06 April 2009

Mengejar Kereta Api


"semalam balapan dengan kereta lagi. hatiku jadi tersayat-sayat.."

Sebuah SMS pendek, namun akibatnya tidak sependek kalimat itu. Menyeruak di sela-sela kesibukan dikejar deadline demi deadline yang membuatku harus melupakan bobo sore dan jalan-jalan.

Otakku sempat terhenti beberapa lama terjejali bayangan lama, menembus gerimis tengah malam sepanjang aspal Bantarsari - Sidareja yang sejajar dengan rel kereta api. Dingin malam tak terasakan, memacu pedal gas mengiringi kereta malam yang tak juga mau mengalah.

Tidak banyak arti memang. Yang ada hanya perubahan makna, ketika ambisi mengejar kereta berubah menjadi analogi rel yang sejajar dan selalu bersama namun tak pernah bisa bersatu hanya untuk mengantar kereta sampai ke tujuan.

Kini aku tak mau lagi hidup dalam pengejaran dan pengejaran yang tak pernah usai. Dan tak seharusnya aku tenggelam lagi dalam kisah pengejaran kereta api. Beban didepan mataku teramat banyak.

Walau aku bukan pelukis yang bisa merubah sepi menjadi karya seni. Namun aku harus mampu atasi sunyi. Demi tujuan akhir yang entah kapan bisa tercapai.

Maaf...
Aku tak bisa lagi menemani.
Semoga sepi tak mengiris hatiku lagi...

5 comments:

  1. kenapa mas..?
    kata katanya dalem banget
    sampai bingung mengartikannya

    BalasHapus
  2. Betapapun pedih adalah sebuah kenangan
    jika mungkin kereta mengantar sunyi
    tanpa goresan lara
    aku kan turut melecutnya
    jauh menembus gelap
    menuju titik senja
    ...


    Kadang sepi itu indah

    BalasHapus
  3. Masa lalu adalah sebuah bayangan yang telah kita tinggalkan.Hidup ini bagaikan mengikuti suatu perlombaan. Perlombaan lari yang tanpa tujuan, karena garis finish masih sangat jauh,entah sampai kapan kita dapat mencapainya.

    BalasHapus
  4. Memang lagi berlomba kok. Tapi untuk berlari mengejar kereta api lagi kayaknya engga aja deh

    BalasHapus
  5. tak ada yang perlu dikejar om.... tunggu aja disitu, besok juga akan lewat lagi...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena