur dan pencapaian target yang ditentukan untuk kemudian memperoleh bayaran atas pencapaian-pencapaian sasaran."

Memperoleh dua masukan itu, saya jadi merasa kalo saya bukan seorang yang profesional. Dalam melakukan pekerjaan seringkali saya overdosis dan tidak memikirkan banyak hal asal apa yang ditargetkan tercapai. Sayapun jarang memikirkan berapa profit yang akan saya terima. Yang ada di otak hanya target target dan target serta upaya mencapainya.

Saya malah merasa seperti seorang prajurit tempur yang tidak memikirkan minimnya gaji dan tak bisa korupsi ataupun nyawanya sendiri selain bagaimana caranya membunuh musuh sebanyak-banyaknya dengan amunisi sesedikit mungkin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Lalu seperti apakah yang disebut prajurit profesional itu...?

Episode kedua, saya melihat manager operasional saya.
Jam kerja mulai jam 10:00 dia tidak mau datang sebelum jam itu. Kalo lewat adalah pasti. Termasuk ketika saya dikejar deadline launching Art Space kemarin malam.Sementara yang lain tak pernah memikirkan makan dan tidur, manager itu tetap saja pada tugasnya duduk di depan PC, memeriksa email atau buka friendster.

Termasuk ketika selesai acara, ketika Ibu Direktur pun ikut mencuci gelas-gelas kotor, saya minta untuk membantu di belakang, dia cuma menjawab, "Sori deh mas lagi on nih..." Sambil membuka kulkas, menenggak bir langsung dari botolnya dan terus mengepulkan asap dari mulut lokomotifnya. Tak lupa dia membagi-bagikan kartu nama ke tamu-tamu yang ada disitu dan tak pernah lupa mengingatkan ke semua orang "Saya operational manager tujuh bintang art space...."

Episode ketiga saya jadi berpikir, kapan saya bisa pro seperti itu. Walau saya pikir kayaknya ga mungkin saya bisa setinggi itu. Saya tetaplah comberan tempat orang membuang sampah. Terlalu tinggi buat saya berharap menjadi toilet duduk yang mewah. Walaupun tetap saja saya jongkok nangkring bila beol di toilet semacam itu.

Hmmm...
Manager toilet profesional. Tetap saja bau tai loe...

Read More

17 Agustus 2008

Di Ujung Lelahku...

Ketika orang lain sibuk upacara berhari merdeka, aku malah duduk tercenung di tangga menuju lantai 2. Malas banget rasanya mau turun ke ruang kantor dengan PC dan internetnya. Aku mulai berpikir tentang diriku sendiri. Kalau saja buat manusia, mungkin ini yang dinamakan lelah.

Persiapan sarana dan prasarana untuk launching Galeri Tujuhbintang Art Space yang berbarengan dengan pelaksanaan Indonesian Contemporary All Star 2008 sudah mendekati garis finish. Siang nanti aku sudah bisa menyerahkan semuanya ke Event Manager untuk tindak lanjutnya.

Pasukan bantuan dari Jakarta pun sudah mulai berdatangan. Tanpa kenal lelah mereka langsung terjun ikut ambil sapu dan kain pel untuk bersih-bersih. Cuma Operational Managerku saja yang belum kelihatan batang hidungnya. Masih kelelahan mungkin habis dines malem nungguin lilin.

Aku ingin mendinginkan otak ke lereng Merapi setelah ini. Mungkin saja Mbah Maridjan bisa memberikan semburnya agar aku kembali, "rosoooo...!!!"

Sampai Risman sopir datang menghampiri mengantar HPku. "Mas, telpon dari bos..."

"Ya, siap, boss..."

"Ko, kalo kerjaanmu sudah beres, tolong siapkan ArtShop dan bikin konsep tata kerja kantor. Aturan buat karyawan sekalian nyari orang-orangnya juga. Perkiraan cash flow dan anggaran rutin. Planning marketing artshop. Check pengiriman canvas dari China. Trus untuk event kedua 14 September nanti mulai dibkin schedulenya trus kasih liat aku ya..."

Hmmm...
Akhirnya aku bercinta lagi dengan komputerku ini....
Nice have seen you again, darling...

MERDEKAAA...!

Read More

16 Agustus 2008

Jokja banget sih loe..!!!

Akhirnya terlepas juga umpatan yang tersimpan selama ini. 

Gimana ga kesel, seminggu ini setiap hari paling tidur satu atau dua jam saja demi mengejar deadline. Bos dari Jakarta terus-terusan menanyakan persiapan launching 17 Agustus nanti. Lah yang di sini malah kerjanya ladha ledhe

Setiap kali ditanya sudah dikerjakan atau belum, jawabannya enteng, "wes gampang sesuk wae, Ko..."

Sesak sesuk.... 
Ungkapan khas orang jokja kayaknya. Besoknya ditanyakan, lebih enteng lagi jawabnya, "walah lali aku, Ko. Sesuk neh yooo...
Sesuk ninimu dierag-erag..!!!

Truuuuus...
Ketika semua itu mulai dikerjakan, ga pernah langsung tuntas. Selalu ada yang ditinggal. 

Begitu selesaipun masih terus direvisi dan revisi. Sampai akhirnya harus berantem dengan staf kantor Jakarta ketika juragan mengatakan tidak boleh ada katalog yang salah. Padahal ada satu dua kesalahan data. Dari Jakarta ga mau merubah lay out lagi karena waktu tinggal 2x24 jam. Itu masih dipotong pengiriman ke Jokja yang paling tidak memakan waktu 12 jam. Untung Lik Ihin dan pasukannya rela berkorban tidak pulang malam ini, agar besok pagi katalog bisa selesai.

Saat pusing memikirkan yang satu itu, ada lagi asisten baru hasil seleksi aku tapi interpiu bos yang semula aku anggap akan membantu mengurangi penuruan berat badanku yang sudah melorot 5 kilo dalam sepuluh hari ini, nyatanya malah bikin bludrek.

Baru saja diterima sudah ribut, "posisi aku apa, mas..?
Mau tak bilang posisi 69 bisa ga, engga tega. Sekenanya aku bilang manager operasional. 

Habis itu setiap menerima telpon selalu mengatakan, "selamat siang, disini manager operasional tubi artspace....." 
Beeenlah...

Masuk kantor lihat sampah sisa kerjaan tukang tetap cuek bebek. "Mbak, tolong bersihkan itu ya.."

"Masa manager, nyapu mas. Aku carikan orang buat office boy saja ya nanti siang."
Semprul...


Ujar-ujarnya tiap pagi bukan aku sama si bos yang sok nyapu ama ngepel apa yak..? 

Aku tanyakan pengalaman kerjanya di berbagai galeri jokja dan katanya siap untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Aku suruh beli ATK untuk kantor malah minta ditemani. Aku bilang ga apal jalan Jokja, malah jawab, "aku yang didepan, mas..." 
Hmmm... 
boleh gatholan gak ya..?


Yo wees, mengalah mangkat. Mau berangkat lihat sedan mercy si bos nongkrong di depan galeri sempat ngoceh, "pake mobil aja yuk, mas. Biar ga panas..."


Buset dah...
"Ga duwe SIM, mbak..."


Jadilah naik motor ke gejayan. Disuruh milih-milih ATK yang dibutuhkan malah bingung. Akhirnya aku nyari sendiri. Weh, masih sempat ngoceh. "Mas, aku beli agenda ya buat nyatat semua kegiatanku."


"Pilih aja sendiri", aku cuman komen begitu. 
Lama milih-milih malah mbalek lagi, "Mas, gada yang bagus. Masa manager agendanya kayak gitu."
Preeeet....

Sabaaar... sabar...

Pulang belanja terus ngomong, "Mas, aku pulang dulu yah. Mau ketemu client nih. Udah gada kerjaan kan. Ini kan galeri, mas. Biasanya masuk siangan. Dan kalo gada kerjaan boleh pulang..?"

Whooalah gundulmu ambrol
Belanjaan bukannya ditatain di meja apa rak malah mau pulang. Kantore mbahmu kali yak..? 

Males ribut tak kasih ketentuan. Masuk jam 10 pulang jam 5. Kalo lembur itung sendiri berapa jam. Kalo nerima tamu temen jangan di kantor tapi di cafe dan jangan ikhlaskan temennya pakai telpon atau fasilitas kantor.

Baru saja pantat kuletakkan di kursi yang mendadak berduri salak, ada permintaan manis lagi. "Mas, masa manager ga punya kartu nama..?"
Tape deh...

Males ribut, aku nelpon ke Jakarta minta dicetakin kartu nama untuk operational manager. Aku saja males bikin kartu nama. Mendingan ninggal KTP kalo bayarnya kurang.

Abis itu adem deh akhirnya. Sampai ada yang menyapa lagi. "Mas, masa monitornya kok begini? Ga pake yang tipis biar keren.?"


Ketekmu diklithiki, keren...
"Desainer ga ada yang pakai monitor LCD, nduuuuk...."


"Oooo... gitu ya, mas. Tapi kok kantornya malah ga dipasang AC sih. Kan sumuk mas.."

Walah sumuk..? 
Susumu dimuk-muk lah...!!!

Daripada setres, malem-malem mangkat juga ke Jl Kyai Mojo pesen AC satu lagi sisan mbayar utang AC kemaren 8 biji. Minta tambahan dana ke si bos, sambil ngomong "Pokoke untuk karyawan yang lain aku deh yang nyari bos."

"Yooo, wes kono. Goleko sing ora gawe wareg koyo koncomu kuwi.."

Lhahh... Yang kemaren milih siapeeeee...?


Mangkat, trus nongkrong di malioboro cari hiburan sisan cari SPG untuk frontdesk pas launching besok. Alhamdulillah dapat. Report bodynya ga penting, sing penting nomer HPne. Habis itu, makan rada semangat lagi.


Mbalek kantor, nyempatin buka PC si lemot cerdas yang sudah pulang itu.

Trembeleane... 
Tembelek lancung pucuke mecucung.

Aku kasih tugas ngatur file sama contact person di Outlook kok masih utuh dan polos los. History browser tak bukak kok malah isine friendster.

Belum juga tamat rasa enek, si bos masuk ruangan, "Ko, karya Tisna Sandjaya belum masuk. Emang belum kamu suruh konfirmasi lagi ya..?"

Huuuaaaaaahhhhh....
Jokja banget loeeeeee...!!!!!

Read More

15 Agustus 2008

SEO bikin otak buntu

Beberapa bulan mendapat pekerjaan menjejelkan webset ke google membuat tiap hari cuma disibukan oleh kegiatan yang menjenuhkan. Membuat blog untuk authorty site dan backlinks pendukung yang pasti tidak akan sempat menulis dengan tangan atas perintah otak sendiri. Menguasai bidang-bidang yang ga mudeng merupakan masalah besar bagi saya.

Akhirnya kopi paste dengan sedikit modifikasi untuk mendukung keyword yang diinginkan menjadi teman akrab secangkir kopi sruput yang pas tenan. Blog-blog pribadi pun telantar. Teman-teman juga pada bubar. Wah menyedihkan ternyata. Kehilangan banyak teman hanya untuk sesuap nasi.

Setelah pekerjaan-pekerjaan itu tuntas memaksa google memajang webset di halaman terdepan, kerinduan akan kesayangan lama menjadi-jadi. Mulailah ngeblog lagi. Apalagi ketika pekerjaan fisik benar-benar mendekati batas kemampuan. Wah, tambah kangen neh pemulihan isi kepala agar tidak terkontaminasi angka-angka ruwet dan target yang menghabiskan waktu.

Tapi...
Entah kenapa gara-gara kebiasaan main kopas begitu, begitu mau mulai menulis, tiba-tiba otak hang. Dulu yang segala isi kepala bisa lancar tertuang ke layar monitor, sekarang perlu waktu lama hanya untuk membuat sebuah tulisan pendek. Jangankan bisa membuat bahan diskusi, menulis cerita sehari-hari saja mendadak lemot banget.

Ternyata...


Read More

13 Agustus 2008

Monyet Lacur..!!!

Ada dua orang cewek datang ke galeri yang masih acak-acakan bertanya-tanya tentang lowongan kerja yang ternyata menyebar cepat hanya dalam waktu 3 jam sejak tanggal ditetapkan. Penampilannya cukup cool kalo anak sekarang bilang.

Awalnya saya pikir ini cewek enak diajak ngobrol, ngalor ngidul dari yang terarah sampai ga karuan. Buntut-buntutnya dari sekedar kesan mereka anak gaul, mulai berubah menjadi anak bisa digauli. Mohon maaf bila saya telah berburuk sangka.

Cuma saya heran dengan tingkah manusia jaman sekarang yang kadang begitu idealis tapi untuk sebuah kepentingan harga diri dan kehormatan sepertinya sudah bukan prioritas lagi. Budaya menjual diri sudah merebak sampai ke tingkat yang mengkhawatirkan walaupun mungkin menyenangkan.

Tak salah rasanya kalo saya bilang rasa kemanusiaan semakin menjauh dari diri manusia yang selalu marah kalau disebut binatang. Saya ingat apa yang pernah dibaca di kompas, bahwa budaya menjual diri itu berasal dari monyet yang mungkin benar-benar leluhur kita menurut mbah Darwin.

Monyet jantan diketahui bersedia ’membayar’ untuk dapat kawin lebih sering dengan monyet betina yang disukainya. Imbalan jasa yang ditawarkan kepada monyet betina berupa pelayanan istimewa mengambili kutu di sela-sela rambut.

Transaksi seks di antara monyet tersebut ditemukan Michael Gumert dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. Ia mempelajari sekawanan monyet makaka berekor panjang yang terdiri dari 50 individu di Kalimantan Tengah selama 20 bulan.

Setiap monyet betina rata-rata melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya 1,5 kali setiap jam. Namun, kecenderungan ini meningkat menjadi 3,5 kali setiap jam setiap kali monyet betina diberi layanan khusus pencarian kutu oleh monyet jantan. Untuk sekali kawin, monyet jantan harus mencari kutu rata-rata selama 16 menit.

Jual beli seks di antara monyet-monyet tersebut juga dipengaruhi hukum pasar. Jika di sana terdapat beberapa monyet betina, ongkos yang harus dibayar pun menurun. Seekor monyet jantan cukup mencari kutu selama 8 menit untuk bisa kawin dengan betina yang diinginkannya.

Karena kutu sekarang sudah mulai jarang, keinginan mencari pekerjaan atau sekedar ditraktir bakso bisa mendapat imbal jasa pelayanan bakso mentah. Manusia dan kemanusiaannya benar-benar berada di simpang jalan. Walau berbeda tapi tetap saja itu mencerminkan kebinatangan mulai memasuki dunia manusia. Tapi tetap saja kita sering ngamuk kalo dibilang binatang.

Cuma teman saya di Bandung saja yang bangga disebut binatang. Bahkan dia tulis dan publish dimanapun dia berada. Makhluk unik itu namanya Dudung bin Atang.

Read More

12 Agustus 2008

Ayam Ikan Sapi Terpeleset...

Jalan-jalan sore ketika kelaparan melanda membawaku ke sudut pasar beringharjo. Duduk di angkringan tukang soto lalu pesan satu mangkok. Malah dapat pertanyaan wajar tapi malah kepikiran sampai sekarang. "Soto ayam nopo daging, mas..?"

Ayam atau daging...? Kalo daging belum tentu ayam. Tapi kalo ayam, apa bukan daging ya? Kecuali yang disoto tuh bulunya atau jeroannya usus mungkin ada benernya. Iseng nanya akhirnya aku dapat penjelasan kalo ayam ya daging ayam, kalo daging berarti daging sapi. Hmmm...

Aku malah jadi ingat kebiasaan bahasa error yang lain. Masih dalam bahasa Jawa. Kadang aku mendengar orang berkata iwak ayam atau iwak sapi. Iwak kan ikan? Ikan ayam.... Kayaknya di bahasa Indonesia juga pernah dengar nih. Bahasa sunda juga, suka ada yang bilang lauk hayam...

Jadi kalo orang bilang ikan, ya artinya ikan air tawar. Ikan laut ya harus pakai kata laut. Tapi itu masih bener kan..? Trus kalo ikan sapi? Sering dengar tapi belum pernah liat, suer... Kalo ikan sapu-sapu pernah atau ikan ayam-ayam atau ikan kambing-kambing. Itu bener berwujud ikan.

Trus kenapa ga populer dengan istilah daging saja ya.? Daging ikan yang secara logika ada benarnya malah jarang didengar. Yang lebih terpeleset lagi adalah istilah daging buah. Buah kan nabati, dan daging itu hewani. Kok bisa-bisanya jadi hermaprodit begini? Apa ini ada hubungannya dengan bencoy-bencoy yang njijihi makin sering nongol di tipi?

Tau ah, malah jadi bingung bikin definisi perbedan istilahnya. Dan yang lebih membingungkan lagi adalah kalo disuruh membedakan yang di foto ini...

Terserah deh, pikirin amat. Yang penting sotonya enak, murah, meriah tur njeprah...

Read More

10 Agustus 2008

Kejar Setoran

Ternyata benar apa yang aku tulis sebelumnya. Kedatanganku di Jokja bukanlah untuk membuka lembaran baru yang putih polos. Tapi lebih banyak ke benang kusut yang harus segera diurai agar bisa mengejar deadline tanggal 17 nanti.

Meninggalkan Stasiun Gambir diantar hujan lebat tak mempengaruhi keinginanku untuk segera memejamkan mata sebelum aku kedinginan dalam kereta. Alhamdulillah cewek yang duduk di sebelahku cuma melirik waktu aku tanya mau kemana, jadinya aku ga tertimpa resiko menemani ngobrol sepanjang perjalanan.

Sebenarnya yang bikin aku terharu, bukan sekedar lirikan matanya. Tapi arah lirikan ke sandal jepitku itu lho. Setidaknya aku harus bangga, kalo sandal kucel saja bisa menarik sudut mata seorang gadis manis yang entah siapa namanya, apalagi orangnya. Mungkin dia begitu takjub sehingga tak mampu untuk menatap kharisma wajah bututku. Yah, gapapa. Sandal jepitku cukup untuk mewakiliku.

Tiba di Stasiun Jokja jam 3 subuh langsung di culik pasukan pecel di pintu sarkem. Makan-makan sambil melepas kangen trus meluncur ke Amikom. Agak siangan sedikit baru menuju Sukonandi untuk melihat persiapan Contemporary All Star. Bangunan yang baru selesai 70% akhirnya dikebut siang malam. Akupun ikut seperti kehabisan waktu yang berjalan terlalu cepat.

Syukurlah, seminggu sudah aku membantu pasukan pengaduk semen disini. Tampang galeri ini sudah mulai bisa dilihat dengan mata telanjang. Entah kalo melihatnya dengan mata kaki. Listrik, komputer, internet dan jaringan sudah beres. Tinggal pasang hotspot untuk fasilitas internet gratisan di cafe.

Semoga deadline terkejar dan aku bisa segera liburan santai ke tempat mbah Maridjan di lereng Merapi sana. Doain aku mbah, tar kita balapan sepeda ya....

Read More

09 Agustus 2008

Anak Anak Yang Terbuang


Seandainya Aku Bukan Anakmu...
.... dan hanya seekor anak anjing
akankah kau izinkan aku makan dari pingganmu, Bunda tercinta?

seandainya aku hanya seekor burung
akankah engkau terus merantaiku agar aku tak bisa terbang?

kalau begitu halnya, aku akan pergi
aku tak akan mau lagi menyentuh makanan yang kau berikan padaku ..
aku tak akan membiarkan engkau menaruhku di dalam tanganmu lagi

Aku akan terbang jauh ke dalam hutan
dan tak akan pernah kembali padamu lagi ...
(Rabindranath Tagore)

Apakah benar sangkaan bahwa orangtua kandunglah yang selalu paling hebat mencintai anaknya, sedangkan orang lain tidak? Kenyataannya, menurut Seto Mulyadi, sekitar 70 persen kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orangtua. Data KPAI malah menyebut angka 80%/

Bagaimana bila ada seorang anak menulis kalimat seperti ini tentang ibu kandungnya? "Saya lapar, ibu saya telat memberi makanan, dan mengunci makanan di lemari padahal itu hanya tempe atau tahu. Pernah ibu marah-marah dikira saya mencuri tempenya. Setiap pagi saya bantu ibu untuk mengepel, membersihkan rumah dan memasak, tetapi setelah dimasak, makanan ditaruh di lemari dan dikunci. Saya sering puasa, dari puasa tiap hari dan puasa nabi Daud (sehari makan sehari tidak) ...."

Kelak, "Aku akan terbang jauh," pikiran si anak pun melayang tinggi, dan akhirnya ia berhasil berlayar ke arah matahari, sampai bertemu laut yang hijau. (Someone di Eropa , terimakasih untuk kisahnya).

Anak-anak yang nasibnya jauh lebih mengerikan dari kasus Someone di atas masih banyak. Tidak kurang, ribuan mungkin jutaan anak-anak di berbagai belahan dunia menjadi obyek pelampiasan dan pengalihan sasaran kemarahan atau perasaan stres dari orangtuanya. Entah karena lelah bekerja, atau ketika ketika hubungan suami/istri yang semula harmonis berubah menjadi "ajang pertarungan", ayah yang menceraikan ibu, ayah menikah lagi, ibu sibuk bekerja, ayah di PHK, ibu yang depresi, ayah kecanduan judi, ibu meninggalkan ayah, dan macam-macam beban hidup lainnya.

Dampaknya terhadap anak-anak sungguh mengerikan. Ada orangtua yang melukai, menyiksa, atau menganiaya secara fisik, seperti memukul, melempar, menendang, mengguyur dengan air, dll. Anak tidak hanya luka ringan, luka berat, namun juga meninggal dunia.

Ada juga yang mengganggu dan menekan emosi anak sehingga anak menjadi takut, tidak berani mengungkapkan pendapatnya, menjadi penurut, tak kurang pula yang memilih melakukan kekerasan seksual seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, membuat foto porno, pelacuran anak, dan perdagangan anak.

Begitulah, makhluk-makhluk mungil itu diam-diam "mati" di tangan ayah-bundanya sendiri. Hanya satu kali manusia hidup. Dan hidup yang satu itu pun mereka serahkan ...

Anak-anak bukanlah "sampah" yang bisa diperlakukan seperti apa saja, yang kehadirannya seolah tidak pernah dikehendaki. Mudah-mudahan lebih banyak orangtua yang punya kasih dibanding yang tidak, lebih banyak orangtua yang menghidupi ketimbang membunuh, dan lebih banyak orangtua yang menampung daripada yang mengusir ...

Read More

08 Agustus 2008

Selingkuh Itu Alamiah


Hasil suatu pengkajian yang pernah dilaporkan di jurnal Science, edisi September 1998, menyebutkan bahwa selingkuh (infidelity) itu alami (natural).

Hasil itu memperlihatkan bahwa sembilan di antara sepuluh mamal (binatang menyusui) dan burung yang berpasangan untuk hidup ternyata tidak jujur terhadap pasangan mereka.

Para ahli mendapati, binatang yang berkeliaran untuk saling kawin hanyalah mengikuti kebutuhan biologis mereka. Penelitian yang antara lain menggunakan teknik uji coba genetik (genetic testing) itu memperlihatkan bahwa bahkan pasangan binatang yang dikenal saling setia dengan pasangannya, juga berupaya mendapatkan pasangan seksual dengan yang lain.

Menurut Dr. Stephen T. Emlen, seorang ahli perilaku evolusioner dari Cornell University, Amerika Serikat, betina berkeliaran untuk mendapatkan gen sebaik mungkin bagi keturunannya, sedangkan jantan terdorong hasrat untuk menjantani sesering dan sebanyak mungkin. “Monogami yang sebenarnya sungguh jarang,” katanya.

Dr. Emlen berpendapat, ada dua macam monogami, sosial dan genetik. Pada jenis yang pertama pasangan mengikat diri dan bekerja bersama untuk membesarkan anak, sedangkan pada monogami genetik para induk adalah pasangan seks yang saling setia. Bila monogami sosial relatif sudah umum, monogami genetik adalah suatu kekecualian dan bukanlah peraturan.

Dikatakan, hanya ada dua jenis monyet, marmoset dan tamarin, yang benar-benar penganut monogami. Semua jenis primata yang lain sering kawin dengan yang bukan pasangannya. “Salah satu polanya adalah betina mencari status dan kualitas tinggi,” tutur Dr. Emlen.

Dengan cara itu betina mampu melahirkan keturunan dengan kualitas lebih tinggi yang memiliki kemampuan untuk hidup dan bertahan. Si jantan secara biologis digerakkan untuk keluyuran dengan hasrat untuk menyebarkan gen ke dalam kawanan mereka sebanyak mungkin.

Contoh lain diperoleh dari burung. Kesetiaan dalam berpasangan seks sudah lama diyakini terdapat dalam kawanan burung. Bluebird, sejenis burung yang pandai menyanyi, merupakan salah satu contoh terbaik. Pasangan jantan dan betina bekerja bersama untuk membuat sarang, mengerami telur, kemudian memberi makan dan membesarkan keturunan mereka yang masih muda.

Meski begitu periset mendapati perselingkuhan yang juga tinggi dalam kehidupan seks burung bluebird. Patricia Adair Gowarty, seorang ahli perilaku lingkungan hidup dari University of Georgia mendapati 15 persen hingga 20 persen bayi burung yang diasuh oleh pasangan bluebird, bukanlah keturunan biologis si jantan. Menurut Gowarty, hanya 10 persen dari 180 spesies itu yang secara sosial bermonogami, benar-benar setia secara seksual.

Tentu saja manusia jauh berbeda dengan binatang. Alasan manusia untuk mendapatkan seks di luar pasangan juga jauh lebih rumit dan kompleks. Satu hal yang secara umum diyakini periset, monogami tercipta di antara spesies yang keturunannya sanggup bertahan dengan baik karena dibesarkan oleh pasangan yang utuh. Secara evolusi, mungkin ini yang mendorong manusia untuk bermonogami karena anak-anaknya perlu waktu lama untuk menjadi dewasa.


Read More

03 Agustus 2008

Selamat Tinggal Ibukota

Enam bulan yang aku aku menapakkan kaki di Jakarta dalam sebuah pelarian dan pencarian sebuah harapan hidup. Datang dengan kaos kumel, celana kucel, ransel butut bersandal jepit tanpa arah tujuan.

Setelah menjalani banyak cerita tentang kejamnya ibu kota yang ternyata tak sekejam ibu kandung seorang anak kecil yang telah kehilangan teman sejatinya, hari ini aku sudah tinggalkan metropolitan menuju kedamaian baru. Kemarin sore aku pergi dari Jakarta masih seperti ketika aku datang dulu. Celana lusuh bersandal jepit dan tas punggung berisi harta bendaku yang tak banyak itu.

Walau tak banyak, tetap saja ada satu dua perbedaan yang mendalam walau sekedar dalam hatiku saja. Aku datang dalam kesunyian tanpa harapan, pergi dengan segunung cita-cita akan masa depan. Aku datang tanpa ada hamparan karpet merah, namun aku bisa pergi dilepas dengan doa seseorang berbaju merah yang mungkin menyimpan berjuta harap dengan kepergianku.

Iya, Ibuku...
Kepergianku bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perjalanan yang diharapkan lebih dari segalanya. Walau tiada janji yang terucap di monumen megah simbol Jakarta tapi tetap akan ada sebuah kerinduan untuk bisa kembali dalam suasana yang berbeda.

Kemarau panjang selama beberapa bulan diakhiri dengan hujan lebat ketika keretaku mulai bergerak meninggalkan stasiun Gambir semoga bukan berarti Jakarta berduka dengan kepergianku. Tapi bila benar Jakarta menyesalkan semuanya, kuharap hanya kota ini yang merasakan itu. Semoga sepotong hati yang tertinggal di sana tidak menyisakan air mata. Biarlah hujan di luar sana, tapi dalam hati hanya ada wangi tanah basah yang seringkali aku rindukan.
Semoga...

Selamat Tinggal Ibukota...

Read More

02 Agustus 2008

Pagi Yang Beda

Sabtu, 2 Agustus 2008 08:00

Ada yang berubah ketika aku masuk ke ruangan kerja di SA Comunication. Biasanya aku dapati meja yang sudah rapi dengan segelas besar air putih, secangkir kopi hangat, koran yang masih terlipat rapi dan pernak-pernik lainnya termauk asbak kesayangan.

Pagi ini tidak ada tumpukan buku atau berkas-berkas kerjaan, memo atau catatan pekerjaan. Aku cuma menemukan secangkir kopi dan selembar tiket kereta di atas buku Misteri Apel Newton yang belum selesai aku baca kemarin sore.

Walau aku tahu ini pasti terjadi, tapi tetap saja aku tertegun agak lama. Mungkin ini suasana pagi terakhir yang aku rasakan dengan secangkir kopi hangat di atas meja. Tiket Argo Lawu tujuan Yogyakarta sore nanti telah menutup buku tebal yang aku buat disini.

Besok hari sepertinya sudah ada buku tebal lain lagi yang masih kosong atau malah penuh coretan-coretan kacau yang harus aku bersihkan. Mungkin esok pagi sudah tidak ada lagi secangkir kopi penyambut aktivitas pagiku.

Tapi apapun itu, tetap saja harus aku jalani. Bahkan aku anggap itu sebagian dari cita-citaku untuk menemukan kehidupan yang baru menggapai masa depan.

Semoga...

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena