Seorang teman curhat di telepon semalem.
Bagaimana sih menguji pribadi cowok. Udah kebelet menikah tapi dapetnya boong melulu. Apa cowok emang brengsek semua ya..?
Kamu kali yang brengsek. Mengungkap kelebihan makhluk bernama laki-laki kepada laki-laki juga. Orang Jawa menyebut cowok itu lanang, ala'a tetep menang (biar jelek tetap menang). Makanya hati-hati dunk, teliti dengan baik dan benar sampai ke akarnya. Karena semuanya bisa berbuah tetap berawal dari akar termasuk akar tunggangnya sebagai sumber dari segala kekisruhan dunia.
Bagaimana bisa lihat banyak dari awal. Sekarang kenalan lebih banyak di messenger. Begitu ketemu banyak yang sok jaim. Tingkah lakunya serba baik dan perhatian banget. Bagaimana bisa tahu hatinya busuk.
Diajak ngobrol dong neng.
Ngobrol sering banget. Tutur katanya halus merdu merayu menutupi sifat aslinya.
Ajak nginep di hotel aja kalo gitu. Kalo perlu beberapa hari, makin lama makin bagus. Boleh berbuat apa saja sesuka yang kalian mau tapi tanpa orgasme dengan dalih atau cara apapun. Taruhan saja seribu perak. Yang kebablasan berarti kalah taruhan.
Kok seribu perak? Ya mending ngalah kalo gitu. Kenapa ga sepuluh juta sekalian.
Jangan melihat dari nilai nominalnya dunk, say. Tapi nilai moralnya. Kalo menahan nafsu saja tidak mampu, berarti moralnya cuma seharga nasi kucing. Walau hari gini moral sepertinya tidak berarti buat banyak orang, tapi dalam rumah tangga itu yang utama. Rumah tangga bukan sekedar seks semata. Tanggung jawab terhadap komitmen itu yang utama.
Kenapa mengujinya harus dengan seks?
Kalo memang laki-laki normal, hanya 0,001% yang tidak menginginkan seks ketika kesempatan itu ada di depan mata. Bagaimanapun seks merupakan kebutuhan dasar kedua manusia secara insting dewasa. Mau dibilang apa, manusia tetaplah binatang yang memiliki naluri untuk mempertahankan hidup dan keturunan. Kalo untuk nafsu paling besar itu bisa dikendalikan, sepertinya lebih mudah untuk mengendalikan diri di bidang yang lain. Kalo bisa, kemungkinan cowok itu otaknya rada lempeng 80%. 5% kemungkinan impoten dan sisanya mungkin dia homo. Hehehe...
Tapi kan melanggar agama..?
Kalo mau menggunakan konteks agama, ya konsekuenlah dengan cara yang agamis. Dan jangan salahkan bila ada yang menganggap manusia beragama adalah yang menghalalkan poligami. Kalo mau menguji dengan menjajagi watak manusia yang paling dasar ya hanya dengan cara melihat kebutuhannya secara naluri alami. Makan dan seks.
Kok ngawur mas..?
Kamu nanya saya jawab. Dipake syukur engga juga saya ga rugi. Namanya juga berbagi. Pikir dulu mateng-mateng, dan keputusan ada di tangan anda. Resiko tanggung penumpang.
Ok, tak pikir dulu mas
Jangan lupa pikirkan juga.
Saya masuk kandidat buat dites ga..???
Bagaimana sih menguji pribadi cowok. Udah kebelet menikah tapi dapetnya boong melulu. Apa cowok emang brengsek semua ya..?
Kamu kali yang brengsek. Mengungkap kelebihan makhluk bernama laki-laki kepada laki-laki juga. Orang Jawa menyebut cowok itu lanang, ala'a tetep menang (biar jelek tetap menang). Makanya hati-hati dunk, teliti dengan baik dan benar sampai ke akarnya. Karena semuanya bisa berbuah tetap berawal dari akar termasuk akar tunggangnya sebagai sumber dari segala kekisruhan dunia.
Bagaimana bisa lihat banyak dari awal. Sekarang kenalan lebih banyak di messenger. Begitu ketemu banyak yang sok jaim. Tingkah lakunya serba baik dan perhatian banget. Bagaimana bisa tahu hatinya busuk.
Diajak ngobrol dong neng.
Ngobrol sering banget. Tutur katanya halus merdu merayu menutupi sifat aslinya.
Ajak nginep di hotel aja kalo gitu. Kalo perlu beberapa hari, makin lama makin bagus. Boleh berbuat apa saja sesuka yang kalian mau tapi tanpa orgasme dengan dalih atau cara apapun. Taruhan saja seribu perak. Yang kebablasan berarti kalah taruhan.
Kok seribu perak? Ya mending ngalah kalo gitu. Kenapa ga sepuluh juta sekalian.
Jangan melihat dari nilai nominalnya dunk, say. Tapi nilai moralnya. Kalo menahan nafsu saja tidak mampu, berarti moralnya cuma seharga nasi kucing. Walau hari gini moral sepertinya tidak berarti buat banyak orang, tapi dalam rumah tangga itu yang utama. Rumah tangga bukan sekedar seks semata. Tanggung jawab terhadap komitmen itu yang utama.
Kenapa mengujinya harus dengan seks?
Kalo memang laki-laki normal, hanya 0,001% yang tidak menginginkan seks ketika kesempatan itu ada di depan mata. Bagaimanapun seks merupakan kebutuhan dasar kedua manusia secara insting dewasa. Mau dibilang apa, manusia tetaplah binatang yang memiliki naluri untuk mempertahankan hidup dan keturunan. Kalo untuk nafsu paling besar itu bisa dikendalikan, sepertinya lebih mudah untuk mengendalikan diri di bidang yang lain. Kalo bisa, kemungkinan cowok itu otaknya rada lempeng 80%. 5% kemungkinan impoten dan sisanya mungkin dia homo. Hehehe...
Tapi kan melanggar agama..?
Kalo mau menggunakan konteks agama, ya konsekuenlah dengan cara yang agamis. Dan jangan salahkan bila ada yang menganggap manusia beragama adalah yang menghalalkan poligami. Kalo mau menguji dengan menjajagi watak manusia yang paling dasar ya hanya dengan cara melihat kebutuhannya secara naluri alami. Makan dan seks.
Kok ngawur mas..?
Kamu nanya saya jawab. Dipake syukur engga juga saya ga rugi. Namanya juga berbagi. Pikir dulu mateng-mateng, dan keputusan ada di tangan anda. Resiko tanggung penumpang.
Ok, tak pikir dulu mas
Jangan lupa pikirkan juga.
Saya masuk kandidat buat dites ga..???
Ilustrasi The Brittle Protection
Karya Adjie Dharma
Hahahaha... cara yg aneh untuk penjajagan hehehehhe.
BalasHapusmemang ada yg pandai menyembunyikan sifat aslinya, dan ada juga yg tidak pandai berpura2 ...
No comment deh. Cuma melayani curhat temen aja kok
BalasHapusDicuekin tar dikira sombong.
Hehehe....