
Menembus kesunyian subuh tanpa teman menelusuri lintas selatan Jawa, membawaku ke pemahaman arti Iedul Fitri yang sejatinya sebagai penutup bulan penuh rahmah. Apa yang bisa ku banggakan di Iedul Fitri ini, bila dalam perjalanan ini pun aku sengaja tidak puasa.
Musafir...?
Ah, itu hanya sebuah pembenaran saja. Yang pasti puasaku harus ku korbankan hanya untuk sebuah ambisi ber Iedul Fitri bersama keluarga. Lalu apa artinya aku merayakan kemenangan itu, bila di akhir perjalanan sudah jelas aku kalah telak.
Ribuan kendaraan yang bersliweran membawa pasukan mudik sepanjang jalan membuatku berpikir dalam. Betapa banyak orang-orang kalah seperti aku yang begitu bangga dengan kekalahannya dan berpura-pura menang dan menang.
Lalu...
Apa artinya semua ini...???
Sebuah pengungkapan yang jujur
BalasHapusSesuatu yang jarang lagi kita temui saat ini