Lagi sibuk-sibuknya mempersiapkan pembukaan Auction House di Singapura Juli mendatang, di Kompas kemarin malah ada berita tentang Flu Singapura. Dan pagi ini, si bos call di skype trus pamer tampang yang penuh bercak-bercak.
Kemarin si bos cuma bilang kena cacar. Dan pagi ini beliau cerita kalo kena Flu Singapura. Gejala awalnya memang mirip cacar, tapi lebih gawat. Karena cacar hanya bisa kena seumur hidup sekali. Flu singapura ini bisa berkali-kali dan penyebarannya lebih cepat.
Beliau bilang, waktu berangkat ke dokter bintik di muka baru tiga biji. Tapi begitu pulang sudah penuh. Bahkan sampai ke dada, punggung, mulut, lidah, tenggorokan dan mata.
Mengutip dari kompas :
”Virus flu hanya sebagai pemicu, yang berbahaya justru infeksi sekunder. Bila virus influenza itu masuk ke tenggorokan, kuman yang berkumpul di tenggorokan akan jadi galak, bakteri yang semula tidak patogen bisa menjadi patogen,” kata Herdiman. Apabila tidak diantisipasi, hal itu bisa berakibat fatal, bahkan kematian, bagi penderita.
Untuk mencegah terinfeksi flu singapura, masyarakat, terutama mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, dianjurkan menghindari kontak dengan penderita. Sementara vaksinasi influenza dinilai kurang efektif mengingat virus influenza mudah bermutasi sehingga vaksin baru efektif apabila menggunakan bahan virus saat terjadi epidemi.
Virus flu singapura ditularkan dari mereka yang masuk ke Indonesia setelah bepergian atau berlibur dari luar negeri. Penularannya melalui kontak langsung dengan penderita, udara, percikan air liur, urine, dan feses.
Jika ada yang baru datang dari luar negeri, sebaiknya membuka pakaian dan membersihkan badan sebelum kontak langsung dengan orang, terutama bayi dan anak-anak.
Nah lho...
Pas nanya ke si bos. "Jadi ga ke Singapura nya bulan Juli..?"
Beliau menjawab, "Ya jadi, Ko. Ini tandanya kita cocok di sana. Penyakitnya saja cepet nempel, apalagi duitnya..."
Halah...
Tetap semangat ya, bos...
Cepet sembuh aja deh, biar bisa kecipratan duit Singapura juga...
Kemarin si bos cuma bilang kena cacar. Dan pagi ini beliau cerita kalo kena Flu Singapura. Gejala awalnya memang mirip cacar, tapi lebih gawat. Karena cacar hanya bisa kena seumur hidup sekali. Flu singapura ini bisa berkali-kali dan penyebarannya lebih cepat.
Beliau bilang, waktu berangkat ke dokter bintik di muka baru tiga biji. Tapi begitu pulang sudah penuh. Bahkan sampai ke dada, punggung, mulut, lidah, tenggorokan dan mata.
Mengutip dari kompas :
”Virus flu hanya sebagai pemicu, yang berbahaya justru infeksi sekunder. Bila virus influenza itu masuk ke tenggorokan, kuman yang berkumpul di tenggorokan akan jadi galak, bakteri yang semula tidak patogen bisa menjadi patogen,” kata Herdiman. Apabila tidak diantisipasi, hal itu bisa berakibat fatal, bahkan kematian, bagi penderita.
Untuk mencegah terinfeksi flu singapura, masyarakat, terutama mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, dianjurkan menghindari kontak dengan penderita. Sementara vaksinasi influenza dinilai kurang efektif mengingat virus influenza mudah bermutasi sehingga vaksin baru efektif apabila menggunakan bahan virus saat terjadi epidemi.
Virus flu singapura ditularkan dari mereka yang masuk ke Indonesia setelah bepergian atau berlibur dari luar negeri. Penularannya melalui kontak langsung dengan penderita, udara, percikan air liur, urine, dan feses.
Jika ada yang baru datang dari luar negeri, sebaiknya membuka pakaian dan membersihkan badan sebelum kontak langsung dengan orang, terutama bayi dan anak-anak.
Nah lho...
Pas nanya ke si bos. "Jadi ga ke Singapura nya bulan Juli..?"
Beliau menjawab, "Ya jadi, Ko. Ini tandanya kita cocok di sana. Penyakitnya saja cepet nempel, apalagi duitnya..."
Halah...
Tetap semangat ya, bos...
Cepet sembuh aja deh, biar bisa kecipratan duit Singapura juga...
wow jadi namanya pun antik yah, flue singapore :D kekeke
BalasHapusYang Ga pernah ke Singapura santai saja... ini penyakit orang yg lebih duit hehehhe
BalasHapusbaru mau akan kesana udah ditakut-takutin duluan
BalasHapushehehe...
Menurut Dinkes sebenarnya penyakit ini adalah penyakit kuku dan mulut.
BalasHapus