27 April 2011

Mending ke Lapangan

Datang ke Kalimantan status pekerjaan sebagai maintenance. Sampai di tengah jalan berubah misi menjadi IT. Kenyataan di lapangan malah mondar-mandir lintas departemen. Masih mending bila diperbantukan di pekerjaan lapangan, minimal kondisi lapangan sesuai dengan kondisi diri.

Paling males itu bila di perbantukan di pekerjaan HRD. Lebih enak ngurus alat-alat daripada manusia. Apalagi kondisi disini dimana hukum rimba masih dipaksakan berlaku dengan dalih yang punya kawasan. Orang memasukan lamaran kerja suka menganggap dia bisa langsung kerja besoknya. Perlu proses ngotot panjang untuk menjelaskan perbedaan kalimat "diterima kerja" dengan "berkas lamaran kami terima dan apabila perusahaan membutuhkan, saudara akan kami hubungi.."

Ada juga yang aneh. Ketika orang memasukan lamaran dan belum bisa diterima, saat pamitan orang itu minta uang untuk ganti bensin dia datang ke kantor. Ga banyak sih, paling sepuluh ribu perak. Tapi kalo terus terusan ya bikin bangkrut kantong.

Saat karyawan bermasalah, dipanggil ke kantor untuk menyelesaikan masalah suka dianggap mau dipecat. Makanya datang ke kantor sudah pasang tampang beringas. Tak jarang pakai gebrak meja, banting kursi atau bawa mandau. Herannya walau tindakannya suka sedikit biadab, otak komersilnya sudah sangat beradab. "Silakan pecat saya, tapi bayar dulu 20 juta.."

Banyak juga yang ndablek seperti OB yang berangkatnya senen kemis. Dikasih surat peringatan sampai 3 kali, tetap saja dia cuek. Aku ajak ngobrol tentang SP yang dia terima, dia malah nanya, "SP tuh apa sih pak..?"

Ketika aku jelaskan SP tuh surat peringatan yang dia terima, dengan damai dia jawab, "ada di rumah, belum saya buka. Itu peringatan apa, pak..?"

Untuk memotivasi karyawan beprestasi, perusahaan kadang memberikan surat penghargaan yang biasanya diserahkan pada saat meeting besar. Ada juga penerima piagam yang bertanya, "ini ditukarnya ke kantor atau ke bank, pak..?"

"Ditukar gimana..?"
"Ditukarkan duit"
"Ga bisa ditukar uang, pak. Itu piagam penghargaan. Bukan cek.."
"Bukan penghargaan dong kalo tidak ada harganya. Untuk apa kertas ginian..?"

Harga tuh emang tentang uang ya..?
Mending ke lapangan lagi ah...

6 comments:

  1. yaa namanya juga sama-sama butuh hidup, butuh duit.. wajar kalo UUD. ujung-ujungnya Duit. hahaha

    BalasHapus
  2. assalamualaikum..
    kerja lapangan perlu kondisi prima, semoga mas rawin sehat selalu.
    saya suka komentarnya Gaphe,..kasih jempol ah
    salam

    BalasHapus
  3. lg kesel ya gaN.. Untung blogger siap nampung semuanya he2

    BalasHapus
  4. Mungkin Piagamnya Bisa buat ndaftar di Universitas2, n nanti mbayarnya lebih murah... ehhehe

    BalasHapus
  5. Met Sukses ajah Mas Rawins.. Anak Smp Doakan... :-)

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena