Dalam beberapa hari ini sudah tiga orang yang berkeluh kesah tentang kegagalan cintanya hanya oleh satu kata, perbedaan.
Satu teman gagal melanjutkan percintaannya ke jenjang yang lebih tinggi hanya karena berbeda agama. Satu teman lagi harus bubar rumah tangganya dengan alasan berbeda etnik.
Aku sendiri tak tahu kenapa orang begitu gampang menjadikan perbedaan sebagai kambing hitam. Seharusnya orang bisa memikirkan itu dari sejak awal memiliki niat meningkatkan hubungan rasa.
Seringkali kita melupakan untuk berpikir jernih ketika sebuah rasa telah hinggap di hati. Ungkapan tak kenal maka tak sayang sepertinya sudah mulai luntur dari benak kita. Yang sering terjadi malah sudah sayang tapi belum kenal. Kenal yang aku maksud ini bukannya sekedar kenal nama atau report body semata. Tapi kenal lahir batin dalam arti yang sebenarnya.
Itu teramat susah di jaman internet seperti sekarang ini dimana pertemuan cukup dilakukan melalui messenger. Dan ketika sudah ada terpaan rasa, kita seringkali berusaha keras untuk menyembunyikan sesuatu dalam diri yang dianggap buruk dan bisa mengganggu proses pedekate. Ini sebuah ketidakjujuran umum yang menjadi penyakit di suatu saat nanti.
Kenapa kita harus menyalahkan perbedaan bila dari awalnya saja kita sudah salah langkah. Padahal perbedaan adalah nikmat yang harus disyukuri. Manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling melengkapi. Sandal jepit saja tidak akan nyaman kita kenakan bila kanan semua.
Bagaimana cara kita menyiasati perbedaan?
Sepertinya hanya kejujuran jawabannya.
Eh...
Ada satu teman yang belum aku sebutkan. Cuman untuk yang satu ini aku ga bisa komentar banyak. Temanku itu juga gagal dalam percintaan karena perbedaan. Tapi beda jenis kelamin alasannya...
Satu teman gagal melanjutkan percintaannya ke jenjang yang lebih tinggi hanya karena berbeda agama. Satu teman lagi harus bubar rumah tangganya dengan alasan berbeda etnik.
Aku sendiri tak tahu kenapa orang begitu gampang menjadikan perbedaan sebagai kambing hitam. Seharusnya orang bisa memikirkan itu dari sejak awal memiliki niat meningkatkan hubungan rasa.
Seringkali kita melupakan untuk berpikir jernih ketika sebuah rasa telah hinggap di hati. Ungkapan tak kenal maka tak sayang sepertinya sudah mulai luntur dari benak kita. Yang sering terjadi malah sudah sayang tapi belum kenal. Kenal yang aku maksud ini bukannya sekedar kenal nama atau report body semata. Tapi kenal lahir batin dalam arti yang sebenarnya.
Itu teramat susah di jaman internet seperti sekarang ini dimana pertemuan cukup dilakukan melalui messenger. Dan ketika sudah ada terpaan rasa, kita seringkali berusaha keras untuk menyembunyikan sesuatu dalam diri yang dianggap buruk dan bisa mengganggu proses pedekate. Ini sebuah ketidakjujuran umum yang menjadi penyakit di suatu saat nanti.
Kenapa kita harus menyalahkan perbedaan bila dari awalnya saja kita sudah salah langkah. Padahal perbedaan adalah nikmat yang harus disyukuri. Manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling melengkapi. Sandal jepit saja tidak akan nyaman kita kenakan bila kanan semua.
Bagaimana cara kita menyiasati perbedaan?
Sepertinya hanya kejujuran jawabannya.
Eh...
Ada satu teman yang belum aku sebutkan. Cuman untuk yang satu ini aku ga bisa komentar banyak. Temanku itu juga gagal dalam percintaan karena perbedaan. Tapi beda jenis kelamin alasannya...
No comment deh...
Ilustrasi Gandhi Lennon
Karya Saptoadi Nugroho
Tujuh Bintang Art Space
Mamang serba susah, kalau perkawinan harus didasari hal2 yang serba sama,sama agama sama ras/suku, sama kaya dan sama2 berpendidikan tinggi. Mana ada kalau yang baik2 dan hebat2 harus hanya dimiliki mereka.Lantas yang gak memiliki persyaratan seperti tersebut mo dikemanain? Bukankah Allah itu adil?
BalasHapusMengenai yang terakhir itu,halah itu mah di luar akal sehat manusia.Bukankah Allah itu menciptakan 2 manusia yang berlaina jenis,yaitu Adam (jantan) dan Hawa (betina) supaya mereka ber-anak cucu yang banyak dan memenuhi bumi.Allah gak menciptakan Adam dan Adam,atau Hawa dan Hawa saja,namun ke dua duanya.