Tembok Ratapan

Untuk ukuran Desember, kayaknya hari ini bisa dibilang cerah. Tapi entah kenapa begitu banyak teman yang mengeluh tentang pandangannya yang suram. Memang mengeluh adalah sifat dasar manusia yang tak akan bisa hilang selama hayat masih dikandung badan. Makanya manusia selalu membutuhkan sarana untuk menyalurkan semua unek-uneknya agar hidup terasa lebih indah. Jaman dulu, mungkin hanya buku harian yang banyak dijadikan tempat sampah. Seiring kemajuan teknologi, keranjang sampah mulai melebar ke blog dan jejaring sosial.

Biarpun buang unek-unek adalah sesuatu yang manusiawi dan curhat secara online juga sudah umum, tapi aku tetap merasa kurang suka baca ratapan yang terlalu lebay. Kesannya kaya orang sudah males hidup tapi takut mati. Walau aku juga suka gaenak dengan orang yang terlalu kasar, tapi buatku misuh lebih baik daripada mewek-mewek secara terbuka. Sama-sama kurang baik, tapi dengan misuh paling tidak energi positifnya masih terasa dan tidak kelihatan pasrah.

Meratap di depan umum sama saja dengan kita kentut didepan orang lain kebawa ampasnya. Kita mungkin sedikit lega, tapi orang lain menerimanya dengan rasa yang tak menentu. Memang kentut hampir sama rasanya dengan cinta. Cuma efeknya saja yang berbanding terbalik. Kalo cinta bikin orang terbuai, kentut bikin terkulai. Cinta bikin mabuk kepayang, kentut bikin mabuk bukan kepalang.

Eh, sori...
Kok malah bahas cinta..?
Kembali ke letop

Mungkin berawal dari kegemaran orang meratapi nasib secara online itu, makanya si Mark Zukacebogh mengistilahkan salah satu fiturnya sebagai wall atau dinding. Mungkin terinspirasi tembok barat Yerusalem yang menjadi tempat orang Yahudi meratapi dosa-dosanya sampai lebih dikenal dengan nama tembok ratapan.

Lebih puyeng lagi kalo ada ababil 4l4y nyelip di daftar teman. Saat seneng bisa mengumbar kata cinta tiap jam dan saat di ambang kehancuran, ratapan statusnya bisa muncul 5 menit sekali. Mau diremove, kayaknya ga menghargai banget statusnya sebagai insan muda yang tengah mencari jati diri. Dibiarin juga bikin perut mules. Sapa yang ga enek sih kalo kebetulan lihat komen-komen kayak gini.

"Inalillahi..."
"Ada apa..???"
"Cinta mati.."
"So suiiiit..."
"Kok seneng sih..? Ini beneran mati keselek iped.."
"Oooh kirain. Turut berduka cita deh. Ngelayat sekarang yuk.."
"Bentar aku ngecas BB dulu.."
"Buat apa..?"
"Mau edit profile jadi single..."
Hoeks...

Ealah dah ngaco lagi
Dah ah, kepikiran cuti mulu neh kayaknya
Biar suasana suram, tetap semangat dong, pren...