Malem-malem, temen datang dan terus ngoceh. "Mas kemaren aku bawa kolektor dari Singapura, tapi kok galerinya tutup sih? Sampai balik 2 kali."
"Buka kok, seharian aku ga kemana-mana."
"Lha, di pintu tulisane closed kok."
Jabang bayi...
Baru keingetan, dah dua hari ini aku sibuk di belakang nyiapin mesin-mesin untuk produksi spanram. Sampai lupa kalo di pintu ada tulisan open closed.
Selama ini emang pengunjung ga pernah didampingi. Jadi yang mau lihat-lihat lukisan bebas keluar masuk tanpa ditungguin, paling isi buku tamu doang.
Trus, biar ga kelupaan lagi. Aku nelpon si Nana, "Na, besok kalo udah beres-beres jangan lupa tulisan di pintu depan di "openin" ya.."
Tadi pagi Nana udah langsung laporan, "udah diopenin, pak"
Merasa tenang, aku ga ke depan lagi. Lagi sibuk-sibuknya ngerjain meja untuk bor duduk dan gergaji belah di halaman belakang, HPku bunyi.
"Pak, galerinya ga buka ya..?"
"Buka kok. Di pintu udah tertulis "open" kan?" jawabku pede abis.
"Iya, pak. Tulisannya memang open. Tapi kok pintunya masih dikunci..."
Waduh...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih