05 Desember 2010

Citra Rewel

Sampai di kampung halaman Citra mendadak rewel. Sebentar-sebentar nangis tanpa penyebab yang jelas. Kalo menurut pemikiranku sih cuma jetlag atau kaget dengan perubahan suasana. Sama rewelnya dengan ketika dia pertama kali dibawa ke Jogja dulu.

Tapi namanya orang kampung, ada-ada saja istilah yang harus aku iyain daripada benjol. Seperti ketika Citra dibawa ke Jogja dan rewel, mbahnya ikut ribut. Membawa bayi keluar kampung halaman seharusnya bawa sejumput tanah agar si bayi tidak nangis karena kangen saudaranya. Yang dimaksud saudara disini adalah ari-ari yang digantung di belakang rumah simbah.

Ketika balik ke kampung yang sama artinya menengok saudaranya, Citra rewel juga. Simbah masih berkilah, ditengok dong ke belakang rumah. Jauh-jauh dari Jogja ga mau nengokin. Iya deh, mbah...

Lain mbahnya lain juga ibunya. Rewelnya Citra katanya gara-gara aku mampir nonton ebeg kemarin. Bukan masalah aku bawa danyang ebeg ke rumah, tapi aku plarak-plirik cewek yang nonton. Katanya kalo ayahnya ga bener di luaran, bisa bikin anak rewel.

Kalo yang ini ga aku iyain, soalnya bisa bikin perang dunia. Untung aku ada saksi kang Gering, yang bisa mendukung bahwa aku ga plarak-plirik. Kalo ngeliatin dan ngajak ngobrol cewek-cewek Adiraja emang iya. Abisnya cakep-cake sih. Dan yang paling penting aku tidak larak-lirik. Titik...

Siaran langsung dari pinggir blumbang sambil menunggu kopi plus mendoan terhidang...

Mobila Post via XPeria

3 comments:

  1. Hahaha...bapaknya lirak lirik tuh..
    bahaya..bahaya..

    BalasHapus
  2. katanya kalo bayi rewel itu berarti bayinya sehat ya?

    BalasHapus
  3. namax juga anak2 mas...
    salam sama dede citra,,

    ^^

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena