Ada yang berbeda hari ini. Biasanya ketika masuk ke kantor, senyum si Vivie selalu menyambut dengan manis menambah semangat di pagi hari. Hari ini hanya ada meja kosong tanpa penghuni di depanku.
Kemarin hari terakhir dia berstatus karyawan disini. Keputusannya untuk melanjutkan studi ke UI membuatnya harus boyong ke Jakarta. Dia pun sepertinya berat meninggalkan galeri. Tadi malam, jam 23:00 dia baru pulang ke rumah. Dan sebagai kenang-kenangan aku suruh pelukis galeri untuk membuat lukisan diri.
Agak sedih memang ditinggal anak lucu itu. Lebih sedih lagi kalo inget harus cari karyawan baru, ngajarin lagi dari nol, dst dst... Dan aku harus gerak cepat. Karena sampai bulan Juli ada 3 event di Jogja dan 1 event di Jakarta yang harus aku siapkan. Itu pun masih ditambah instruksi si bos untuk menyiapkan pembukaan balai lelang di Singapura bulan Juli.
Ok deh, Vie...
Selamat jalan dan semoga sukses. Aku tak mau berlarut-larut memikirkan kamu. Bukan aku tak sayang lagi, tapi beban berat menumpuk di depan mata. Akan selalu kukenang semua celotehmu. Terutama ucapan terakhirmu, "mas, pinjem pick up buat anter perabotan ke Semarang. Sekalian disupirin yah..."
Hmmmm....
Kebiasaan nyuruh-nyuruh belom ilang juga.
Ga tahu tanggal muda aku sibuknya kayak apa tuh anak.
Dasar...!!!
Kemarin hari terakhir dia berstatus karyawan disini. Keputusannya untuk melanjutkan studi ke UI membuatnya harus boyong ke Jakarta. Dia pun sepertinya berat meninggalkan galeri. Tadi malam, jam 23:00 dia baru pulang ke rumah. Dan sebagai kenang-kenangan aku suruh pelukis galeri untuk membuat lukisan diri.
Agak sedih memang ditinggal anak lucu itu. Lebih sedih lagi kalo inget harus cari karyawan baru, ngajarin lagi dari nol, dst dst... Dan aku harus gerak cepat. Karena sampai bulan Juli ada 3 event di Jogja dan 1 event di Jakarta yang harus aku siapkan. Itu pun masih ditambah instruksi si bos untuk menyiapkan pembukaan balai lelang di Singapura bulan Juli.
Ok deh, Vie...
Selamat jalan dan semoga sukses. Aku tak mau berlarut-larut memikirkan kamu. Bukan aku tak sayang lagi, tapi beban berat menumpuk di depan mata. Akan selalu kukenang semua celotehmu. Terutama ucapan terakhirmu, "mas, pinjem pick up buat anter perabotan ke Semarang. Sekalian disupirin yah..."
Hmmmm....
Kebiasaan nyuruh-nyuruh belom ilang juga.
Ga tahu tanggal muda aku sibuknya kayak apa tuh anak.
Dasar...!!!
Vivi lagi... vivi lagi...
BalasHapushehehe
Walah neng Vivi,tega amat sih, ninggalin mas Rawins sahabat yang setia itu.Semoga sukses lah Vi,cita2mu untuk lanjutin kuliah di Jakarta.
BalasHapus