20 Februari 2011

Hape Lapangan

Sebenarnya aku cukup nyaman dengan XPeria X-2 yang sekarang. Apalagi untuk urusan ngeblog, ketik mengetik begitu lancar. IE Mobile bawaannya juga teramat nyaman untuk browsing, lebih nyaman dibanding opera mini. Beberapa account email juga mudah dikelola dengan Outlook Mobile. Urusan perkantoran lebih asik lagi, karena dipersenjatai MS Office Mobile 2010. Kelemahannya cuma satu, baterai boros. Sekali ngecas penuh paling bertahan sehari. Apalagi kalo dipake online terus, 4 atau 5 jam dah minta diisi lagi.

Tapi semenjak jadi relawan Merapi beberapa waktu lalu, dilanjut keluyuran di tambang batubara, mulai kerasa deh kalo XPeriaku mulai penyakitan. Sebulan lebih bermandikan abu vulkanik, speaker mulai terdengar cempreng bila menggunakan volume maksimal. Trus sekarang sering kehujanan atau kena cipratan lumpur, sesekali dia mulai hang. Sementara sih cukup direstart dan sembuh, tapi kayaknya tidak akan bisa bertahan lama dalam kondisi seperti ini terus. Makanya aku mulai kepikiran hp lapangan seperti dulu.

HP lapangan pertamaku adalah Siemens S4 yang wujudnya seperti pentungan hansip. Kotak langsing dan memanjang dengan antena bisa dicabut seperti antena radio AM. Aku beli bekasan di bandung sektar tahun 99an. Sangat bandel dan tahan walau sering jatuh dari atas genteng rumah saat aku masih berurusan dengan pemasangan antena tambahan hape di pedesaan jaman dulu. Hape itu masih normal sampai aku kabur dari rumah dulu sekitar tahun 2007 dan tak sempat dibawa.

Waktu pindah ke pekerjaan di tengah hutan yang tak terjangkau sinyal GSM maupun AMPS sekitar tahun 2000, aku beralih ke Ericson R190 yang antenanya segede jempol dan panjangnya sama dengan hapenya. Pakai kartu byru yang per menitnya 8000 perak dan bebas hambatan asal jangan di basement. Keluar dari hutan sebenarnya aku masih masih merasa gaul dengan hape satelit itu. Cuman tarifnya itu yang bikin mumet sehingga aku ganti pakai kartu GSM. Sampai akhirnya antenanya patah karena jatuh trus kelindes motor.

Lagi muter-muter Tasikmalaya untuk cari tukang service, aku melihat hape baru berjudul M35 keluaran Siemens. Wujudnya mungil berbalut karet. Lumayan bandel untuk di lapangan termasuk urusan kerendam air. Soalnya pernah tuh hape lenyap dari meja. Pas aku telpon dari telpon rumah, bunyinya di kamar mandi. Ternyata dibawa anak lanang berendam di bak mandi dan masih berbunyi nada deringnya. Belum ada masalah sih, cuman aku yang takut dalemannya kena. Makanya aku jual sebelum bermasalah. Sebagai gantinya aku pilih Ericsson R130 berantena sirip hiu.

Ketika pekerjaanku lebih banyak di kantoran, aku mulai melupakan hape lapangan. Pertama kali pindah haluan aku jatuh cinta ke Nokia 9500 Communicator. Sayang lemot sehingga aku ganti Communicator Nokia yang lain, 9300. Sempat ganti ke 9300i yang support wifi sebelum akhirnya ganti lagi ke Communicator E90. Tak puas dengan kualitas Nokia, aku mulai berpikir kelain hati. Tapi karena telanjur cinta dengan kibod full qwerty, jadilah aku pilih Sony Ericsson XPeria X-2 sampai sekarang.

Masih betah sih dengan XPeria. Tapi kayaknya kondisi pekerjaan kurang memungkinkan aku bawa-bawa hape kantoran ke lapangan. Karena masih banyak pekerjaan yang bersifat pengelolaan data, mungkin aku harus cari hape yang support office, memori besar, kamera bagus, internet ok, tapi tahan banting, tahan debu dan air.

Ada ide..?

3 comments:

  1. Met pagi kang... :D

    Walah s4 haha... aku yo ndue kang haha... :D masih idup sampe hari ini kebetulan, cuma udah lama ndak dipake dan lupa naro dimana, antenanya yg mirip pulpen itu yg aku suka haha... HP ku yg skrg juga kayanya udah mulai2 ngadat nie karna sering ujan2an hhe... :D

    Semangat N met liburan kang *semoga libur

    BalasHapus
  2. hapenya di plester aja pak lek....,, ;D

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena