19 Februari 2011

Sebulan

Hari ini, tepat sebulan aku  menginjakkan kaki di bumi Borneo. Satuan waktu yang teramat pendek untuk sebuah pekerjaan besar disini. Namun mendadak menjadi panjang setiap kali nelpon ke rumah yang tak pernah bosan menanyakan kapan aku pulang. Makanya aku jadi terkenang selalu lagunya KD.

Menghitung hari...
Senen, slasa...
Rabu kamis...
Jumat sabtu minggu itu nama-nama hari...

Sebulan disini memang banyak hal membuatku tak merasa nyaman. Namun semua rasa tak enak itu berasal dari lingkungan perusahaan. Sedangkan untuk lingkungan Borneo sendiri aku bisa cepat beradaptasi dan tak membuatku merasa tak kerasan. Aku memang menyukai alam bebas. Hidup di hutan tropis jauh dari keramaian, offroad di medan berat, serbuan nyamuk-nyamuk jumbo dan keributan babi hutan di kolong rumah bisa aku nikmati dengan caraku sendiri.

Apalagi aku dapat mess yang lumayan nyaman untuk ukuran di tengah hutan. Kamar tidur ber-AC, internet, TV satelit, cucian tinggal lempar ke keranjang dan makan pun tak pernah pusing asal ibu dapur tidak memberi kode khusus, babi. Walau siang hari matahari begitu terik, malam-malamnya berasa sejuk. Suara jangkrik menjadi hiburanku yang paling syahdu saat kerinduan menyergap menjelang tidur. Aku biasanya duduk di teras depan sambil berharap tidak kesambet, ngalamun bersama jeritan binatang malam dari hutan di sekeliling mess. Apalagi saat terang bulan seperti sekarang ini. Wuah indahnya...

Tak hanya malam. Suasana pagi pun terasa begitu indah. Dibangunkan kicau burung hutan, aku biasanya tak segera beranjak dari tempat tidur. Aku suka sekali menatap keluar jendela memperhatikan pucuk-pucuk daun berembun menyejukan mata. Walau jendela kamar berkaca hitam, tapi kesejukan hutan bisa menembus sampai ke dalam hatiku yang selalu rindu.

Dan bicara soal kaca jendela yang hitam, selama ini aku selalu beranggapan bahwa hanya dari dalam kamar saja aku bebas melihat keluar tapi tidak untuk sebaliknya. Makanya aku suka merasa bebas dengan segala pose sehabis mandi di kamarku. Baru malam ini aku sempatkan jalan-jalan ke depan jendela kamar dan melihat kenyataan berbeda.

Ternyata apa yang terjadi di kamar tampak begitu jelas dari luar...
Semoga pose seksiku selama ini tidak membuat kuntilanak hutan terkesan...
Gak lagi lagi...

5 comments:

  1. Wah si Um udah dapet job dan tempat yang baru kayanya ni..
    Moga betah selalu Um dng Job barunya sukses slalu...

    BalasHapus
  2. oalah, kalo pake kaca riben ya malam jadi kebalikan, pak lek...,, ;p

    BalasHapus
  3. Ha...Ha...Ha...Seneng berpose ria ya mas,aja suwe2 mbok kePDen marekna kuntilanak pada duwe anak maning

    BalasHapus
  4. hahah,ada2 aja ne mas Rawins.

    Wah saya juga merindukan suasana seperti di atas itu :)

    BalasHapus
  5. alam menjanjikan kedamaian hati,..walau kadang rindu akan rumah menjadi ganjalan dalam hati,..

    huwaaaaa,.. aku rindu pergi kehutan,..

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena