15 Agustus 2013

Koneksi Pinggiran

#Semua Umur

Indahnya mudik #2

Operator selular boleh bilang sudah ada di setiap kecamatan di Indonesia atau menjangkau 90% populasi di negeri ini. Namun tak pernah ada yang menjelaskan secara detil tentang kualitas layanan khususnya di daerah pinggiran. Efeknya banyak teman yang misuh-misuh tentang sinyal namun salah arah. 

Seperti misalnya, kita sering beranggapan asalkan dapat sinyal berarti bisa nelpon dan onlen. Padahal bila kita asumsikan BTS menggunakan antena sectoral dengan konfigurasi 4x4x4, kapasitas per sectornya hanya 30 satuan sambungan. Bila sudah ada 30 percakapan dalam waktu bersamaan, kita tak bakalan bisa membuat panggilan baru. 

Sama-sama mendapatkan nada sibuk saat melakukan panggilan, namun sebenarnya ada dua kemungkinan. Pertama, bila ada jeda agak lama baru muncul nada sibuk, bisa jadi nomor yang kita panggil memang sedang dipergunakan. 

Kedua, baru pencet call / yess sudah terdengar nada sibuk, berarti jaringan kita yang kehabisan kanal dan belum tentu nomor yang dituju sedang dipergunakan. Beberapa tipe hape ada yang kasih penjelasan di layarnya dengan kata jaringan sibuk atau network busy. Kasus kedua ini biasanya bisa diakali dengan cara kita panggil dengan hape dari operator berbeda.

Ada juga kasus dimana hape kita aktif, namun saat ditelpon dijawab tidak atif atau di luar jangkauan. Ini juga terjadi karena BTS yang meng-cover hape kita sedang kehabisan kanal.

Dengan keterbatasan kapasitas BTS di pinggiran, sementara pergerakan manusia berhenpon selama musim mudik lebih banyak ke kampung, wajar kalo jaringan komunikasi jadi mpot-mpotan dan banyak masalah.




Itu baru untuk voice atau percakapan...

Kualitas layanan data pun tak jauh beda. Masih banyak BTS mentok di level EDGE yang secara teoritis bisa kasih bandwidth sampai 384 kbps. Sekali lagi itu di atas kertas doang. Di lapangan kalo beneran bisa sampai segitu sudah bagus banget. Jangankan buka yutub, mau ngeblog saja sudah kerepotan.

Ada juga BTS yang sudah support 3G atau HSPA, namun 3G nya ilang-ilangan. Dalam masalah ini yang jadi biangkerok adalah perbedaan  sistem 3G dan EDGE yang suka disebut sebagai 2.75G

EDGE masih menggunakan GPRS sebagai basis dimana satu kanal frekuensi dipake untuk satu saluran. Kekurangannya, jumlah user per BTS rendah, namun jangkauan luas. Dimana sinyal masih didapat, disitu data dari EDGE bisa jalan.

3G menggunakan teknologi CDMA berpita lebar. Kelebihannya, satu frekuensi bisa dipakai beberapa user secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Kelemahannya, semakin banyak pengguna dalam satu area, jangkauannya akan semakin menyempit. 

Ini yang jadi sebab kenapa kita kadang dapat 3G kadang tidak, padahal tidak berpindah tempat. Dalam kasus semacam ini, penguat sinyal yang mampu memperbaiki kualitas voice pun tak berdaya mempertahankan 3G di hape kita.

Trus gimana dong biar ngeblog nyaman dapat 3G..?

Paling gampang ya pilih operator baru yang jumlah pelanggannya belum banyak. Lalu cari operator yang BTSnya paling dekat dengan rumah. 

Kalo jauh dari BTS, ya pindahin saja towernya ke dekat rumah. 
Atau ngekos di kolong tower khusus buat onlen.
Dan  waktu buka modem jangan lupa...
Yakinkan dulu tulisannya connect
Bukannya konak...



Intinya
Sengaja bikin jurnal mumetin biar terkesan keren. Aslinya sih cuma mau ngomong, kalo selama di kampung susah onlen dikasih EDGE mulu sama operator. Jangankan jalan-jalan, mau posting apa ngebales komen saja sudah bikin bludreg, hehe...


Read More

14 Agustus 2013

Bada Salah Mangsa

#Semua Umur

Indahnya mudik #1

Bada itu nama lain untuk lebaran dalam bahasa Jawa. Mungkin serapan dari bahasa Arab, bakda. Karena hampir semua istilah untuk hari raya Idul Fitri umumnya berarti setelah atau sesudah. Seperti kata boboran dalam bahasa Sunda misalnya...

Kenapa aku bilang bada kali ini salah masa..?

Itu cuma gurauan orang kampung yang berharap lebarannya setelah panen. Banyaknya pengeluaran di hari raya bikin banyak orang berharap uang ekstra. Kalo karyawan punya THR, harapan petani hanya musim panen saja.

Bukan cuma lebarannya yang bikin bengkak pengeluaran. Anggaran kondangan juga bakal meningkat pesat. Karena orang kampung gemar banget bikin acara hajatan di bulan syawal ini. Sampe mumet lihat mbahnya Ncit bolak-balik kaya setrikaan mabok. Kondangan ga cukup 5 atau 6 kali dalam sehari...

Mau merubah tradisi pastilah teramat sulit. Kebiasaan pakai hitung menghitung hari baik sudah melekat teramat erat dalam benak masyarakat. Apalagi lebaran adalah masanya sanak saudara jauh berkumpul di kampung. Ini kesempatan bagus untuk menyelenggarakan hajatan.

Secara silaturahmi dan gotong royong, hajat surajat ini bukan masalah. Yang perlu dipikirkan adalah begitu banyaknya makanan terbuang. Di kampung, ngundang orang dengan kiriman nasi masih jadi tradisi. Pulang kondangan dikasih berkat juga belum hilang. 

Padahal di jaman sekarang, boro-boro ada yang berebut nasi berkat kaya aku kecil dulu. Sayur pagi dihangatkan lagi buat makan siang saja suka dikomplen anak-anak. Jadilah nasi yang semestinya jadi barokah hajatan itu langsung ngacir ke kandang ayam bak buang hajat.




Itu masyarakat di kampung mbahnya Ncit...
Buatku beda lagi walau sama-sama salah mangsa...

Aku juga seneng kalo lebarannya sehabis panen. Pulang kampung bisa makan nasi wangi dari beras anyar panen. Balik ke Jogja pasti dibawain barang sekarung. Mayan kan buat stok beberapa bulan..?

Ceritanya rada berbeda kalo musim panen jatuh setelah lebaran. Balik ke Jogja sih tetap bawa beras baru. Tapi kan musti bergatalria dulu tiap hari bantuin mbahnya Ncit jemur padi, haha...
#anak durhaka...


Intinya
Salah satu fenomena lebayran. Tau kalo lebaran duit berapa-berapa juga habis, tapi selalu berharap dapat duitnya sebelum lebaran. Habis itu baru kerasa mumet inget gajian masih lama...


Read More

12 Agustus 2013

Japri

#Bimbingan Orang Tua

Gara-gara suka nyebut japri, ada teman yang nanya melalui japri juga. "Apaan sih japri...?"

Jadi pengen ngikik...
Baru nyadar betapa jadulnya aku. Ketika orang sudah pakai istilah modern macam PM atau DM, aku masih saja suka keceplosan pake istilah jaman Jepang.

Jaman jejaring sosial belum lahir, istilah japri sering dipake di milis alias mailing list. Bila ada hal yang kurang etis dibicarakan di depan umum, miliser akan bilang, "lewat japri, bro..."

Secara umum japri  diartikan sebagai jalur pribadi. Sama dengan private message di masa kini namun dalam arti yang lebih luas. Karena apapun sarana yang dipergunakan asalkan bersifat private akan disebut japri. Bisa melalui email, IRC  atau Yahoo Messenger.

Biarin lah jadul juga...
Toh istilah dan maksudnya masih nyambung. Ketimbang kemarin aku sempat bengong, waktu di pesbuk ada yang jawab komen gini, "kirim inbox saja, mas..."

Bukan pesbuker gaul, aku musti nanya ibue Ncip. Beneran baru mudeng kalo inbox itu artinya kirim pesan pribadi. Ga nyambung amat ya..?
#garuk pantat panci...




Sarana japri favorit, sepertinya tidak ada. Di jaman android seperti sekarang ini, memang banyak yang bisa dipake. Pernah coba instal Whatsapp, Weechat, KakaoTalk dll dll namun pada akhirnya semua aku buang kecuali Line. Habisnya percuma, yang jadi teman tetap stok lama itu-itu saja.

Line aku pake karena ada aplikasi desktop yang bisa diinstal di laptop. Aku lebih suka chat di laptop yang ga pake repot ngetiknya. Sewaktu-waktu saja maksa pake hape, khususnya kalo lagi modol di WC.
#kuplukan panci

Aku lebih sering ngobrol pakai GTalk atau YM dengan id yang tak pernah ganti dari awal aku kenal chatting. Walau tak seramai dulu, di sana masih ada satu dua teman lama yang tersisa. Lumayan asik buat bernostalgia mengenang kejayaan masa lalu. Pengen sih main IRC lagi. Tapi bisa bikin aku turun pamor tar, dikira angkatannya mang Lembu...




YM masih aku pertahankan, karena masih saja ada yang panggil-panggil di sana. Kayaknya ini warisan dari partisipasiku di Yahoo Answers dulu. Baca-baca jawabanku disana ada yang kurang jelas lalu nguber ke YM.

Aku pikir ini lebih bermanfaat ketimbang pesbukTerlalu banyak yang ga penting, makanya chat pesbuk jarang banget aku aktifkan. Apalagi kalo muncul ajakan chat dari orang yang namanya saja susah dibaca.

Baru jawab sapaan satu kata, sudah keluar ketikan baru, "jmpolin stts q dunk kk..."
#celingukan cari panci...


Intinya
Biar identik dengan kata mojok, japri itu asik. Minimal dari obrolan itu aku punya bahan untuk bikin jurnal di blog...


Read More

11 Agustus 2013

Fitri

#Dewasa

Jurnal Pergeseran Tradisi kemarin membuat seorang teman nanya melalui japri, "Fitri itu siapa..? Ibue Ncip bukannya Pipit..?"

Semprul bener, sampe dikira buka cabang percetakan. Padahal dua-duanya adalah panggilan ibue Ncip. 

Mungkin ini efek dari pergeseran tradisi cara manggil nama yang terdiri dari dua suku kata. Kalo dulu orang Jawa cenderung mengambil suku kata belakang. Entah mulai kapan jadi beralih ke suku kata depan. 

Seperti Juragan Pacul dulu suka dipanggil "Mil...". Sekarang saja mulai pada manggilnya "Em..."
#ngandel...

Ibue Ncip pun sama...
Nama aslinya Fitri. Keluarga awalnya manggil Tri. Namun teman-temannya manggil Fit. Karena banyak orang Sunda, lama-lama kata Fit ini berubah jadi Pit. Dan tak tau kenapa, nama lengkapnya malah dikira Pipit bukannya Fitri. Sampai-sampai orang Jawa bilang kegawa kelu, kalo kenalan dengan teman baru suka nyebut namanya sendiri sebagai Pipit.

Jadi asal muasal nick name ibue Ncip berawal dari kendala bahasa efek kesleo lidah. Masalah ini kelihatan lebih kentara saat ibue Ncip telpon-telponan dengan temannya orang Taiwan atau Hongkong. Biarpun ga ngerti pada ngomong apaan cwang cwing cwong gitu, aku bisa nangkep kalo mereka tak bisa nyebut Fitri

Aku bisa dengar lebih jelas waktu ada yang mampir ke Jogja. Mereka manggil ibue Ncip sebagai Vicky. Jauh amat ya..?
#garuk jidat...





Kayaknya aku doang yang manggil beliau Ayang
Tapi itu dulu sebelum ada Citra dan Cipta...

Khusus yang ini tidak ada hubungannya dengan kesleo lidah. Melainkan antisipasi jangan sampai aku kesleo lidah dan bikin masalah di rumah.

Sejarahnya rada panjang tentang Ayang ini...
Dulu waktu bujangan tulen, aku pernah punya pacar yang ngotot minta dipanggil Ayang. Hubungan ini bubar baik-baik tanpa memutuskan silaturahmi. Karena sempat pacaran lama dan melekat terlalu kuat dalam ingatan, begitu dapat pengganti aku suka kepleset waktu manggil yang baru.

Kalo dibikinkan dialog mungkin begini. Eh iya, namanya Siska. Katanya sih gara-gara waktu lahir dulu rumahnya berada di sisi rel KA. Saat itu mustinya aku manggil Sis, eh yang keluar malah, "Yang..."

Kontan ada yang melirik, "panggil siapa..?"
"Kamu. Mulai sekarang panggilnya Ayang aja ya...?" *nyengir gelagepan
"Iiih sooosuiiit deh... mmmuach muach..." ***sensor***

Takut kepleset lagi, sejak saat itu kalo punya pacar selalu aku panggil Ayang. Ternyata ini efektif untuk menangkal masalah. Soalnya pernah aku ngimpi ketemu mantan pacar sampe ngelindur manggil-manggil. Ibue Ncip ga ngambek malah meluk hangat sambil berbisik, "ayah romantis bener. Dalam tidurpun selalu ingat ibu. Hmmm..." ***sensor***

Begitulah ceritanya, sodara-sodara...


Intinya
Biarpun orang Jawa bilang asma kinarya japa, aku tak pernah mempermasalahkan nama panggilan. Bagaimanapun juga, selalu ada sejarah tersendiri dengan nama itu. Yang penting ibue Ncip suka dengan panggilan Pipit bukan karena beliau penggemar burung pipit. Gapapa kan namanya Pipit tapi sukanya burung rajawali..?





Read More

Kayim

#Banyumasan

Nek nang Tlacap, lurah biasane direwangi perangkat desa sing disebut kaur alias kepala urusan.

Ana kaur pembangunan sing tugase ngurusi pembangunan desa. Kyaine nang mesjid sebenere ya kaur pembangunan, tapi ora resmi wong tugase mung membangunkan wong turu nek mangsane subuhan. 

Trus ana kaur pemerentahan. Sing kiye aja kleru karo kaur perentahan. Nek kuwe tah cara gaule disebut opisboy...

Sing mandan unik kuwe perangkat desa sing disebut kayim. Sebutane pada tapi tiap desa biasane ana loro. Soale tugase pancen sejen-sejen.

Kayim tipe pertama sok disebut P3N aliase petugas pembantu pencatat nikah. Kuwe asisten pengulu, gaweane ngurusi warga sing arep kawin. Pokoke kayim sing kiye urusane nyiapna awal proses pembibitan menungsa.

Kayim model keloro kewalikane sing mau. Tugase ngurus akhir proses uripe menungsa. Nek ana warga sing mati kayim kiye sing diundang kon ngedusi, mbunteli, nyembayangi nganti ndongani sewise mayit dikubur.

Tugase ora pada, makane yel-yele uga sejen. 
Kayim pertama, nek wis rampung "saya terima nikahnya.." biasane takon meng saksi, "sah nggih..?"
#saaaah... *jawaban warga

Kayim keloro beda maning. 
Nek mayite wis rampung diwacakna yasin, takone meng sing pada layad, "sae nggih..?"
#saeee..." *jawaban warga

Sah karo sae kuwe bedane sitik tapi ora olih nganti kewalik. 
Jajal baen nek kayime bar ngawina trus takon, "sae nggih..?"
Kira-kira warga arep semaur apa..?
#sampluuuuuk....


Intine
Jeneng ulih pada. Tapi nek tugase sejen, kebiasaane ya aja dicampur-campur...

gambar nitor


Read More

08 Agustus 2013

Oleh-oleh

#Bimbingan Orang Tua

Setiap pulang bareng teman, pertanyaan yang sering diajukan adalah, "bawa oleh-oleh apa buat yang di rumah..?"

Nyengir doang...
Karena itu salah satu kejelekanku sejak dulu kala. Pergi kemana pun jarang banget pulangnya bawa oleh-oleh. Pembenarannya sih banyak, namun pada intinya aku males terlalu banyak barang bawaan. 

Apalagi kalo naik pesawat. Paling wegah kalo ada barang yang harus masuk bagasi. Maksimal aku bawa koper kecil yang bisa masuk kabin dan tas laptop. Seringnya malah ransel doang isi laptop, alat mandi dan stok kancut.

Kecuali keluarga atau tetangga pesan sesuatu yang di Jogja tidak ada -misalnya akar pasak bumi- baru aku bawain. Ngapain aku beli jauh-jauh kalo mintanya cuma dangkin donat atau malah gudeg.

Tentang ini, tetangga sebelah malah lebih keren. Dia sama malesnya dengan aku tentang bawaan di pesawat. Namun tak mau kalo pulang ga bawa oleh-oleh. Makanya begitu keluar bandara, pasti mampir toko kue dulu sekedar beli bakpia atau bolu gulung. Dibilang kurang kerjaan, dia kasih alasan, "kata istriku bolu gulung yang aku bawa lebih enak ketimbang yang dia beli sendiri..."

Padahal dia belinya di toko yang sama dengan istrinya biasa beli. Makanya aku suka komentar, "istri lu bukan komentarin bolu gulung yang elu beli kali..? Tapi bolu karatan yang dah 3 bulan nganggur..."
#sambit panci...

Tau kebiasaanku, ibue ga pernah komplen. Satu-satunya yang beliau suka minta hanya madu untuk anak-anak. Katanya lebih yakin keasliannya ketimbang beli di toko. Madu hutan ini bentuknya lebih kental dan rasanya sedikit pahit.

Aku beli dari penduduk, minta tolong teman bagian surveyor yang sering ketemu para pencari madu saat masuk hutan. Umumnya mereka kasih harga 100 ribu perliter.

Makanya...
Pertanyaanku ke ibue Ncip selalu, "mau madu gak..?"
Tak pernah kepikiran nanya yang lain-lain
Apalagi nanya, "mau dimadu gak..?"


Intinya
Aku tak pernah tahu kenapa aku malas bawa oleh-oleh selain alasan bagasi. Untung yang di rumah mau mengerti dan tak perlu terjadi seperti tetangga sebelah yang ngambek kalo suaminya pulang bepergian dengan tangan kosong...


Read More

Akhirnya Pulang Juga

#Semua Umur

Lebaran jauh dari keluarga rasanya sudah biasa. Begitu pula ibue Ncip yang tak merasa aneh berlebaran bareng anak-anak doang.

Tapi kali ini cerita ibue membuatku merasa beda. Bukan tentang lebarannya, melainkan dari perasaan dampak pindahan rumah beberapa bulan lalu.

Waktu masih di Kotagede
Perum Winong merupakan perumahan jadul yang sebagian besar penghuninya kakek nenek. Saat lebaran tiba, anak cucunya berdatangan sampe jalanan komplek sering macet oleh kendaraan plat luar kota. Lingkungan perumahan jadi rame. Ncit dan Ncip pun senang banyak teman baru.

Berbeda dengan Graha Banguntapan yang saat ini ditempati. Perumahan baru yang isinya pasangan muda semua. Perantau pun banyak. Sehingga beberapa hari menjelang lebaran suasananya sepi nyenyet. Sejak hari minggu kemarin masjid sudah tutup tidak ada yang tarawehan lagi. Ibue Ncip sampe bilang, "horror kaya kuburan..."

Kasihan anak-anak...
Biasanya jalanan komplek tak pernah sepi dari suara ribut anak-anak bermain. Sekarang hening sepanjang waktu. Tinggal Ncit dan Ncip saja yang katanya suka celingukan mungkin mencari keajaiban siapa tahu teman-temannya tiba-tiba datang lagi.

Ga tau kenapa aku mendadak sedih mendengar cerita ibue itu. Anak-anak itu terlalu lincah kalo harus menjalani hari-hari sepi seperti bapaknya di hutan sini. Jadi merasa bersalah bila aku tak segera pulang membawa kegembiraan untuk mereka.

Maafkan ayah ya, nak
Bentar lagi ayah pulang
Kita ke rumah mbah, kah..?

Atau mau sekalian ke Bandung nengok eyang Lembu..?


Intinya
Selama ini aku merasa punya hati yang sekeras batu
Ternyata lumer juga bila berhadapan dengan anak-anak


>>mobile post by defy at syamsudin noor airport---


Read More

07 Agustus 2013

Aplikasi Isbat Online Mungkinkah..?

#Dewasa

Di hutan tidak pernah dengar suara takbir, aku buka yahoo cari berita tentang lebaran siapa tahu diundur minggu depan. Eh, nemunya malah berita kayak gini...

Pemerintah mengaku banyak mendapatkan masukan dari organisasi massa (Ormas) Islam untuk memaksa Muhammadiyah mengikuti sidang Isbat baik penentuan awal Ramadan dan penentuan 1 Syawal.

"Mereka mendukung pemerintah. Mereka mendorong pemerintah dapat mengambil tindakan yang sifatnya memaksa," kata Menteri Agama Suryadharma Ali usai membuka sidang pra Isbat, Jakarta, Rabu (7/8/2013).

Emang begini ya agama yang katanya rahmatan lil alamin..?
Begini pula ya yang disebut negara demokrasi..?

Aku tidak berpihak ke Muhammadiyah. Namun aku menghargai tindakan PP Muhammadiyah yang tidak berangkat sidang isbat. Pilih diam ketika merasa selama ini suaranya tak pernah diakomodasi pemerintah menurutku sebuah tindakan sportif. Jauh lebih beradab ketimbang ormas songong yang suka memaksakan kehendak dengan kekerasan ketika pendapatnya tak didengar.

Aku bisa mengerti alasan Din Syamsudin yang menganggap sidang isbat adalah pemborosan. Uang rakyat 9 ember dihabiskan hanya untuk sidang beberapa jam. Biarpun untuk sidang isbat idul Fitri ini pak menteri bilang biayanya cuma 163 juta, tapi di mataku itu masih terlalu besar. Memang benar demi kemaslahatan umat. Namun mengapa harus sebesar itu..?


Kalo ada yang punya akses ke Menteri Agama...
Sok bilangin aku mau bikinin aplikasi web base gratis untuk keperluan itu. Domain dan hosting biar aku yang bayar orang paling-paling 500 ribu setahun. Kalo mau nebeng di rawins.com juga boleh...

Konsep kasarku begini
Tiap kabupaten kan ada masjid besar. Minta imamnya ngamatin hilal lalu login ke website untuk melaporkan bagaimana hasilnya. Tak perlu pengadaan infrastruktur orang hape bisa internet sekarang sudah merakyat. Laporan dari masing-masing daerah tampilkan secara realtime sehingga masyarakat umum bisa mengikuti.

Kalo imam masjidnya minta bayaran, pasang pengumuman penerimaan relawan, masa sih ga ada yang mau. Pengamat hilal musti disumpah hakim, umumin juga cari relawan hakim yang mau nyumpahin orang.

Pak menteri butuh ngobrol dengan semua pejabat ormas, tinggal pasang aplikasi chatting atau voip di webnya. Setelah kelihatan hasil dari masing-masing daerah, kasak kusuk kesana kemari, tinggal putuskan kapan awal puasa atau lebarannya. Beres kan..?

Tak perlu buang duit banyak. Pak menteri pun bisa pimpin sidang dengan santai. Cukup pake kolor di rumah bahkan disambi boker juga bisa. Jaman makin maju, masa sidang harus ketemu muka mulu biar dianggap sah. Ijtihad dong, pak...

Kira-kira begitu...
Namun kayaknya cuma mimpi basah di siang terik

Jujur aku jadi inget teman yang mengajakku jadi tim sukses partai beberapa tahun lalu. Aku sempat tanya, kenapa jadi dukung partai itu padahal dulu benci banget.

Ternyata jawabnya, "aku memang kurang suka partainya. Tapi aku suka uangnya..."

Tahu gak apa yang nancep terus dalam otakku..?
Cuma tiga kata itu saja, Aku Suka Uangnya...
Hooo jebul kalo disingkat jadi ASU...


Intinya
Aku cuma berandai-andai saja dengan jurnal ini
Dan aku tak menjamin aplikasiku bebas error kalo beneran dipake
Haha semprul banget kan..?

Mumpung mau lebaran
Maapin aku ya, pak menteri
Kali aja nyeramahin ulama sekaligus ulil amri itu dosa besar...
Sok tau ya ga ngerti gimana susahnya mikirin umat senegara..?

sumber beritanya --> disini



Read More

06 Agustus 2013

Lebaran Modern

#Semua Umur

Ramadhan belum lagi usai, sisa-sisanya hampir tak lagi terasa. Bisa dibilang dimana-mana orang sudah bicara lebaran, termasuk di blog dan jejaring sosial.

Kemajuan teknologi yang katanya mempermudah hidup juga merubah perilaku lebaran kebanyakan orang. Dulu permintaan maaf itu disampaikan secara ekslusif ke masing-masing orang. Tak bisa sungkem secara fisik, kartu lebaran jadi gantinya.

Kini justru terbalik...
Orang yang akan kita mintakan maafnya cukup ditandai di jejaring sosial, agar nyamperin sendiri melihat seberapa tulus permintaan maaf kita. Praktis, walau rasanya agak aneh...

Ada yang masih mau sedikit berusaha mengirimkannya melalui sms. Sayang masih saja ada yang mengedepankan unsur kepraktisan. Bikin satu sms, lalu klik send all ke semua nomor tersimpan di hape.

Sayangnya lagi, kita seringkali terjebak faktor verbal sampai melupakan tujuan utamanya. Permintaan maaf yang sebenarnya bisa dibuat secara bersahaja dianggap kurang afdol. Copas ucapan indah dari internet jadi tren. 

Dampaknya...
Ucapan yang semestinya dirasakan istimewa jadi terasa biasa ketika kita menerima kalimat yang sama persis dari beberapa orang berbeda.

Namun tak perlu diambil hati
Jalani saja apa yang jadi tren masa kini. Toh untuk itulah manusia menciptakan teknologi.


Mohon maaf lahir batin untuk semuanya
Dan Selamat Hari Raya Idul Fitri buat yang merayakannya
*tapi suer aku lupa yang keberapa...


Intinya
Apapun adanya itulah fakta dari lebaran modern
Tak perlu dianggap sekedar basa basi biarpun tak sampai menancap di hati...


*Gambar nyomot di path-nya Bebek tanpa ijin


Read More

Waspadai Pencurian Account

#Semua Umur

Pernah dikasih capcay oleh google..?

Saat cari sesuatu di google, tahu-tahu muncul verifikasi kata seperti gambar disamping. Biasanya muncul saat online menggunakan koneksi yang sifatnya berbagi pakai seperti di kantor, warnet atau hotspot gratisan.

Secara umum kemunculan capthcha itu dipicu oleh virus atau worm yang menjangkiti salah satu user. Bisa juga efek dari penggunaan proxy atau SEO tools yang meningkatkan lalu lintas data. Ketika google menganggap traffic itu sudah di luar kewajaran, capcay disuguhkan untuk meyakinkan bahwa permintaan pencarian yang kita lakukan bukanlah aktifitas robot.

Sepele namun merepotkan...
Apalagi untuk admin jaringan yang kudu kerja keras mencari dimana sumber penyakitnya. Worm berkeliaran di jaringan adalah ancaman serius untuk server data perusahaan. Resikonya data bisa rusak atau dicuri orang.

Gangguan sudah masuk stadium lanjut ketika yang muncul adalah permintaan maaf. Google menganggap tingkat ancamannya tinggi sampai-sampai kita tak boleh menggunakan mesin pencarinya. Gmail pun tak akan bisa dibuka sebelum penyebab gangguan bisa dihilangkan.





Itu kan buat perusahaan. Kalo user personal ga ngaruh kali..?

Kedua gejala di atas tak boleh dianggap sepele. Kasus pencurian akun saat ini makin marak terjadi. Apalagi setelah hotspot gratisan bertebaran di mana-mana dan banyak penggemarnya. Isenger itu memang lebih suka bermain di layanan wifi publik yang sistem keamanannya cenderung lemah.

Yang sederhana contohnya tool bernama Cain Abel atau Wiresharks. Sebenarnya itu alat bagi admin untuk memeriksa perilaku jaringannya. Tapi namanya manusia, alat yang sebenarnya bermanfaat pada akhirnya jadi pisau bermata dua. Satu dua orang merasa asik memainkannya untuk ngintip privasi tetangga.


Di android pun ada aplikasi bernama Droidsheep. Fungsinya sama sebagai tool man in the middle. Memonitor seluruh lalu lintas data antara user dan hotspot atau router secara ilegal.

Dengan aplikasi-aplikasi di atas, password bukanlah sesuatu yang rahasia lagi. Dengan Droidsheep di android atau Seassonthieft di PC, kita tinggal klik sesi yang ingin diisengin, akan terbuka browser dengan status login sama dengan korban. Usiler bisa lakukan apa saja disitu atas nama korban dan yang paling repot bila sampai mengganti password.

Untuk yang suka onlen pake hape android di hotspot gratisan, tak ada salahnya menginstal DroidsheepGuard untuk mengantisipasi adanya pengintai yang siap mengendus akun kita. Pasti tak enak rasa bila tahu-tahu akun kita aplut gambar jorok padahal di mata masyarakat kita dianggap alim ulama.
#alim ka masjid kalo aku mah...



Intinya
Sekedar gambaran bahwa kita semestinya waspada dan menyadari bila internet itu bukan dunia yang aman walaupun kelihatannya nyaman...


Read More

05 Agustus 2013

Kita Belum Siap

#Bimbingan Orang Tua

Dunia makin terbuka...
Orang-orang kian mudah menyuarakan pendapatnya di muka umum. Sayangnya tidak diimbangi dengan kemauan untuk mendengar sementara kemampuan menyaring informasi kadang masih kurang. Sehingga generasi ngeyel yang sulit dikoreksi jadi mewabah. Tak mau instropeksi malah menganggap permintaan konfirmasi sebagai tindakan kontra demokrasi yang melanggar hak asasi.

Seperti kemarin pagi stafku laporan ada yang ngotot minta blokir pesbuk dibuka. Temanku bilang itu tak mungkin karena masih jam kerja, justru dibalas dengan ceramah panjang lebar tentang aspirasi karyawan.

Sorenya aku kena tegur ibu deputy direktur, "ngapain sih lu bikin-bikin pesbuk segala. Bikin repot tau..?"

Ternyata yang pagi-pagi maksa minta pesbuk dibuka, cuma mau bikin status bernada komplen ke perusahaan. Kacaunya, status yang membuat karyawan heboh itu cuma ocehan tak jelas berdasarkan kabar burung. Mamake deputy sampai ikut ngomel, karena kejadian semacam itu sering terjadi.

Aku tak menyalahkan orang berceloteh di jejaring sosial. Asalkan itu sudah dikonfirmasi kebenarannya, sudah disampaikan kepada pihak berwenang namun tidak ada tanggapan. Kalo prosedur standar saja belum dicoba sudah berkicau didepan umum, aku juga empet dengarnya.

Makanya aku sering berpikir, kita itu belum siap dengan demokrasi. Di semua eselon kebanyakan masih gagap kebebasan. Yang di bawah merasa bebas ngomong apa saja, yang di atas belum siap dengan cara seperti itu. Akibatnya kebebasan salah tempat jadi ngetren dan cenderung ke arah oon berjamaah...

Budaya asbun semacam itu tak cuma milik orang hutan saja. Di kota yang katanya tingkat pendidikan lebih memadai, kasusnya bahkan lebih banyak. Paling mudah dilihat kayaknya di pesbuk

Sebagai contoh, aku repost saja dari jurnal lama. 
Lihatlah bagaimana generasi muda kita memanfaatkan kemudahan bersuara secara membabi buta. Ini aku capture dari fans page nya grup rock asal Jerman. Ada bebek aka cemutz komen disitu juga loh...








Manteplah...
Semoga Ibu Pertiwi tak lagi berduka dengan carut-marut pengelolaan negeri ini dan bisa ngakak guling-guling melihat teman-teman ajaib kita itu...



Intinya
Kebebasan yang lepas kontrol. Fenomena keren yang menjangkiti sebagian saudara kita tanpa memandang usia, pendidikan dan ipoleksosbudhankam. Mengharukan, namun begitulah kenyataanya. Jadi, nikmati sajalah tanpa perlu menganggap mempermalukan bangsa...
#kaya punya malu aja...


Read More

04 Agustus 2013

Mind Game

#Semua Umur

Ibue komplen, "kalo Ncip nelpon buruan diangkat. Berisik teriak-teriak ayah mana ayah mana mulu..."

Si Ncip memang rajin banget nelpon. Cuman ya gitu deh. Kalo ngobrol disambi main game dengan volume suara pol. Pake nanya ini gimana itu gimana seolah-olah bapaknya ada nemenin di situ lalu lama-lama cuek keasyikan sama game nya.

Komplen balik ke ibue soal nelpon sambil nge-game ga berani. Jawabannya sudah pasti, "hobi main game saja diturun-turunin ke anak..."


Tak cuma ibue...
Di kantor pun HRD suka komentar, "kerja yang bener, jangan main game mulu..?"
Jarang diperpanjang karena jawabanku tak pernah berubah, "main game saja masih lu gaji banyak. Kalo kerja bener, perusahaan kuat bayarnya ga..?"

Cuma becanda...
Karena mereka tahu aku tak punya jam kerja. Pokoknya stand by 24 jam tanpa batasan waktu ngantor, ketentuan seragam, apalagi kewajiban mandi. 

Parameternya hanya server dan jaringan bekerja normal. Mau tidur seharian pun tak ada masalah. Namun jangan tanya kalo ada gangguan. Mau tengah malam hujan kaya apa musti turun. 

Beberapa tahun lalu malah pernah aku ke tambang malam-malam sambil dipapah sopir perbaiki mesin absensi. Badan panas dingin kena tipes, staf lain tidak ada padahal hari itu tutup buku, data kehadiran musti dikirim ke Jakarta.
#dinamika profesi...


Kembali ke soal game...
Sejak dulu aku suka game perang bertipe first person shooter. Game strategi tidak. Game online juga aku hindari.




Kalo buang mumet, ngoceh di blog merupakan obat paling manjur. Game ini aku pake untuk ngetes kadar stresnya. Tingkat kesulitan aku setel ke posisi tertinggi. Untuk bisa bertahan di difficulty level ini butuh konsentrasi dan kesabaran. Tak bisa aku selonong boy tanpa mikir sebelum melangkah atau menembak. 

Ketika bentar-bentar aku tertembak, berarti kadar stres masih tinggi. Tandanya aku musti refreshing dulu sebelum dites ulang dengan game yang sama. Saat mampu bertahan dan bisa menghabisi musuh satu persatu, aku bisa katakan otakku sudah kembali adem dan siap bekerja dengan jernih, sabar dan hati-hati.

Mungkin ini aneh untuk kebanyakan orang
Juragan Pacul saja pernah bilang, kebiasaan yang tidak umum
Makanya sekarang aku umumkan di sini
Kira-kira begitu...


Intinya
Sekedar menghibur hati membuat pembenaran atas hobi yang kurang bermanfaat...


Read More

Bocah Sregep

#Banyumasan

Setu sore bocahan takon akeh tugas apa ora
Gawean sih ana terus. Tapi kelingan malem minggu tanggal nom, nyong wis mudeng karepe. Makane mung semaur, "ya nganah mbok arep pada meng kota..."

Asline sih ora ana prei. Mung sok melas nek ora diwei kesempatan represing. Paling-paling klinthung meng pasar ngecengi prawan liwat apa nginum-nginum  nanggone kanca ikih. Ora go pedinan, paling-paling nek tanggal nom thok. Tur bocahan ya ora tau gawe masalah, apa maning nganti mabok nang kantor. 

Kadang-kadang tek kancani nongkrong ora ketang mung nyruput bir thok. Paling ora nyong dadi ngerti nek bocahan termasuk tertib. Nginum nangumah sinambi gitaran. Nek krasa mumet pada turu. Ora petantang-petenteng nang pinggir dalan malaki wong liwat.

Tapi bengine nyong malah pecicilan dewek nang kantor. Letop sing go ngremot server ora nana. Wedi mbok ilang gagean nelpun pasukan. Jebul digawa alesane, "melas rika mbok arep turu sore. Men nyong bae sing garap pak, disambi jagongan..."

Kanca kerja teladan pancen...
Lagi nyantai esih kelingan nyangking kerjaan
Dadine malem minggu nyong teyeng menjalankan tugas
#turu gasik...


Minggu awan, bocahan pating pethungul nang mess
Kelingan server, nyong takon wis rampung apa urung kerjaane

Ngakune sih wis beres
Tapi kon mbukakna arep tek cek koh suwene ora etung gole ngutak-atik. Sidane tek parani takon ana apa

"Nyetinge sih wis rampung, pak. Tapi deneng nyong klalen paswote mau bengi apa yah..?"

Hoalah klamite jabang bayi ora patia kaget...
Mulane nongkrong nongkrong bae rausah sok mikir gawean barang...
#mondol...


Intine
Wong mabok pancen angel dilawan...



Read More

03 Agustus 2013

Pergeseran Tradisi

#Bimbingan Orang Tua

Pertanyaan, "hamian mudi, hanyu..?"
Atau, "pian kada bulik, kah..?"
Kayaknya sudah jadi menu sehari-hari di sini...

Satu persatu warga mulai angkat koper. Tak cuma yang punya idul fitri saja, yang non muslim pun ikut sibuk pulang kampung. Makanya kian hari mess kian terasa sepi.

Tak cuma di sini...
Ibue Ncip juga laporan kalo sekitar rumah sudah sepi. Anak-anak konvoi bangunin saur sudah tidak ada lagi. Bahkan masjid komplek kasih pengumuman, kegiatan ramadhan di masjid hanya sampai tanggal 4 saja. Efek kehabisan warga...


Mudik memang luar biasa
Salah satu dampak kegiatan keagamaan orang Jawa yang kini sudah jadi ritual nasional. Menjadi hajat negara yang setiap musimnya menelan dana luar biasa besar dan selalu memakan ratusan korban baik jiwa maupun luka.

Keinginan berkumpul keluarga adalah segalanya. Bermacam pengorbanan sudah tak lagi terpikirkan, termasuk mengorbankan puasa.  Memang pak kyai suka bilang lebaran itu hanya milik orang yang puasanya tamat. Namun ini tak perlu diperdebatkan. Apalagi sampai nyuruh hompimpah untuk menentukan siapa yang benar.

Mudik bukan lagi tentang ibadah...
Merayakan kemenangan mungkin benar. Namun bukan lagi kemenangan atas puasa, melainkan menang dari perjuangan panjang menuju kampung halaman. 

Nilai silaturahmi bukan lagi tujuan dominan...
Cukup banyak yang menganggap pulang kampung itu ajang menunjukkan kesuksesan hidup di rantau orang. Tak ayal bila ada satu dua teman yang tiap mudik begitu royal berbagi hadiah, pakai kostum ngejreng atau nenteng gadget keren. 

Namun ketika mau berangkat musti nyamperin konter, nawarin hape katanya buat ongkos balik. Tak kurang-kurang yang sambil curhat, "sebenarnya kita kerja keras setahun penuh hanya untuk lebaran saja..."

Tak salah kalo orang Jawa bilang lebaran itu riyaya dan selamat lebaran itu sugeng riyadi. Bisa jadi lebaran emang masanya untuk berbuat riya atau pamer...

Aku pun sama saja...
Cuma kebetulan aku dapat keistimewaan dari tuhan
Mau bener mau engga selama ramadhan, begitu lebaran aku pasti kembali ke Fitri
Tak pernah kembali ke Selly, Asty apalagi si Udin...
#mau disuapin opor sekalian pancinya..?


Intinya
Begitu banyak pergeseran budaya dari tradisi mudik sampai ada yang bilang itu tidak semestinya. Namun karena itu faktanya, ya jalani saja lah... 


Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena