08 Februari 2009

Coklat Valentine

Malem minggu pengen tidur sore malah diganggu Ela yang minta diantar jalan-jalan. Akhirnya berangkat deh. Tapi bukan ke Amplaz apa nonton sekaten, melainkan ke minimarket sambil angkut galon dan tabung gas.

Baru saja masuk, pelayan sudah menyambut dengan ramah, "coklatnya, mas. Kan mau valentine..."

"Apa hubungannya, mbak..?"
"Kalo valentine kan makanan khasnya coklat."
"Mulai kapan, mbak? Bukannya gudeg..?"
"Ga tahu sih, mas. Cuma biasanya gitu..."

Halah...
Pemaksaan yang tidak bertanggungjawab neh.

"Ga deh, mbak. Ga pernah ikutan yang begituan. Emang ada apa kalo valentine..?"
"Kan hari kasih sayang, mas."
"Emang kasih sayang harus pake jadwal setahun sekali..?"
"Ya enggak sih. Tapi kan mengikuti tren."
"Saya masih ikut orang tua kok. Dari kecil belom pernah valentinan. Paling disuruh rajaban apa muludan."
"Sekali-kali ikut mas, biar gaul..."
"Waduh, mbak. Saya bukan anak gaul."
"Belajar dong... Tak ajari, po..?"
"Emang mbak mau menggauli saya..?"

Si mbak malah nyengir. Tau apa yang kepikiran di otaknya. Setelah itu si mbak tak tinggal bantuin si Ela belanja kebutuhan dapur bulan ini. Habis bayar belanjaan si mbak nanya lagi, "coklatnya engga, mas..?"

Hayah...
Coklat lagi.
Kirain mau menindaklanjuti soal ngajarin gaul...

2 comments:

  1. Valentine tuh budaya orang kok. Ngapain ikut ikutan juga

    BalasHapus
  2. Bener tuh mas. Kalo ga gaul ya harus digaulin
    Hehehehe...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena