Sudah beberapa hari ini postingan juragan Pacul tak pernah lepas dari cerita tentang bapakmu. Entah lagi jatuh cinta lagi merangkap kangen sama bokapnya atau memang lagi kejar setoran tayangan kuiknot ga begitu jelas alasannya. Padahal kalo memang hobi ngoleksi bapakmu, apa salahnya yang komen tidak boleh nulis yang lain selain tentang bapakmu.
"Bapakmu buatan China ya..?"
"Lho kok tahu...?"
"Pantesan pas aku bilang cinta, kamu malah buang muka sambil bilang nexian delo..."
"Oooo kirain karena bapakku suaranya kenceng, dual sim, kiped qwerty, trackball..."
#podo wae pekoknya...
Sesuatu yang sedang menjadi tren memang sulit untuk dibendung. Suka tidak suka kita memang harus membiarkan semuanya mengalir dan tunggu sampai itu berlalu. Apalagi tren masa kini berputar begitu cepat dan instan sehingga orang pun segera bosan lalu melupakannya.
Seperti hape yang umumnya dulu segede bata. Orang berlomba-lomba untuk bisa memiliki hape yang paling mungil agar dibilang keren. Tak perlu waktu terlalu lama, tren kembali berbalik arah dimana makin besar hape makin besar pula tingkat gengsinya. Beberapa waktu lalu orang merasa keren bikin id online yang 4n3h". Seiring pengembangannya dari sekedar id menjadi sebuah bahasa yang disebut 4l4y, mereka yang dulu bangga dengan id nya mulai merubahya menjadi id yang bersahaja.
Hal yang sama pun akan terjadi dengan bahasa ajaib anak-anak baru gede itu. Yang merasa tak suka, tak perlulah terlalu banyak menghujat sejauh tidak merasa terganggu secara pribadi. Toh itu hanya sekedar tren yang sebentar lagi juga lenyap seperti bahasa gaul yang sempat sampai dibuatkan kamusnya oleh Deby Sahertian dulu. Memang bahasa gaul tak sepenuhnya punah, tapi penggunaannya semakin menyempit karena sekarang bahasa itu identik dengan bahasa kaum waria.
Yang tak mau mereka pergunakan mungkin cuma satu yaitu penggunaan gelar alm di belakang nama mereka. Secara umum alm diartikan almarhum untuk jenis laki-laki dan almarhumah untuk gender perempuan. Kaum transgender menolak pengartian alm di kalangan mereka sebagai alumunium, dengan alasan mereka itu banci bukannya panci.
Satu tren lain yang aku dengar banyak penganut dan penentangnya adalah bahasa bergaya Syahrintoisme. Banyak yang mencemooh pengguna Syahrintoisme sebagai kata yang tak jelas artinya. Namun banyak pula pengikut fanatik yang selalu menyisipkannya dalam setiap ucapan.
"Heh Syahrinto, kamu habis ditonjok orang ya..?"
"Alhamdulillah yach, cuman benjol dikit."
"Gimana rasaya ditonjok orang..?"
"Hmmm... sesuatu banget..."
#sambil mendesah...
Yang agak parah mungkin bila isme tersebut merasuk ke kalangan santri. Bisa-bisa pak kyai ngomel karena wirid sehabis shalat mendadak berubah jadi, "subhanallah, alhamdulillah, sesuatu... subhanallah, alhamdulillah, sesuatu..."
Pro dan kontra adalah hal yang sesuatu banget wajarnya. Sejauh tidak saling hujat atau saling tonjok, biarkan sajalah. Toh aku yang sejujurnya tak suka dengan gaya bersyukur ala Syahrini itu, kadang suka juga kalo ibue sudah menyanyikan lagunya Syahrono.
Aku tak biasa...
Aku tak biasa bila ku tidur tanpa...
Belalaimu...
#nunggu cuti bulan depan kok lama amat yach..?
"Bapakmu buatan China ya..?"
"Lho kok tahu...?"
"Pantesan pas aku bilang cinta, kamu malah buang muka sambil bilang nexian delo..."
"Oooo kirain karena bapakku suaranya kenceng, dual sim, kiped qwerty, trackball..."
#podo wae pekoknya...
Sesuatu yang sedang menjadi tren memang sulit untuk dibendung. Suka tidak suka kita memang harus membiarkan semuanya mengalir dan tunggu sampai itu berlalu. Apalagi tren masa kini berputar begitu cepat dan instan sehingga orang pun segera bosan lalu melupakannya.
Seperti hape yang umumnya dulu segede bata. Orang berlomba-lomba untuk bisa memiliki hape yang paling mungil agar dibilang keren. Tak perlu waktu terlalu lama, tren kembali berbalik arah dimana makin besar hape makin besar pula tingkat gengsinya. Beberapa waktu lalu orang merasa keren bikin id online yang 4n3h". Seiring pengembangannya dari sekedar id menjadi sebuah bahasa yang disebut 4l4y, mereka yang dulu bangga dengan id nya mulai merubahya menjadi id yang bersahaja.
Hal yang sama pun akan terjadi dengan bahasa ajaib anak-anak baru gede itu. Yang merasa tak suka, tak perlulah terlalu banyak menghujat sejauh tidak merasa terganggu secara pribadi. Toh itu hanya sekedar tren yang sebentar lagi juga lenyap seperti bahasa gaul yang sempat sampai dibuatkan kamusnya oleh Deby Sahertian dulu. Memang bahasa gaul tak sepenuhnya punah, tapi penggunaannya semakin menyempit karena sekarang bahasa itu identik dengan bahasa kaum waria.
Yang tak mau mereka pergunakan mungkin cuma satu yaitu penggunaan gelar alm di belakang nama mereka. Secara umum alm diartikan almarhum untuk jenis laki-laki dan almarhumah untuk gender perempuan. Kaum transgender menolak pengartian alm di kalangan mereka sebagai alumunium, dengan alasan mereka itu banci bukannya panci.
Satu tren lain yang aku dengar banyak penganut dan penentangnya adalah bahasa bergaya Syahrintoisme. Banyak yang mencemooh pengguna Syahrintoisme sebagai kata yang tak jelas artinya. Namun banyak pula pengikut fanatik yang selalu menyisipkannya dalam setiap ucapan.
"Heh Syahrinto, kamu habis ditonjok orang ya..?"
"Alhamdulillah yach, cuman benjol dikit."
"Gimana rasaya ditonjok orang..?"
"Hmmm... sesuatu banget..."
#sambil mendesah...
Yang agak parah mungkin bila isme tersebut merasuk ke kalangan santri. Bisa-bisa pak kyai ngomel karena wirid sehabis shalat mendadak berubah jadi, "subhanallah, alhamdulillah, sesuatu... subhanallah, alhamdulillah, sesuatu..."
Pro dan kontra adalah hal yang sesuatu banget wajarnya. Sejauh tidak saling hujat atau saling tonjok, biarkan sajalah. Toh aku yang sejujurnya tak suka dengan gaya bersyukur ala Syahrini itu, kadang suka juga kalo ibue sudah menyanyikan lagunya Syahrono.
Aku tak biasa...
Aku tak biasa bila ku tidur tanpa...
Belalaimu...
#nunggu cuti bulan depan kok lama amat yach..?
Ahhhhhh endingnya bahaya ini :p
BalasHapuswell, postingan ini Alhamdulillah yah Siswanto banget (kata sule). bapake pengamat tren masa kini juga rupanya, update getoooh.
tapi yg bikin kesel krn pengucapan Alhamdulillah sekarang itu sudah dimaknai sebagai Joke oleh beberapa orang, huhh... syahrini memang sesuatu!
pasti lagi galau.. acak adut gini bahasannya. :p
BalasHapushahahaha suruh dimajuin aja cutinya
BalasHapusdaripada makin gajebo gini
bisa didemo sama efefi kan ruevot toh xixixi
wakakakkaka.
BalasHapusitu bahasa darimana lagi?
baru tahu ada bahasa "sesuatu banget" ? ternyata itu dari tv ya?
maklum di kost gak punya tv. wkakaka.
#OOT:
daripada beli kostum KBH RX, mending motor yang dipake di hutan dimodif jadi kayak belalang tempur, biar keren.
atau mobil yang dipake offroad di hutan dimodif jadi kayak mobilnya RX yang bisa jalan di air (amfibi).
:D
Saleum, :)
BalasHapusAlhamdulillah ya, saya sudah dapatkan cerita bagus dipagi ini. sesuatu banget... hahahahaa...
tetap semangat sob, maju terus semoga belalainya sudah diambil lagi ama si gajah.
saleum dmilano
sumpah, bakal dikira orang sinting aku, didepan komputer perpus cengengesan sendiri hahaha
BalasHapusWah, harus bilang ke atasan nih supaya Rawins dipercepat cutinya. Postingannya makin lama makin bahaya soalnya, huehehehehe..
BalasHapuswahahhaha... emag l4gi MusIM nG4laY...
BalasHapusHahahahaha... "Gimana rasanya ditonjok orang?" "hmmmm sesuatu banget..." LOL ^^
BalasHapusoalah...
BalasHapussyahrinto itu versi laki lakinya syahrini...
Hahahhaa
emang sesuatu banget
nyambungin wirid alhamdulillah dgn sesuatu banget bidah tuh... :D
BalasHapuskadang-kadang suka sebel kalo udah ada yang ngomong pake bahasa gaul,gak ngerti
BalasHapushem apalagi syah-rni,itu kan bentuk syukur yang gak boleh di sepelekan,,
orang kalo lagi kangen memang bawaannya begini, saya tahu pasti itu.
BalasHapusyu syahrono memang lagi pengin tenar, dan jane agak mual nek denger 'mantra itu' ditiruin cah abg di angkot/ bc di status :D
BalasHapusbang rawins ngefans banget ya ama syahrini. hubungan ama syahrono gimna tuh. ckckckckk
BalasHapus#nunggu cuti bulan depan kok lama amat yach..?
BalasHapussudah pasti ini, ini pasti berhubungan dgn urusan belalai...
lagunya keren juga gan :D mantap
BalasHapusOia kawan ikutan Berandai Menjadi Anggota DPD RI yuk
Iyo bener cak.
BalasHapusPonsel yang dulunya sebesar watu saiki kecil mungil sak semut.
Memang benar juga kita tak bisa membendung sesuatu yang lagi trend.
Padahal kalau ditelaah, belum tentu sesuatu yang tren itu berdampak positif ke beberapa kalangan.
Saya sendiri berharap, tren-tren yang berdampak negatif tidak sampai menyebar luas di kalangan, terutama kalangan anak-anak.
Ya karena dari anak inilah akan tercipta suatu generasi yang sopan serta santun, harapanku.
Satu lagi,
kata-kata yang terakhir sangat ehmm..
duh, postingan rindu....
BalasHapusIbue Citra suka tidur sama gajah tah??
BalasHapus*lugu*
Jiahahaha...
BalasHapusno komen.
BalasHapusih si Om ternyata suka tidur sama belalai.. sesuatu banget yah Om...
BalasHapussangarrrr..
BalasHapusmampirr mas..
Wkwkwk... kenapa semua ribut dg si belalai ya? :p
BalasHapushahaha....
BalasHapusbapakmu nelayan ya...??
kok yau..??
karena kau sudah melemparkan jangkar cintamu dihatiku....
#gomabl-gembel...
:P
buruan cuti mas....
ntar liat laki2 sama kayak liat wanita...
:P