15 Februari 2009

Penipu Ku Cari...

Usai pembukaan pameran, aku mengantar vocalis Deliciouz Band yang akan main reguler di Terrace Cafe Seturan. Dalam perjalanan menembus gerimis malam itu ada sedikit obrolan menarik, ketika Lisa mengajak sesekali nongkrong cafe dugem.

"Kalo mau cari cewek disitu aja, mas."
"Ada yang baik-baik ga..?"

Yang ditanya malah tertawa, "Hari gini di kota, mas. Cewek baik-baik cuma casingnya aja. Yang siangnya pake kerudung rapet super jaim, malemnya dugem juga. Mendingan cari yang rusak sekalian biar ga merasa tertipu dengan penampilan"

Hmmm...
Begitu sulitkah mencari perempuan bertitel "bukan penipu" sekarang..?

Jadi ingat obrolan di skype beberapa waktu lalu dengan seorang teman di negara tetangga sana. Dia mengeluhkan kehidupan seks bebas di sekitarnya. Mau cari kondom ga perlu ke apotik seperti Indonesia, di toko 24 jam pun ada. Begitu katanya.

Aku cuma ketawa.
Kalo mau beli kondom kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri. Di mini market sebelah galeri juga ada. Kehidupan seks bebas juga sudah menjadi keseharian disini. Ga usah heran kalo di tempat kost mahasiswa setiap malam terjadi lomba desah tanpa rasa risih lagi.

Sebelum poster menjijikan calon penjahat bermuka warak (wakil rakyat jare..) bertebaran, di tiang listrik atau telepon banyak kertas tertempel dengan tulisan "Telat datang bulan hubungi 081...."

Mungkin benar kata Lisa, casing manusia sekarang sering menipu. Sewaktu masih numpang tidur di Cybernet dulu, anak-anak santri dari sebuah pondok pesantren besar kalo browsing yang dicari malah gambar atau film esek-esek. Ga cuma sekali ada santri meninggalkan pesantren dengan sukses membawa ijasah dan ijabsah dengan titel MBA, Married By Accident...

Dusss...
Seseorang yang pernah begitu dekat dulu. Pada awalnya aku kagumi karena penampilan yang begitu indah menyejukan. Ibadah begitu rajin dan sering bikin aku mules kalo sudah diceramahin soal agama. Tapi karena hidup harus diseimbangkan antara dunia dan akherat, casing bagus ternyata ga cukup. Charger juga harus bagus dan ga cukup satu. Ga peduli charger itu ilegal dan harus menelantarkan charger originalnya.

Huuh...
Sudah begitu parahkan kehidupan di sekeliling kita..?
Kenapa kita masih tak mau jujur dengan kenyataan..?

Jadi pengen belajar agama neh...


1 comments:

  1. Betul banget mas
    Kita memang jarang mau mengakui kalo diri kita rusak

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena