Terasa banget bedanya diurus istri sama engga. Bermacam keluhan yang kemarin terasa menyiksa, satu persatu mulai membaik. Walau aku masih saja susah makan, tapi istriku selalu punya banyak cara agar perutku tak pernah kosong.
Sementara waktu, makanan pokokku bukan lagi nasi, melainkan jambu biji merah. Entah itu dijus atau dimakan langsung, pokoknya jambu merah setiap waktu. Katanya sih agar trombositku segera kembali normal. Memang dari hasil tes darah kemarin trombositku cuma 132 ribu keping/mm3 dari normalnya antara 150 - 400 ribu. Dan untuk mencegah susah BAB karena kebanyakan makan jambu biji, aku harus makan berbagai macam buah lainnya. Untuk mengatasi badan panas dingin, istriku cukup mengandalkan jahe mentah diseduh dengan teh panas. Obat pabrik yang masih aku minum hanya antibiotik dari RSUD kemarin yang memang harus dihabiskan agar penyakitnya tidak menjadi kebal antibiotik.
Namun, biarpun aku nyaman menjalani perawatan di rumah seperti saat ini, kadang ada sedikit rasa iba kepada ibunya Citra. Dia begitu tulus mengurusku, sementara dia selalu disibukkan oleh Citra yang makin bandel dan suka ngelayap kemana-mana. Padahal dia juga punya keluhan pusing atau mual sebagaimana umumnya yang hamil muda. Sebuah pekerjaan multitasking yang teramat sulit untuk seorang laki-laki yang selalu mengaku perkasa sekalipun. Aku saja yang selama ini hanya mengurus diri sendiri dan pekerjaan, ketika kepala mulai cemut-cemut banyak hal yang menjadi berantakan.
Terima kasih istriku...
Termasuk untuk terapi buahnya yang maknyus...
Besok ganti pake buah yang lain ya...
Sementara waktu, makanan pokokku bukan lagi nasi, melainkan jambu biji merah. Entah itu dijus atau dimakan langsung, pokoknya jambu merah setiap waktu. Katanya sih agar trombositku segera kembali normal. Memang dari hasil tes darah kemarin trombositku cuma 132 ribu keping/mm3 dari normalnya antara 150 - 400 ribu. Dan untuk mencegah susah BAB karena kebanyakan makan jambu biji, aku harus makan berbagai macam buah lainnya. Untuk mengatasi badan panas dingin, istriku cukup mengandalkan jahe mentah diseduh dengan teh panas. Obat pabrik yang masih aku minum hanya antibiotik dari RSUD kemarin yang memang harus dihabiskan agar penyakitnya tidak menjadi kebal antibiotik.
Namun, biarpun aku nyaman menjalani perawatan di rumah seperti saat ini, kadang ada sedikit rasa iba kepada ibunya Citra. Dia begitu tulus mengurusku, sementara dia selalu disibukkan oleh Citra yang makin bandel dan suka ngelayap kemana-mana. Padahal dia juga punya keluhan pusing atau mual sebagaimana umumnya yang hamil muda. Sebuah pekerjaan multitasking yang teramat sulit untuk seorang laki-laki yang selalu mengaku perkasa sekalipun. Aku saja yang selama ini hanya mengurus diri sendiri dan pekerjaan, ketika kepala mulai cemut-cemut banyak hal yang menjadi berantakan.
Terima kasih istriku...
Termasuk untuk terapi buahnya yang maknyus...
Besok ganti pake buah yang lain ya...