#Semua Umur
Indahnya mudik #2
Operator selular boleh bilang sudah ada di setiap kecamatan di Indonesia atau menjangkau 90% populasi di negeri ini. Namun tak pernah ada yang menjelaskan secara detil tentang kualitas layanan khususnya di daerah pinggiran. Efeknya banyak teman yang misuh-misuh tentang sinyal namun salah arah.
Seperti misalnya, kita sering beranggapan asalkan dapat sinyal berarti bisa nelpon dan onlen. Padahal bila kita asumsikan BTS menggunakan antena sectoral dengan konfigurasi 4x4x4, kapasitas per sectornya hanya 30 satuan sambungan. Bila sudah ada 30 percakapan dalam waktu bersamaan, kita tak bakalan bisa membuat panggilan baru.
Sama-sama mendapatkan nada sibuk saat melakukan panggilan, namun sebenarnya ada dua kemungkinan. Pertama, bila ada jeda agak lama baru muncul nada sibuk, bisa jadi nomor yang kita panggil memang sedang dipergunakan.
Kedua, baru pencet call / yess sudah terdengar nada sibuk, berarti jaringan kita yang kehabisan kanal dan belum tentu nomor yang dituju sedang dipergunakan. Beberapa tipe hape ada yang kasih penjelasan di layarnya dengan kata jaringan sibuk atau network busy. Kasus kedua ini biasanya bisa diakali dengan cara kita panggil dengan hape dari operator berbeda.
Ada juga kasus dimana hape kita aktif, namun saat ditelpon dijawab tidak atif atau di luar jangkauan. Ini juga terjadi karena BTS yang meng-cover hape kita sedang kehabisan kanal.
Dengan keterbatasan kapasitas BTS di pinggiran, sementara pergerakan manusia berhenpon selama musim mudik lebih banyak ke kampung, wajar kalo jaringan komunikasi jadi mpot-mpotan dan banyak masalah.
Itu baru untuk voice atau percakapan...
Kualitas layanan data pun tak jauh beda. Masih banyak BTS mentok di level EDGE yang secara teoritis bisa kasih bandwidth sampai 384 kbps. Sekali lagi itu di atas kertas doang. Di lapangan kalo beneran bisa sampai segitu sudah bagus banget. Jangankan buka yutub, mau ngeblog saja sudah kerepotan.
Ada juga BTS yang sudah support 3G atau HSPA, namun 3G nya ilang-ilangan. Dalam masalah ini yang jadi biangkerok adalah perbedaan sistem 3G dan EDGE yang suka disebut sebagai 2.75G.
EDGE masih menggunakan GPRS sebagai basis dimana satu kanal frekuensi dipake untuk satu saluran. Kekurangannya, jumlah user per BTS rendah, namun jangkauan luas. Dimana sinyal masih didapat, disitu data dari EDGE bisa jalan.
3G menggunakan teknologi CDMA berpita lebar. Kelebihannya, satu frekuensi bisa dipakai beberapa user secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Kelemahannya, semakin banyak pengguna dalam satu area, jangkauannya akan semakin menyempit.
Ini yang jadi sebab kenapa kita kadang dapat 3G kadang tidak, padahal tidak berpindah tempat. Dalam kasus semacam ini, penguat sinyal yang mampu memperbaiki kualitas voice pun tak berdaya mempertahankan 3G di hape kita.
Trus gimana dong biar ngeblog nyaman dapat 3G..?
Paling gampang ya pilih operator baru yang jumlah pelanggannya belum banyak. Lalu cari operator yang BTSnya paling dekat dengan rumah.
Kalo jauh dari BTS, ya pindahin saja towernya ke dekat rumah.
Atau ngekos di kolong tower khusus buat onlen.
Dan waktu buka modem jangan lupa...
Yakinkan dulu tulisannya connect
Bukannya konak...
Intinya
Sengaja bikin jurnal mumetin biar terkesan keren. Aslinya sih cuma mau ngomong, kalo selama di kampung susah onlen dikasih EDGE mulu sama operator. Jangankan jalan-jalan, mau posting apa ngebales komen saja sudah bikin bludreg, hehe...