Saat aku secara spontan bilang pulang kemaren, aku pikir tak ada yang mau peduli. Tidak ada seorangpun yang mengkomentari ucapanku itu. Namun ketika kemarin sore aku pesan tiket pesawat dan mulai mengemasi ransel, satu dua orang mulai mencegah.
Ada yang cuma bilang sayang kalo kabur sekarang. Sebentar lagi gajian dan tanpa ijin cuti tiket tidak akan dibayarin kantor. Ada yang sampai berpanjang kata memintaku melunakan hati agar berdamai dengan kantor. Ada juga yang cuek bebek. Yang hanya bisa bingung pun ada.
Aku memang bisa mengerti. Beberapa orang teman begitu besar harapannya pada aplikasi yang sedang aku bikin untuk menggantikan cara-cara manual yang selama ini dipake dan rawan masalah. Apalagi versi prototipe yang sempat aku sodorkan untuk diujicoba, kayaknya mereka sudah cocok, tinggal aku perbaiki sedikit-sedikit.
Tapi kepulanganku bukanlah soal teman atau pertemanan. Bukan pula soal gaji atau pekerjaan. Tapi soal penghargaan dari perusahaan atas karyawan. Aku tak minta banyak kok, cuma ingin istirahat sampai kembali sehat. Kenapa pula pengajuan ijin dokter malah disangkutpautkan dengan masalah yang akan timbul akibat ketidakbecusan perusahaan mengelola karyawan.
Aku tak peduli belum gajian. Aku tak peduli harus beli tiket sendiri. Aku tak peduli temen-temen memintaku bertahan. Pokoknya aku tetap akan pulang. Aku ingin lihat sebesar apa kebutuhan perusahaan terhadapku. Bila memang tak butuh, toh aku sudah tak disitu. Kalo memang butuh, aku ingin tahu penawaran menarik apa yang perusahaan tawarkan kepadaku.
Aku tak peduli dibilang sombong. Tapi aku merasa harus bisa berbuat itu agar perusahaan juga memahami bahwa mereka juga butuh karyawan. Bukan hanya sebaliknya yang seringkali dijadikan alasan untuk berbuat sewenang-wenang terhadap karyawan.
Apakah dengan membayar gaji itu berarti telah membeli seluruh kehidupan seorang manusia..?
Diketik dalam bus TransJogja sambil mikir rencana ganti oli servis lair batin minal aidzin walfaidzin...
Ada yang cuma bilang sayang kalo kabur sekarang. Sebentar lagi gajian dan tanpa ijin cuti tiket tidak akan dibayarin kantor. Ada yang sampai berpanjang kata memintaku melunakan hati agar berdamai dengan kantor. Ada juga yang cuek bebek. Yang hanya bisa bingung pun ada.
Aku memang bisa mengerti. Beberapa orang teman begitu besar harapannya pada aplikasi yang sedang aku bikin untuk menggantikan cara-cara manual yang selama ini dipake dan rawan masalah. Apalagi versi prototipe yang sempat aku sodorkan untuk diujicoba, kayaknya mereka sudah cocok, tinggal aku perbaiki sedikit-sedikit.
Tapi kepulanganku bukanlah soal teman atau pertemanan. Bukan pula soal gaji atau pekerjaan. Tapi soal penghargaan dari perusahaan atas karyawan. Aku tak minta banyak kok, cuma ingin istirahat sampai kembali sehat. Kenapa pula pengajuan ijin dokter malah disangkutpautkan dengan masalah yang akan timbul akibat ketidakbecusan perusahaan mengelola karyawan.
Aku tak peduli belum gajian. Aku tak peduli harus beli tiket sendiri. Aku tak peduli temen-temen memintaku bertahan. Pokoknya aku tetap akan pulang. Aku ingin lihat sebesar apa kebutuhan perusahaan terhadapku. Bila memang tak butuh, toh aku sudah tak disitu. Kalo memang butuh, aku ingin tahu penawaran menarik apa yang perusahaan tawarkan kepadaku.
Aku tak peduli dibilang sombong. Tapi aku merasa harus bisa berbuat itu agar perusahaan juga memahami bahwa mereka juga butuh karyawan. Bukan hanya sebaliknya yang seringkali dijadikan alasan untuk berbuat sewenang-wenang terhadap karyawan.
Apakah dengan membayar gaji itu berarti telah membeli seluruh kehidupan seorang manusia..?
Diketik dalam bus TransJogja sambil mikir rencana ganti oli servis lair batin minal aidzin walfaidzin...
Mobile Post via XPeria
salam persahabatan
BalasHapusberkunjung silahturrahmi kawan
met beraktifitas aja ya
terima kasih
moga yang terbaik aja...
BalasHapusnggak semua hal bisa dibeli dengan uang, btw dah nyampe rumah kah?
BalasHapuslakukanlah dngan hati kawan..
BalasHapussalam aktivitas
Well, kalau hati sudah nggak nyantol, saya heran kenapa mesti bertahan di situ?
BalasHapusselamat menikmatii indahnya rumah di Jogja diantara kehangatan keluarga Wins... semoga cepet sembuh juga!
BalasHapusbetul betul aku setuju mas
BalasHapusdulu aku keluar dari kantor jg gtu gak suka sama manjemenku yg terlalu memeras keringatku mentang2 ak cm pegawai kontrak
Berarti sekarang sudah di Yogya dan berkumpul kembali dg keluarga kan? Semoga segera sehat kembali... (BTW, sakit apa ya? Maaf lama gak mampir kesini jadi ketinggalan cerita nih)
BalasHapusDari dalam pesawat boleh foto2an ya Om..? :p
BalasHapusJadi selama ini perusahaan bersikap sewenang-wenang ya thd karyawan? emangnya mereka pikir mereka bisa besar tanpa karyawannya?
BalasHapus