Daftar Keinginan

2011 sudah hampir berakhir. Teman sudah mulai menyusun resolusi dan daftar keinginan untuk tahun 2012 yang sebentar lagi tiba. Aku sendiri tak pernah membuat daftar yang panjang untuk hal-hal semacam itu. Sengaja aku batasi pada hal yang mendesak dan aku yakin mampu melaksanakannya di tahun mendatang. Memang ada istilah gantungkan cita-cita setinggi bintang. Tapi gara-gara ngetren istilah tekan bintang 123 pagar, aku tak mau cita-citaku malah nyangkut di pagar.

Sebagai kepala rumah tangga, yang paling utama adalah soal pekerjaan. Aku pernah janji ke ibue bahwa aku bekerja disini hanya setahun saja, karena prediksi awal aku bisa menyelesaikan proyek ini dalam waktu 6 bulan. Ternyata dukungan perusahaan sangat mepet sehingga hampir setahun aku disini, progresnya baru berjalan sekitar 50%. Terlalu jauh dari harapan semula.

Berkaitan dengan hal itu, aku sudah coba melirik beberapa perusahaan tambang tetangga namun belum ada kesan menarik karena di hutan seperti disini, IT mash dianggap sebagai barang mewah oleh kebanyakan perusahaan. Aku coba banting supir menawarkan proyek eGov ke pemkab Barito Timur. Sudah bisa tatap muka langsung dengan bupati dengan respon bagus. Tinggal langkah terakhir presentasi di DPR awal Januari mendatang. Bila aku mampu, berarti April tahun depan sudah bisa loncat kesana. Kalo ini gagal, mungkin aku harus mengingkari janjiku ke ibue dan mencari peluang lain. Maafkan ayah, bu...

Jaman gaptek seperti ini yang rada penting kayaknya soal gadget. Sudah mendesak banget aku memensiunkan XPeria X2 ku yang sudah 2 tahun lebih setia menemani. Hape kantoran aku bawa ke tambang yang ekstrim membuat X2 begitu kelelahan sehingga makin sering error. Aku coba instal ulang Windowsnya, ternyata di website pabriknya tertulis discontinue alias tidak lagi disupport. Microsoft pun ternyata sama sudah melupakan Windows mobile 6.5 karena sedang gencar menawarkan winmo 7.

Keinginanku melayang ke XPeria Active yang katanya hape lapangan tahan air dan debu. Harganya juga dibawah 3 jutaan yang kayaknya masih terjangkau asalkan rayuan pulau kelapaku bisa menghanyutkan ibue. Sayangnya aku sedikit terganggu dengan kemampuan baterainya yang hanya memberikan waktu bicara 4,5 jam saja. Kondisi sinyal pedalaman Kalimantan yang parah bisa mempersingkatnya sampai angka 3 jam tuh, apalagi kalo kebanyakan online. Aku juga agak terganggu oleh rencana pembubaran Sony Ericsson Januari mendatang yang mungkin akan berdampak pada dukungan purna jualnya nanti.

Alternatifnya jadi mulai memikirkan Motorola Defy yang dirancang outdoor juga. Waktu bicaranya lumayan bisa 7,5 jam. Tapi harganya masih diatas 3 jutaan itu membuatkan harus mikir agak panjang. Kondisi keuanganku kayaknya sudah tidak memungkinkan untuk belanja hape mahal seperti XPeria X2 dulu yang dengan damai aku tebus seharga 6,4 juta. Kalopun ibue mau ngasih duit, kayaknya sayang banget dan akan lebih bermanfaat kalo dipake beli susu Citra.

Gadget lain yang ada dalam angan adalah kamera. Seneng keluyuran dan ngeblog membuatku merasa sayang melewatkan momen-momen keren yang aku temukan sepanjang perjalanan. Andalanku dulu Canon EOS350D yang harus pensiun karena diceburkan ke laut oleh jagoanku di Pangandaran 3 tahun lalu. Bertahan dengan kamera saku ternyata ikutan pensiun juga saat dibawa ke Bumi Dayak ini karena sering jatuh.

Sekedar ambil gambar doang, aku memang bisa menggunakan kamera X2 yang 8,1 MP. Tapi sebesar apapun kamera hape walau sekelas Soner yang keren, tetap saja susah mendapatkan hasil bagus dalam kondisi tertentu. Begitu banyak momen spontan yang terlewat karena butuh waktu agak lama untuk membuka aplikasi kameranya. Tapi kembali ke soal keuangan, kayaknya ga bijak kalo aku umbar keinginan. Sepertinya Canon EOS 1100D aku anggap memadai dan terjangkau. Toh soal hasil tetap berpatokan pada the man behind the gun, kecuali aku memang berniat menganut paham 4l4y15m3 yang kemana-mana menenteng DSLR tapi ga pernah pindah dari posisi auto.

Sepertinya hanya itu yang bisa aku anggap wishlist 2012. Aku belum berani berharap mengganti atau mengupgrade yang lain-lain. Apalagi soal istri dan anak sudah aku anggap mentok habis dah. Satu istri saja cuma bisa kasih nafkah lahir doang. Urusan batin lebih banyak membatin karena jatah cutiku memang 3 bulan sekali. Anak ada 3 saja cuma dua yang benar-benar dapat perhatian.

Segitu kayaknya cukup deh. Kebanyakan tar malah pusing untuk memulainya darimana. Apalagi 2012 kan tahun ajaib. Sampai Mama Laurent saja mengatakan tabirnya tertutup dan ga bisa melihat apapun. Walau kemudian terbukti ga bisa lihat karena dia mati. Tapi namanya optimis kan harus. Biarpun Mama Laurent mengatakan gelap dan kotor, yang penting kita sudah punya gantinya yang bisa membersihkan semuanya menjadi bening dan kinclong kembali.

Namanya Mama Lemon...

Selalu optimis dan sukses, teman...