30 Desember 2008

Renungan Penghujung Tahun...

Akhir Desember…
Satu tahun lalu…

Berbagai masalah mendera. Orang yang seharusnya menjadi teman terbaikku pun ikut menjerumuskan hidup ke dalam persoalan yang tiada henti. Dan mencapai klimaksnya ketika aku harus terusir dari rumah diantar tangisan. Demi jagoanku bisa terus sekolah dan tidak dibawa pergi dari kota kecilku, kutinggalkan rumah, keluarga, usaha dan segala yang pernah ku miliki. Hanya sebuah ransel butut berisi dua stel kaos yang dicampakkan ke lantai yang aku bawa.

Beberapa hari aku merenung di CyberNet tempatku berteduh sementara aku mencari bekal penyambung hidup. Sampai akhirnya aku putuskan untuk hijrah mencari kehidupan baru. Dan aku pun pergi dari kota kecil penuh kenangan itu tanpa teman, tanpa ucapan selamat jalan, bahkan tanpa identitas, apalagi dompet. Hanya ransel butut pembungkus kepedihan dan bayang tangis jagoan saja yang aku bawa.

Terlunta-lunta dari kota ke kota kujalani. Tanpa bekal memadai membuatku kadang harus bertahan di suatu tempat hanya untuk mencari pengganjal perut. Banjar, Tasik, Bandung, Jakarta, Tangerang, Solo, Jogja dan akhirnya kembali ke Jakarta dengan satu tekad yang makin membulat.

Aku tak boleh setengah-setengah mendobrak cobaan ini. Aku putus hubungan ke semua yang pernah aku kenal. Teman, keluarga dan semua yang pernah dekat bahkan tak tahu dimana keberadaanku. Aku harus benar-benar menjadi bayi yang tak memiliki daya apa-apa. Aku harus memulai semuanya dari titik paling minimal.

Jalan layang dan anak-anak jalanan sebelah halte busway Central Senen adalah pengisi hari-hari awal aku memulai kehidupan baru. Anak-anak yang sebenarnya belum boleh merasakan kerasnya hidup menjadi pendorongku untuk bisa bangkit dan belajar merangkak. Saat itu aku bertekad untuk bisa bangkit dalam waktu dua tahun.

Kehidupan Ibu Kota yang katanya keras malah mendekatkanku dengan teman-teman baru dan teman-teman yang selama ini hanya aku kenal di internet. Dari sekedar kerja serabutan angkat junjung karung di Pasar Senen, mengobrak abrik instalasi listrik atau komputer, akhirnya aku bisa duduk di belakang meja komputer admin website di ManetVision berkat bantuan Kang Maya. Disana aku bisa banyak belajar tentang marketing kepada Pak Roni Yuzirman founder TDA Community. Apalagi urusan jualan busana muslim, aku tak punya pengalaman sama sekali.

Dibantu Lik Ihin aku bisa mengontrak sebuah kamar kosong di bilangan Asyirot. Dari Kanthong, teman lama mantan pasukanku di Purwokerto dulu aku bisa mendapat satu unit CPU untuk menemani hari-hari sepiku dengan monitor pinjaman dari StarLight Printing. Support dari teman-teman AMIKOM Yogyakarta dengan buku-bukunya sangat mendukung proses pembelajaranku.

Kebiasaan nebeng internet di StarLight telah menarik perhatian komandan SA Communication dan menawariku untuk bekerja freelance menyiapkan sebuah website untuk usaha barunya. Aku minta waktu 3 bulan untuk mengorbitkan bakal website di mesin pencari. Dan sebulan berikutnya untuk beberapa keyword yang ditarget, website Tujuh Bintang sudah masuk di halaman pertama google.

Sampai akhirnya aku dilempar ke Jogja untuk membangun sebuah galeri dari nol dengan dukungan total juragan SAComm dan pasukan tukang dibawah kendali pak Wahidin. Dunia seni rupa yang merupakan hal baru bagiku tak membuatku surut. Petunjuk dari Bapak Sumadji dan seniman-seniman Jokja mampu membuka mataku tentang nilai sebuah seni kehidupan.

Geliat kehidupan Jokja telah benar-benar menarik hatiku untuk menetap. Aku putuskan untuk tidak kembali ke Jakarta apapun resikonya. Jokja teramat damai buatku. Aura magis titik nol kota ini membawa kedamaian yang telah mampu menepis segala gundahku akan sebuah kenyataan bahwa aku masih saja hidup dalam kesendirian.


Menjelang Lebaran…
Sepuluh bulan kemudian …

Sejak awal aku bertekad untuk menghilang dari masa laluku, aku begitu berkeras hati untuk tidak muncul di kehidupan lampau sebelum aku mencapai apa yang aku targetkan tentang kesuksesan dan ambisi pribadi. Tapi entah kenapa, menjelang lebaran aku mendapat berita, jagoanku sakit.

Segala bentuk kekerasan hati tak mampu untuk menolak kuatnya dorongan untuk pulang, apapun yang terjadi. Tanpa ada rencana dari semula, kuterobos kemacetan melawan arus mudik hanya untuk jagoanku. Berjuta pilu disela kebahagiaan menyentak. Apalagi kalau teringat ucapan jagoanku ketika ku tanya kenapa sakit. “Habis, dibilang ayah sudah mati….”

Usai melepas kerinduan, aku teringat akan janjiku Desember itu tentang hadiah ulang tahunnya yang tertunda. Act Of War Direct Action. Sebuah game yang lama dia idam-idamkan. Setelah itu, entah menagih entah bergurau, jagoanku menagih hadiah keduanya. Casing barunya mana, yah…?”

Aku terdiam.
Lama aku terdiam sampai aku bersimpuh di pangkuan orang yang telah melahirkanku dengan kondisi yang teramat jauh dengan ketika aku tinggalkan dulu. Semoga Tuhan memaafkan dosaku, Ibu…



Desember ini…

Ketika orang lain sibuk muter beteng keraton atau ngalap berkah di Parangtritis di malam satu sura, aku malah termangu di angkringan jagung bakar alun-alun utara. Semua gambaran selama setahun ini tak mau berhenti berkelebat satu persatu. Perlahan-lahan aku mencoba mengurai semua benang kusut itu.

Malam tadi, entah kenapa aku seperti ada yang mengajak berbicara ketika aku sendiri. Ada banyak pencerahan tentang masa lalu dan masa depan. Sampai ketika aku memutuskan untuk beranjak ke tempat tidur, aku seolah telah memiliki sebuah kebulatan hati untuk menutup 2008 dan membuat sebuah rencana untuk 2009.

Aku memang membuat target dua tahun. Tapi setelah satu tahun kujalani, walau belum berlebih, aku sudah tidak merasa kurang. Sudah saatnya aku rem segala ambisi akan karir dan pekerjaan. Buatku ini terlalu cepat. Sungguh terlalu cepat. Apa yang kudapatkan sekarang kuanggap cukup.

Sudahlah…
Aku cukup untuk mengejar dunia walau belum genap dua tahun pengejaranku. Lebih baik 2009 ini aku targetkan untuk mendekatkan diri pada yang selama ini terlupakan. Tuhan… Aku ingin segalanya berjalan seimbang.

Aku juga sadar akan kesepian hati. Terlebih bila ingat tagihan dari jagoanku yang kini terkekang tentang sosok lembut yang juga dia rindukan. Sudah masanya aku memikirkan itu. Aku juga merindukan sebuah kelembutan hati. Kebahagiaan lahir sudah aku dapatkan. Aku harus adil untuk segera membahagiakan batinku juga.

Sampai setahun ke depan harus kudapatkan itu.. Dan aku harus mulai merubah sikap dan ucapanku yang selama ini begitu sembarangan asal nyeplos. Siapapun asal itu perempuan kadang aku tanya mau jadi istriku tidak, padahal itu hanya ucapan kosong. Entah dengan perasaan apa teman-teman baikku itu menerima segala celoteh ngawurku itu. Maafkan aku teman…

Aku harus mulai bisa melihat ke sekeliling. Bukan untuk mencari seorang pendamping hidup semata. Melainkan sosok ibu yang mampu menerima kenyataan bahwa jagoanku itu ada dan merindukannya juga. Hanya itu. Aku tak membutuhkan figur sempurna yang mungkin tak pernah ada. Cukup sebuah kesederhanaan yang membawa kedamaian dengan Bunga Terakhir ini.

Hanya itu harapanku..
Di awal tahun yang baru…

Terima kasih kepada Lik Ihin atas segalanya, Kang Maya atas informasinya, Kang Khamshe atas nasi kucingnya, Mas Guru Ali Rahmat atas segala petuahnya, Kang Pacul atas bantuan galonnya, Mas Semar atas HPnya, Bung Yossy atas pecel curingnya, Yu Sopi atas tajilannya, Yu Ropi atas nasehatnya, Yu Windie atas sponsornya, Yu Rossy atas dukungannya, Tukangebeg dan Chay Dhanis atas menghilangnya, Kanthong atas CPU dan segala supportnya, Blendhonk atas bantuan websitenya, Pak Kartiman dan Cybernetnya, Pak Albert dan programmer Alvantys, Pak Roni dan staf ManetVision, Bu Sari dan balakurawa Starlight, Pak Sapto dan pasukan SAComm, Ibu Dai atas motivasinya, Dr Tata atas makan malamnya, Pak RT atas KTP tembakannya, Pak Sumadji dan kru Tujuh Bintang, Ureng-ureng Multiply dan blogger serta semuanya yang tak mungkin aku sebutkan satu persatu. Tanpa kalian membantuku bangkit selama setahun ini, mungkin aku belum bisa seperti ini. Semoga Yang Di Atas sana bisa mengerti permintaanku akan kalian, seperti kemudahan jalan yang kuterima selama setahun ini.

Amiiin…
Read More

21 Desember 2008

Aura vs Strategi

Menjelang pameran kemarin saya iseng tebak-tebak buah manggis dengan seorang teman yang sepertinya sedikit punya kemampuan paranormal. Kira-kira karya yang dipamerkan yang hanya diikuti oleh dua seniman ini laku apa tidak. Teman saya itu menjawab, "laku, mas. Tapi untuk pelukis yang satu lagi kurang. Aura negatifnya domainan sekali."

Bingung dengan jawaban itu saya mengejar lagi. Trus dia menjawab, "yang satu kelihatan tenang sehingga energi positifnya kelihatan sekali. Beda banget dengan yang satu lagi. Coba deh nanti setelah pembukaan lihat sendiri, mas."

Cuma segitu memang obrolannya. Tapi tak urung saya jadi sering memperhatikan kedua seniman itu. Setelah pembukaan tampak sekali yang satu begitu santai tapi selalu mengawal setiap tamu yang datang dan melayaninya dengan baik. Sedangkan yang satu lagi selalu kelihatan sibuk kalau yang datang kelihatan kolektor berduit. Tapi ketika yang datang kelihatan biasa, jangankan menemani tamu, mendekat pun dia enggan. Ketika saya tanya, dia malah bersungut-sungut, "ngapain..? Ga penting. Ga bakalan beli orang kaya gitu. Buang-buang tenaga aja..."

Cuma setelah dua hari berjalan. Walau seniman sibuk itu selalu sungguh-sungguh setiap kolektor datang, belum satupun lukisan dia terjual. Sedangkan seniman santai yang tak pernah membeda-bedakan pengunjung sudah laku dua buah.

Saya jadi berpikir, apa iya sih ada yang namanya aura positif dan negatif yang keluar dari hati kita yang ternyata bisa mempengaruhi datangnya rejeki. Kalau begitu, strategi marketing profesional dengan pelayanan maksimal yang tepat sasaran tidak sepenuhnya berlaku donk..?

Hmmm...
Jadi bingung juga memikirkannya...
Read More

19 Desember 2008

Laku dan Rasa


Selepas acara pembukaan pameran Off / On semalam, sebuah obrolan pendek terjadi dengan seorang teman. Waktu itu aku berceloteh tentang sepotong kerinduan dari sebuah penantian panjang. Dan temanku itu berkomentar pendek, "sabar, kang..."


Sabar...
Agak lama juga aku diam. Benarkah selama ini aku tidak bisa sabar menjalani kehidupan yang kadang mudah dan kadang susah?

Mungkin benar kata temanku itu. Walau menurutku tak bisa dikatakan sepenuhnya. Sebagai manusia biasa, sabar bagiku ada dua macam. Bermacam masalah dan musibah mungkin aku bisa tenang menjalani. 

Aku bisa sabar "nglakoni". Tapi ketika kesendirian menyergap, aku seringkali bertanya-tanya dan mengeluh pada diri sendiri. Dalam hal "ngrasakna" ternyata aku belum mampu 100% jadi insan tawakal.

Dan ketika aku balik bertanya kepada temanku tadi. "Bisakah kamu sabar menjalani kehidupan..?"
Sigap temanku menjawab, "alhamdulillah bisa."

Ketika aku tanya, "bisa jugakah sabar merasakannya..?"
Temanku malah tersenyum dan menjawab ringan, "diempet lah. Paling jadi jerawat..."

Hmmm...
Ternyata sama saja.
Mungkin Bob Marley yang paling tepat memberikan jawabannya.
No Woman No Cry....


Gambar diambi dari Off/on Exhibition
Rejuvenate #15 Wahyu Geiyong


Read More

10 Desember 2008

Budaya Misuh


Seorang teman memprotes ketika saya keceplosan menyebut nama binatang tak berdosa dalam sebuah percakapan. Memang itu tak menjadi masalah panjang. Tapi saya masih saja berusaha memikirkan ucapan yang mungkin sudah menjadi budaya.
Misuh...

Dulu saya berasumsi, budaya misuh merupakan milik masyarakat tingkat bawah. Terutama terasa sekali di kultur masyarakat Banyumas. Saya kutip sebuah tulisan lama "Inyong Bangga Dadi Wong Ngapak" yang antara lain berbunyi "Nek nyilih istilaeh kang Ahmad Tohari -budayawan ngapak- basa banyumas kuwe basa kerakyatan. Mulane ora kenal anggah-ungguh. Kowe madhang, lurahe madhang, bupatine madhang, ning inyong urung madang kiyeeeh..."

Dan ternyata setelah menyelami kehidupan di kota heroik ini, misuh juga cukup kental dalam budaya kemasyarakatannya. Hanya saja pengucapannya sedikit dipelesetkan. Mungkin ini berkaitan dengan kultur priyayi yang teramat melekat dalam hati manusia-manusianya.

Bila dalam masyarakat Banyumas yang terkenal blakasuta jelas terucap kata "asu" atau "bajingan", di kota ini akan terpeleset menjadi "bajigur". Pengucapan yang beda tapi dengan maksud sama. Dan menurut saya, budaya misuh ini bukan merupakan kejahatan yang menyamakan seseorang dengan asu atau bajingan dalam definisi kata yang sesungguhnya.

Karena kenyataan saat saya mengucap "asulaaah...", tidak ada sedikit pun bayangan binatang berkaki empat dalam benak. Teman yang dimaki pun tidak pernah merasakan sakit hati. Yang ada justru keakraban yang semakin erat.

Kembali ke soal makian di Jokja, saya ingat juga sebuah kaos yang sudah menjadi trade mark nya Jokja :

satoe lagi dari djokja
sesoeda geplak, goedeg en bakpia

kaos oblong bertanda merk mata


Bila pisuhan merupakan sebuah penghinaan, mengapa kaos "dagadu" makin merajalela? Mungkin sederhana saja. Bukan berarti penggagasnya hobi misuh atau tuna kesopanan. Tapi ada kejelian atas keadaan yang justru membuat mereka menjadi garis panutan.

Dan kenyataan bila kebiasaan memaki itu melekat di segala lapisan masyarakat. Terlepas dari tata cara pengungkapannya yang pasti akan berbeda, sesuai latar belakang budayanya. Yang pasti kita semua musti sadar akan sengkarut budaya kemanusiaan yang tak mungkin lepas dari kebutuhan akan keseimbangan. Dimana hitam putih kehidupan haruslah sama banyaknya.

Tak salah bila kita belajar memaki, daripada mengumbar iri dengki...
Dan marilah kita misuh asal tidak telat shalat subuh...

Asuuulaaaah....
Read More

09 Desember 2008

Kontradiksi dan Empati

Serombongan teman dari Bandung datang menyambangi galeri. Ku kira mereka benar ingin melepas rindu sekian lama tak bertemu. Nyatanya cuma mau numpang nginep agar tak perlu bayar hotel. Yang lebih parah lagi, mereka pelesiran dengan dalih tugas kantor selama tiga hari yang nyatanya sehari sudah beres kerjaannya.

Sebagai tuan rumah aku sudah siapkan relawan untuk menjadi guide selama mereka di Jokja. Cuman heran aja. Titel Jokja sebagai kota wisata dan budaya seolah tidak ada pengaruhnya buat mereka. Ajakanku ke pathuk membeli bakpia atau geplak tak mereka gubris. Malah ribut minta di Ambarukmo Plaza. Makan pun milih di fried chicken, bukan di gudeg Yu Jum atau ayam goreng Baciro.

Sejarah romantik Jokja dianggap penyelewengan dengan cara mereka memahami Jokja. Kenapa sih mereka tak mau belanja salak pondoh di Jalan Magelang atau Pasar Tempel yang harganya lebih murah?

Kenapa pula cara pandangnya tidak kita ubah dari romantisme menjadi semacam empati. Misalnya dengan berpikir, bahwa penjual salak pondoh di pasar tempel lebih perlu kita bantu daripada cukong buah-buahan di mall. Wedang uwuh lebih menyegarkan tenggorokan daripada minuman kemasan.

Ini bukan soal kontradiksi atau demonstrasi ideologi, namun sekedar keseimbangan. Ibarat pada suatu hari kita makan kue bikinan Bakery lalu esoknya kita makan ketela goreng tanpa harus berpikir ulang soal selera makan atau konstruksi wacana pemikiran.

Sepanjang menjadi pemandu aku terus saja berpikir tentang mereka. Mereka selalu berebutan masuk ke mall, jangan-jangan karena di Bandung tidak ada mall. Dan setiap hari mereka hanya bermain-main di sawah.

Read More

08 Desember 2008

Aku berandai-andai...


Ada sebuah cerita dari seorang teman beberapa hari lalu. Ini tentang seorang ayah yang begitu menyayangi anaknya. Keadaan memaksa si ayah tak pernah bisa mencurahkan kasih sayangnya itu setiap waktu. Dan suatu hari ketika si anak rindu kepada neneknya. Dan kebetulan si ayah bisa mengantarkannya.

Anak, ayah dan nenek belum puas melepas rindu ketika senja beranjak datang. Sang bunda tiba-tiba menelpon si anak, "Main sampai sore, nggak mau ngaji kamu.. Dosa tau..!!!"

Si anak pun minta ayahnya untuk mengantarkan pulang ke rumah bundanya. Dengan penuh rasa bersalah dia meminta ayahnya untuk menerobos lalu lintas yang padat. "Cepetan, yah. Aku harus ngaji, nanti dimarahin Tuhan..."

Si ayah tak mampu menjawab apa-apa. Tak mungkin mengejar waktu maghrib sampai di rumah anaknya dengan selamat. Tapi dia pun tak tahan melihat wajah kecil yang sangat disayanginya teramat ketakutan kepada "Tuhannya".

Walau sudah beberapa hari terlewati, cerita itu tak pernah bisa hilang dari ingatan.
Aku pun berandai-andai mencoba menghayati peran si anak saat itu. Untuk apa aku begitu ketakutan kepada Tuhan. Sedangkan Tuhan saja tak mampu memenuhi doaku setiap waktu agar telpon dari sang bunda menyejukkan hati. "Pulangnya nanti saja. Shalat maghrib dulu di tempat nenek. Ngajinya sehabis isya saja. Bilang ke ayah hati-hati di jalan, jangan ngebut ya..."

Huuuh...
Malah jadi mengumpat Tuhan.

Kemudian aku mencoba membayangkan aku menjadi si ayah saat itu. Namun sekian lama aku mencoba, tak pernah juga aku mengerti harus berbuat apa. Selain menelpon sang bunda untuk menunggu di tepi jalan. Dan menginjak gas dalam-dalam ketika melihat sosoknya. Tamat...

Rasanya tak perlu ada rasa bersalah. Bila rintihan pilu anak dan jeritan hati ayah dalam setiap sujud malamnya saja sudah tak mampu membelokan pandangan Tuhan dari pemilik surga di kakinya. Seolah Tuhan telah buta dan tak tahu bila surga itu sudah tak ber AC lagi. Bagaikan gerbong kereta ekonomi yang penuh sampah dan sumpah serapah.

Kalau Tuhan saja sudah tak mampu melihat apalagi manusia. Apa perlu aku takut dengan dakwaan Jaksa akan pasal 338 atau 340 KUHP. Bila polisi saja malah tersenyum ketika aku datang dan menanyakan biaya mencabut proses verbal.

"Bisa diatur, pak. Cuma kecelakaan lalu lintas kok."

Hmmm...
Sebaiknya aku berandai-andai jadi Tuhan saja...
Read More

07 Desember 2008

Belajar Miskin

Menyaksikan berita tentang pembagian kupon daging kurban yang turut memakan korban di masjid Tegal, di liputan 6 SCTV sore tadi, saya jadi ingat beberapa kejadian serupa beberapa waktu lalu.

Masih di liputan 6, pembagian kupon di Polda Metro Jaya menampilkan wawancara dengan mereka yang ikut berebut. Antri dari pagi dan akhirnya protes kepada panitia karena tidak kebagian. Tapi mereka tidak akan menyerah dan akan datang lagi pada saat pembagian besok.

Tidak hanya dalam kegiatan semacam ini, dalam banyak hal termasuk dalam pembagian BLT yang kesemuanya itu mensyaratkan "untuk orang tidak mampu", kejadian semacam itu selalu terulang.

Hmmm...
Mengapa sih orang begitu bangga ingin menjadi miskin tanpa mau memahami apa arti hidup miskin dalam kehidupan. Mereka berebut mempertaruhkan nyawa demi predikat miskin tapi akan ngamuk bila dibilang, "kere loe..."

Kenapa kita tidak juga mau belajar bahwa miskin itu indah. Kita tak akan pernah berani berhutang ke bank dan tak perlu dikejar-kejar debt collector. Kita jadi tak berambisi menjadi caleg yang butuh dana milyaran untuk membeli suara yang kenyataannya membuat kita menjadi koruptor dan penjahat berdasi.

Malah mbah kyai bilang, di akherat pertanyaan kita akan berkurang satu. Darimana harta kau dapatkan dan kemana kau belanjakan.

Salahkah bila kita belajar menjadi miskin dengan pemahaman hati. Bukan dengan cara mempertontonkan ketakutan akan kemiskinan itu sendiri. Bila kenyataanya dengan sepincuk nasi kucing saja, cacing di perut kita sudah damai.

Semoga saya bisa belajar miskin...
Read More

04 Desember 2008

Apa Kata Duniaaaa....?

Bengong ga sih, pagi-pagi dah datang surat tagihan Pajak Bumi dan Bangunan atas tanah yang baru beberapa bulan dikontrak. Lebih bengong lagi kalo lihat angka yang tertera sampai 4 juta sekian berikut denda. Banyak amin, yah...

Meluncur deh ke kelurahan, karena surat penagihannya emang dari sana. Eh, disana ga punya salinan SPT yang entah siapa yang dulu menerimanya. Dan aku disuruh ke Kantor Pajak saja. Nelpon ke yang punya tanah, ga bisa jelasin secara detil selain jawaban, "emang segitu, pak"

Di kantor pajak jadi jelas deh. Bahwa seharusnya, pajaknya cuma 2 juta sekian. Tapi karena harga bangunannya ditaksir di atas 1 ember, jadi NJOPnya 40%, bukan 20% lagi.

Oooo...
Sambil manggut-manggut aku ngeluarin uang yang emang udah tak siapin. Tapi ga mau terima tuh petugasnya. Cuma senyum dan sambil meninggalkan meja.

"Bayarnya nanti saja jam 1, pak. Mau istirahat dulu nih, sudah hampir jam 12."

Ooooo...
Read More

27 November 2008

Nickname Juragan

Walau sakespir bilang "apalah arti sebuah nama", tapi aku baru menyadari kalo di kantor ini ada sebuah kebebasan demokrasi yang bisa kubaca dari sebuah nickname.

Selama ini aku ga menyadari kalo panggilan untuk Bapak Direkturku ternyata ga seragam. Kebetulan saja kemarin sore aku ngacak-acak server dan iseng buka-buka arsip chat dari semua karyawan yang memang sengaja aku rekam untuk sebuah keperluan.

Aku sendiri selalu memanggil Bapak Sapto dengan panggilan pa'e. Komandan produksi, manggil beliau pak bos.

Dari rekaman chat, aku baru tahu kalo Vivie, marketing artshop manggilnya daddy dan Tika, operasional galeri memanggil juragane papi. General managerku manggil om.

Dan yang agak kacaw mungkin mantan managerku yang dulu, manggilnya mas...
Hihihi... kayak Lik Ihin aja seh...
Read More

Aku Pulang Kemarin...

Ada beberapa hal yang menarik ketika aku pulang kampung kemarin. Minimal aku merasa, kepulanganku kali ini memang diharapkan oleh orang-orang yang aku sayangi.

Adikku yang cewek kebetulan lagi hamil tua, ketika aku tanya kapan bayinya keluar, kan udah mau 10 bulan. Dia malah jawab, "masih betah, nunggu pakdenya pulang." Dan akhirnya benar juga, aku punya keponakan cewek walaupun harus dengan jalan cesar.

Hmmm...
Aku pulang untuk menyambut sebentuk kehidupan baru.

Sebelum balik ke Jogja, tak lupa kupinjam jagoanku dari bundanya. Aku dan jagoanku menghabiskan waktu sepanjang siang untuk balapan di console SEGA, main Counter Strike di warnet dan puter-puter kota tanpa tujuan pasti. Dan ketika mau berangkat, jagoan lari ke kamar dan menyerahkan kotak bersampul biru.

Hmmm...
Aku tak tahu harus berkata apa. Sepanjang perjalanan ke Jokja hanya haru dan sedih yang ada. Sedih, kenapa tidak ada senyum dari sang bunda. Terharu, kenapa jagoanku masih ingat akan hariku.

Terima kasih, Mas Adi...
Read More

26 November 2008

Pengejaran Mimpi...

Ini malam ketiga aku tak berani memejamkan mata. Sudah dua malam aku kesepian tanpa teman dan selalu dihantui mimpi yang tak menyeramkan. Mimpi dalam sepotong lelap yang menggambarkan kerinduan yang terbawa mengantar sejuta senyum menghanyutkan.

Seharusnya aku menyukai mimpi indah yang tak basah itu. Ada banyak harap dan dan sejuta tawa menyelinap. Tapi selalu saja aku terjaga tanpa harus meluangkan waktu membersihkan sisa-sisa produksi batik di atas bantal.

Setiap kali aku mencoba mereplay mimpi yang tak usai bagai coitus interruptus. Efeknya berasa sama, membuat hati dongkol berbonus mangkel. Aku merasakan sejuta penat saat mata terjaga. Berbalikkan arah dan aroma dari yang baru terasa.

Huuuh...
Mengapa aku harus mengeluh dalam ketakutan tanpa bayangan ini. Apa susahnya aku bermimpi mendapat hadiah walau hanya celana dalam bergambar avatar. Mengapa aku tidak bermimpi menang lotre sehingga aku jadi milyarder yang bisa membeli pulau dan menjadi seorang raja kecil disana. Kenapa aku tak memimpikan Ayangku saja yang beberapa hari membiarkan aku berceloteh sendiri di catatan cinta ini. Sudah sedemikian errorkah otak digitalku ini...?

Untunglah aku bertahan di Jokja, kota seni yang penuh inspirasi. Dimana gumpalan-gumpalan gundah ini bisa segera ejakulasi. Aku bisa menghabiskan malam di pinggir sawah menikmati secangkir kopi suguhan pelayan cafe Nologaten. Mengasah idealism penebar mimpi menari-narikan ujung jari di atas laptop nebeng hotspot gratisan dari warung kopi.

Yaaah... aku tak pernah kesepian di kota ini. Aku merasa bisa mengikuti keinginan jiwa yang penuh cita. Muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga. Aku bisa mengajak hati dan otak ini merayakan harmoni dan optimisme, tujuan dan kerja keras, tawaran dan kemauan, main-main dan keseriusan, senang-senang dan pemikiran. Aku mau hidup dalam keseimbangan. Aku mau menertawakan kehidupan. Karena Tuhan tidak otoriter. Bukankah kehendak terlampau sulit untuk dibikin seragam.

Disini aku bisa mencintai anak muda dan kehidupannya. Disana kita bisa saling mengajak dan mengingatkan. Ayo belajar memahami pengelolaan diri demi kemajuan. Tapi jangan suka mengeluh tak mengerti mau apa hidup kalian. Ayo saling memaki, perbanyaklah menanam dendam dalam umpatan. Tapi jangan lupa untuk bermaafan. Ayo pada pacaran, perbanyak memadu kasih dan bermesraan. Tapi jangan lupa memakai kondom.

Mari makan enak, asal jangan lupa teman kita sedang tak punya uang. Mari bolos kuliah, asal jangan lupa baca koran. Ayo menolak menjadi dungu atau kita akan menjadi benalu. Ayo kita begadang dan bangun siang, asalkan aku jangan diberi mimpi...

Enjoy your life.
Enjoy aja....
Read More

25 November 2008

Kembalikan Rasa


Ada seorang teman yang entah curhat entah berunjukrasa sebenarnya. Dia mengeluh di YM tentang kehidupannya yang serba sulit. Dan diakhir cerita dia berteriak, "beruntunglah bila aku dilahirkan menjadi kamu..."

Sore tadi aku tak begitu mempedulikan itu. Baru menjelang tengah malam ini pikiranku terusik. Tak hanya satu orang yang mengatakan seperti itu. Kalau saja Yang Kuasa mengijinkan, biarkan aku berburuk sangka kepada mereka. Telah terjebak dalam dengki dan iri hati tanpa mau menyelami siapa yang mereka demonstrasi.

Gaul di internet, aku punya teman di seluruh dunia. Dengan ngeblog, aku bebas mengeluarkan isi otak tanpa beban. Berkecimpung di dunia fashion, aku dikelilingi perempuan-perempuan indah model busana. Selalu tertawa, membuat orang menganggap aku tak punya air mata. Sedikit berbagi, dianggapnya punya BRI.

Huuuh...
Kenapa orang seringkali melihat simbol tanpa tahu nilainya. Bukankah kita dilarang berunjukrasa hanya karena kesempatan yang tidak sama. Ingatlah, kita punya banyak pilihan, walaupun tingkat kenyamanannya berbeda.

Enak tidaknya sebuah rasa hanya tergatung pada hati kita melahapnya. Sate dan pizza takkan nikmat saat dikejar debt collector. Sepotong jagung dibagi dua lezat terasa bila saling suap dengan kekasih.

Kita pernah melihat Dian Satro membacakan puisi. Tak usah lah kita berdebat cara dia membaca atau salah pengucapannya. Nikmati saja wajah cantiknya, asal kita tak lupa bahwa sajak lahir bukan untuk berurusan dengan wajah mulus, walaupun keduanya sama-sama indah. Belajarlah untuk memisahkan, yang kita bicarakan keindahan perempuan atau tentang sastra.

Dengan bisa memilah, kita akan bisa menjalani hidup dengan tenang dalam kesusahan yang paling berat pun. Ada masanya kita merasakan lezatnya dunia. Ada kalanya kita nikmati kesakitan hati. Asalkan hati kita yang bicara, semuanya tak lagi jadi beban.

Tak perlu kita rindukan yang bukan milik kita. Pandangan mata hanya fatamorgana. Tetaplah berdiri di lajur hati. Kita rasakan semua yang ada, dengan atau pun tanpa cela. Tanpa harus berburuk sangka.

Kembalikan rasa pada tempatnya.
Tempat yang indah tentu pastinya...
Read More

21 November 2008

Yang Kedua

Mendengar kata yang "kedua" orang seringkali menatap sinis. Semua orang ingin menjadi nomor satu. Bahkan sejak dulu pun kecap tidak ada yang bukan nomor satu. Seolah kedua itu adalah posisi yang tersisihkan.

Agaknya hanya Astrid yang berteriak lantang ingin dijadikan yang kedua tanpa kita bisa tahu apa tendensinya melawan arus isme masyarakat. Benar-benar dia ingin membuka wawasan semua orang atau hanya mencari sensasi agar bisa dijadikan alat pembenaran.

Aku sendiri tak pernah memikirkan tentang pertama atau yang kedua. Yang pasti aku merasa perjalanan keduaku ini justru terasa lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Entahlah mengapa bisa begitu..? Padahal aku yakin tidak ada perubahan atau perbedaan yang berarti dari kebersamaan kedua ini dengan yang pertama. Atau mungkin benar apa yang pernah aku tuliskan di sebuah blog tentang arti kehadiran. Dimana segalanya kadang terasa indah setelah keindahan itu pergi...

Sebelum ada kepergian itu aku memang tak pernah tahu arti sesungguhnya dari kebersamaan yang pernah kujalani. Apalagi bila semua itu hanyalah ...a dream you do not want to wake up from.

Terasa sekali ada sesuatu yang menggantung hanya karena aku menganggap perjalanan itu tak pernah ada arah tujuannya. Setelah semuanya berlalu, terasa sekali bahwa ada banyak sisi yang tak pernah tersentuh dan terasakan padahal itu lebih berarti daripada sebuah tujuan akhir perjalanan.

Seolah aku melupakan bahwa rel kereta selalu sejajar mengantarkan segala beban harapan ke tujuan namun tak pernah berimpit menjadi satu. Tanpa aku harus tahu akhirnya akan bagaimana, ternyata banyak sekali pemandangan indah di sepanjang jalan yang bisa aku nikmati. Agaknya itu yang lebih penting, karena aku hanya bisa berusaha semata dan selanjutnya aku hanya bisa memasrahkan diri kepada takdir Illahi.

Apapun yang terjadi, aku tetap merasa perjalanan kedua ini terasa begitu indah. Aku tak peduli lagi orang akan mencibir atau berkata sinis. Banyak rasa yang dapat aku nikmati dan rasakan kini. Dan hidupku tidak terasa hambar lagi.

...what make each day special.
Read More

Fool In Love

Pagi tadi menjelang subuh HPku bernyanyi. Ayu dari Praha yang nelpon ternyata.

"Hei, ngapain subuh-subuh nelpon?"
"Sori deh, mas. Baru jam 12 disini. Dah bobo yah..?"

Buset, udah tau disini subuh masih nanya sudah bobo apa belum?
Percakapan pun berlanjut.

"Januari aku pulang ke Indonesia, mas. Aku mau nikah."
"Jadi nikah sama si Fau? Katanya bermasalah?"
"Engga, mas. Udah bubaran Oktober kemarin"
"Heeeh," aku malah bengong. "Kamu bubaran Oktober, sekarang udah bilang mau nikah. Cepet amat cari gantinya..?"

Si Ayu yang memang benar-benar ayu itu malah ngakak. "Kenapa sih, apa susahnya kalau memang kita sudah cocok. Jangan terbelenggu dalam fool in love, mas.."

Cukup panjang sih percakapan setelah itu.
Tapi hanya satu yang terus nyantol di otakku sampai saat ini. Fool in Love...
Fuiiih... belum berubah juga ucapan itu dari dulu.

Berjam-jam aku memikirkan itu di sela-sela kesibukan pekerjaan siang tadi. Aku juga ingat tulisanku sendiri tentang keinginanku untuk change!!! Haruskah aku juga ikut berubah dalam hal itu?

Selama ini aku memang terbenam dalam sebuah pemahaman yang aku sebut dedication to love. Walaupun lebih banyak orang yang berkata seperti temanku Ayu itu. Benarkah selama ini aku memang benar-benar tenggelam dalam sebuah kedunguan?

Setiap orang menuliskan tentang cinta. Tetapi pencarian itu tidak menghasilkan cinta. Pencarian itu kadang mampu membuat laki-laki melakukan hal-hal yang tidak biasa. Menghabiskan banyak uang, waktu, tenaga dan pikirannya hanya untuk menarik perhatian seorang perempuan. Parahnya banyak laki-laki yang melakukan hal-hal yang diyakini akan berhasil hanya karena semua itu dilakukan juga oleh banyak laki-laki umumnya. Buatku, tidak ada yang lebih menyedihkan selain seorang laki-laki yang meminta saran orang lain hanya untuk menjadi dirinya sendiri.

Aku belajar banyak tentang cinta dengan mencoba untuk menenangkannya daripada untuk memenangkannya. Sampai akhirnya aku dapat menemukan hal-hal utama tentang cinta dan diriku sendiri. Aku pernah merasakan betapa indahnya saat jatuh cinta. Sampai akhirnya aku menyadari bahwa pengejaran itu terasa lebih nikmat melebihi saat telah mendapatkannya. Mungkin ini yang membuat orang lebih suka mencari cinta daripada mempertahankan cinta.

Banyak orang yang melarikan diri ketika tertusuk duri mawar cinta, melupakan bagaimana mereka dulu berusaha sekuatnya untuk menjamah keindahannya. Dan setiap orang yang membiarkan tangannya berlumuran darah mempertahankan tangkai berduri itu akan dipandang sinis dengan sudut mata.

Terlalu banyak sisi-sisi cinta yang harus kita mengerti. Tapi terlalu sedikit yang mau menahan sakitnya. Sampai terlontar dari bibir mereka julukan "sang pecundang" daripada kiasan "pengabdian cinta"

Semoga aku bisa menemukan diriku dalam cinta.

Love is ...
the human equation
...
being tied by heartstrings
Read More

Keyakinan, Sugesti dan Doa


Dulu, sebelum aku berangkat ke Jokja, si Bos pernah menguraikan planning ke depan setelah beres menggarap pasar Jokja. Sasaran selanjutnya adalah Bali, Singapura dan Hongkong. Dan beberapa minggu terakhir ini aku malah menemukan teman seorang tauke dari Taiwan yang ingin investasi di bidang pariwisata. Beliau meminta data-data obyek wisata di Indonesia beserta sarana pendukungnya. Dan terakhir calon investor ini mengatakan bulan Maret akan survai ke Jokja.

Ketika bos dari Jakarta datang ke Jokja, aku menanyakan prospek pasar Taiwan untuk bisnis lukisan. Kemudian aku ceritakan tentang teman yang kebingungan mau menanamkan uangnya tadi. Dan si bos setuju untuk bertemu dengan beliau saat datang ke Jokja Maret nanti.

"Ok deh, bos. Tak pendekatan terus ya, siapa tahu bisa jadi jalan kita membuka pasar Taiwan," begitu aku menutup obrolan yang malah tak jadi ditutup, karena si bos mencela kata-kataku tadi.

"Jangan suka pakai kata "siapa tahu", Ko. Kalo kamu punya rencana kamu harus yakin itu akan berhasil dan kamu harus mengusahakan keberhasilanmu itu semaksimal mungkin."

"Maap deh, bos. Ini kan baru rencana mentah. Dan aku ga mau disebut "ndingini kersa"."

"Itu bukan mendahului takdir, Ko. Kalo kamu mau sukses, kamu harus yakin dari sejak perencanaan. Sukses itu tidak gratisan. Aku tahu kamu ga ngerti lukisan, tapi kenapa aku percayakan galeri ini ke kamu, soalnya kamu yakin banget bisa mengelolanya. Manusia saja butuh keyakinan sebelum memberi sesuatu, apalagi Tuhan..."

Seperempat malam aku habiskan untuk merenungi kata-kata bos. Aku jadi ingat ucapan "Insya Allah" yang telah berbelok makna menjadi alat ngeles. Dan aku juga ingat kata "Tuhan tidak akan memberi cobaan yang kita tidak kuat menjalaninya" serta "Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kalo kaum itu tidak berusaha sendiri."

Semua tampak saling berkait. Untuk memberi cobaan saja, Tuhan harus yakin kita mampu menerimanya, apalagi untuk soal rejeki. Untuk sukses kita perlu berusaha dengan penuh keyakinan agar Yang Di Atas juga yakin kita mampu menerimanya.

Jadi kesimpulanku.
Secara internal, keyakinan adalah sugesti.
Secara eksternal, keyakinan adalah doa dan permintaan.

Dalam segala hal, aku harus yakin bisa.
Tiada lagi kata semoga...
Read More

12 November 2008

Jagoan dan Egoku...

Aku tidak tahu mimpi apa barusan. Yang jelas aku tersentak bangun seolah terkejut. Dan tiba-tiba aku teringat jagoanku. Kulihat ke arah jam yang menunjukan pukul dua dinihari lalu bergegas ke ruang depan mencari HP yang kucharge tadi. Sebuah pesan pendek aku temukan disitu. "Yah, adi sakit.."

Setelah mencoba menghubungi nomor jagoanku dan bundanya yang semuanya tidak ada yang angkat, aku jadi tak bisa tidur. Pikiran terus melayang ke kejauhan sana. Ada sedikit penyesalan, kenapa aku tak bisa selalu berada di dekat jagoanku disaat dia membutuhkanku.

Terlintas di benak ini, apa yang selalu dia baca setelah shalat.
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO

Dia saja begitu peduli dengan orang tua dan dosa-dosanya. Tak pernah bosan dia mintakan ampunan untuk kedua orang tua yang sama-sama egois ini. Kenapa aku tak pernah menyelipkan sepotong kalimat "Ya Allah, wujudkan harapan-harapan anak shalehku.." diantara doa-doaku. Mengapa aku lebih banyak berdoa tentang rejeki yang banyak dan kemudahan jalan hidupku. Orang tua macam apa aku ini..?

Maafkan ayah, jagoan.
Semoga lekas sehat kembali dan harapan-harapan hidupmu dikabulkan oleh Yang Di Atas sana.
Doakan pula agar ayahmu tak perlu ganti casing dan bisa menemukan seperti yang kamu harapkan.

Amiiin...
Read More

11 November 2008

Cowok di sebelah kanan...

Jalan bareng dengan temen yang pakar gender ternyata menyebalkan juga ya. Apalagi yang udah terlanjur menganggap aku tuh paling jago membuat tulisan yang menyudutkan salah satu gender. Padahal aku ga pernah sejahat itu kok. Lagian ngapain ndadak bawa cewe ke sudut kalo di mess juga kosong.
Halah...

Ceritanya gini...
Pas nyari tempat parkir di Malioboro, ada ibu nuntun anak kecil dengan posisi anaknya di sebelah kanan. Takut terserempet aku tuh sempat bilang, "anaknya di sebelah kiri dong, bu..."

Nah cuma segitu aja dah langsung panjang deh. Sampai temenku itu membahas kalo tata krama di Indonesia tuh ga adil buat cewek. Kenapa cewek harus jalan di sebelah kiri cowok. Padahal sebelah kiri tuh identik dengan hal yang kurang baik. Sampai dia nunjuk 2 bule yang jalan bareng dan cowoknya berjalan di sebelah kiri. "Itu, contoh orang berpikir modern. Cewek di sebelah kanan ga dipermasalahkan..."

Walau sempat bengong akhirnya aku balik nanya ke temenku itu. "Kalo cowok jalan di sebelah kanan itu berarti dia memang menghargai cewek. Kamu aja yang otaknya pendek. Cowok bule jalan disebelah kiri karena kebiasaan di negaranya yang mobilnya pakai stir kiri."

Wah, temenku itu malah menganggap aku berusaha membelokkan pembicaraan. Apa urusannya jalan di di sebelah kanan dengan stir mobil.

Sambil menyabarkan hati, kuterangkan pelan-pelan. "Karena di negara kita mobil jalan di sebelah kiri, sebaiknya cewek atau anak-anak juga jalan di sebelah kiri. Jadi kalau misalkan harus tersamber mobil (amit-amit deh...), yang kesamber cowoknya. Itu membuktikan cowok yang rela berkorban, melindungi cewek. Bukan sekedar masalah kanan atau kirinya ini, nooon..."

Huuuh...
Untung belom kawin, eh nikah. Kalo udah mungkin penjelasannya melebar ke masalah kenapa cowok posisinya diatas cewek. Walaupun woman on top asyik juga tuh...
Semmm...

Read More

Teknisi vs Dukun


Telanjur tenar ke seantero jagat sebagai teknisi, ternyata sulit untuk ditepis apapun profesi yang dikerjakan saat ini. Status tukang mbengkel yang siap menerima panggilan yang sebelumnya cuma via telepon, kemudian merambah ke email dan sekarang YM.

Dan sebuah konsekuensi bila memang siap go international membuat status siaga satu harus benar-benar 24 jam. Mengganggu sih engga, cuman suka rada sedih juga kalo pas kebeneran mimpi enak trus keputus. Abis itu susah nyambung lagi sih. Dipaksain, malah jadi mimpi basah.
Kejebur selokan...

Seperti tengah malam ini, setelah ada yang konsultasi teknis pakai acara teriak-teriak lewat telepon dari Jerman cuman karena YM error. Baru saja ngliyep, Mas Semarfad nelpon komputere ga mau idup. Belum sempat bangun, datang lagi panggilan dari pejabat kompeni dengan tugas untuk betulin teplok.
Halah...

Terasa banget kecanggihan jaman, sampai betulin teplok saja via internet. Cuman kelupaan aja hasil capture nya masih tersimpan di komputer. Pas temen-temen yang lagi lembur persiapan exhibition mendatang, mencari-cari image lukisan yang dah masuk. Trus liat gambar itu malah nanya. "Ko, kamu cari penglaris ke dukun mana. Kok pake lampu aladin segala..?"

Hehehehe...
Orang betulin teplok kok malah dianggap dukun.
Apa emang dukun yak..?
Auk ah...
Takut disantet...

Read More

10 November 2008

Manager Rasa Kuli...


Sore tadi, aku lagi sibuk bongkar-bongkar jaringan LAN ketika seorang kurator datang dan setengah berteriak, "ngapain mas, kerjaan kasar begitu dikerjain sendiri..?"

Kenapa sih aku sering mendapat komentar semacam itu, ketika mengerjakan pekerjaan yang menurutku ga termasuk kategori haram? Ngepel diprotes, mbetulin genteng bocor diprotes. Tapi kalo isengin cewek OSIS lewat malah didukung.

Merasa ga nyaman akhirnya aku ajak beliau ngobrol sedikit panjang. Aku buka kisah lama saat aku masih jadi teknisi beberapa tahun lalu. Segala sesuatu yang bersifat teknis, bos tuh ga pernah tau. Segalanya aku yang urus dan dia taunya nyengir pasa dapat order banyak trus ngomel kalo kerjaan sepi. Dan ketika terjadi masalah yang membuat aku ngabur dari tempat kerjaku, bosku itu kelimpungan dan akhirnya kehilangan banyak konsumen karena penggantiku tak mengerti dengan sistem yang aku bangun.

Belajar dari itu, ketika aku bisa punya usaha sendiri, aku selalu berusaha untuk belajar sampai hal yang terkecil. Dan itu terbukti efektif ketika ada karyawan yang mogok, dengan gampang aku menggantikan posisinya dan segera bisa mendidik karyawan baru.

Sekarangpun karena aku terbiasa ngepel dan angkut sampah sendiri, ketika OB terpaksa harus aku liburkan, aku tak perlu bingung sementara belum dapat pengganti. Untuk staf pun system tetap aku yang pegang. Mereka hanya sebatas updater saja. Account email dan semuanya sengaja aku setting di outlook yang tak perlu login dengan alasan biar praktis. Padahal aku hanya ingin semua password hanya aku yang tahu dan bisa aku kontrol dari webserver. Sehingga ketika ada staf yang resign, mereka cuma bisa dapat pengalaman saja tanpa bisa membawa sistem keluar dari kantor ini.

Jadi begitu teman...
Bukan berarti aku lebih suka duduk di meja manager rasa kuli. Tapi hanya untuk menjaga system saja. Dan minimal aku bisa tahu pekerjaan karyawan dan seluk beluknya. Ketika mereka menyembunyikan sesuatu yang fatal, akupun bisa tersenyum sambil mempersiapkan surat teguran.
Read More

08 November 2008

Gemblunk...


Ada apakah gerangan..?
Sudah beberapa hari ini orang-orang begitu hobi menyebutku "gemblung"... Malah sore tadi bisa bertumpuk di skype dan YM kata yang sama dari tiga sender yang berbeda.

Setelah dibilang senyumku mahal, aku dibilang gemblung secara kompak. Peningkatan peringkat atau penurunan derajat ini sebenarnya..?

Tapi aku tidak sakit hati kok. Justru dengan itu aku merasa mereka tuh sayang dan perhatian terhadapku. Sehingga segala perubahan sampai sekecil-kecilnya pun mereka segera respon. Lagian kenapa aku harus sakit hati dikatakan gemblung, walau aslinya dengan sejujurnya aku tidak begitu. Kalo rada kenthir mungkin iya...

Thanks, sahabat.
Aku tunggu umpatan sayangmu berikutnya...
Read More

06 November 2008

Benarkah Senyumku Mahal..?

Seorang teman lama (apa penggemar yah...?), tiba tiba muncul di YM setelah sekian lama mencari-cari sampai akhirnya nemu identitasku dengan perantaraan mbah dukun google. Terjadi percakapan lumayan lama tentang semua kisah lalu, semasa kita masih remaja.
Halah...

Wajah yang muncul di webcam tidak menunjukan perubahan yang berarti semenjak perpisahan di lereng Lawu 12 tahun lalu. Celoteh dan candanya pun masih belum juga berubah di mataku. Tapi di matanya, akulah yang telah berubah.

Selain tambah langsing dan seksi ada satu komentar yang sama sekarang masih terus kuingat. "Mas, senyummu mahal amat sih sekarang...."

Apa iya sih aku ga pernah tersenyum? Perasaan akulah manusia yang senantiasa prangas prenges sepanjang masa. Jadi kepikiran dosa soalnya. Katanya senyum adalah ibadah. Dan senyum itu sesuatu yang teramat mudah. Kalo ibadah yang mudah saja aku tak bisa, bagaimana aku bisa ibadah yang perlu energi ekstra..?
Gathengan misalnya...
Hush...

Apa bener yah, sampai aku ga sadar kalo terjadi perubahan besar dalam hidupku? Rada sebel juga sih dibilang tampang serius forever. Walau masih untung ga dibilang tampang jelek atau muka tembok.

Ok deh, say..
Aku belajar tersenyum mulai sekarang. Aku akan senyum-senyum terus sepanjang hari di mana pun aku berada. Asal jangan dianggap tebar pesona aja yak.
Harus beli sikat gigi dulu neh...
Read More

04 November 2008

Kenapa Yah..?

Baru tadi malam, aku antar orang Jakarta ke Stasiun Tugu, eh pagi-pagi ada yang nongol lagi. Sebenarnya aku seneng-seneng aja kalo ada temen dari kantor pusat mau berkunjung ke daerah, itung-itung mempererat tali silaturahmi.

Ga masalah sih ada yang anjangsana anjangsini seperti itu, walau dengan resiko pengeluaran jadi bengkak. Karena paling tidak harus menyambut tamu dengan baik. Menyiapkan sarapan, antar jemput sampai loundry dan segala kebutuhan selama di sini. Itupun kadang berlanjut, ketika mau pulang masih sempat berkata, "Ko, cariin oleh-oleh dong..."

Tapi kenapa ya...
Kalo aku yang ke Jakarta, boro-boro pakaian dicuciin atau dicariin duren. Baru nongol aja udah langsung ditodong, "mana oleh-olehnya...?"

Datang dan pergi kayak jaelangkung, tidur cukup di kursi bareng satpam, kadang masih diminta, "woiii... bakar ayam dong. Mumpung disini..."

Kalo pengen rada nyaman, paling banter ngungsi ke rumah Lik Ihin yang fasilitasnya lengkap, sampai jablai pun ada.

Kenapa yah..?
Read More

03 November 2008

Hmmm... Janda..?

Ada seorang teman lama yang kebetulan besok ulang tahun. Dan aku ingat beberapa waktu lalu mengeluh pengen punya flashdisk kapasitas gede yang warnanya kuning. Udah lama mencari-cari itu tapi di daerah sulit untuk mendapatkannya.

Sore tadi setelah mengantar temen yang pulang ke Jakarta, aku sempatin mencari di Malioboro. Trus tadi aku tanya alamat pengirimannya. Dia menyuruhku menunggu, katanya mau lihat KTP dulu. Belom apal alamat rumah barunya.

Hmmm... Trus aku tanya. Emang udah pindah KTP..?
Sambil ketawa dia bilang, "Ya udah donk. Kan janda gitu lho..."

Aku jadi ingat beberapa hari lalu ada temen di MP yang sebenarnya aku kurang kenal karena jarang saling komen. Dia mengeluh lewat PM tentang problem rumah tangganya dan tengah resah karena mendekati hari H menyandang status janda.

Aku jadi diam sejenak memikirkan dua teman itu. Yang satu begitu takut menyandang titel itu dan yang satu lagi begitu bangga dengan gelar itu.

Sebenarnya ada apa dengan ungkapan "Janda" itu sih..? Kenapa sih istilah itu selalu berkonotasi miring. Laki-laki sering berpikir ngeres kalo dekat dengan perempuan apalagi masih muda dengan status itu. Yang terpikir seolah perempuan kesepian yang bisa dengan mudah diajak mencari kehangatan. Perempuan bersuami pun seringkali memandang sinis terhadap seorang janda yang mungkin ada rasa ketakutan kalo suaminya bakal digaet.

Apa sih bedanya status itu. Kenapa beda di mata masyarakat kita. Duda pun boleh dikatakan sama-sama "barang bekas", tapi jarang sekali ada kesan miring. Malah kemudian terkenal istilah "Duren" yang kesannya malah menjadi favourit. Semmm...

Tau deh...
Mungkin tulisan tentang Prawan randa padha bae bisa menjadi rujukan. Tapi yang pasti tak perlu ada ketakutan dengan status itu. Buktinya temanku yang satu pun malah begitu bangga dan berbesar hati dengan statusnya.

Padahal ada sebuah anehdot di kalangan hidung belang. Jangan cari prawan, karena susah harus ngajarin. Jangan pula mencari janda, soalnya perempuan bisa jadi janda tuh karena "kerjanya" ga kepake sama suaminya. Lah trus, yang ga perlu ngajarin dan yang kerjanya kepake tuh, emang harus gaet istri orang..???

Brengsek..!!!
Read More

02 November 2008

Bodoh banget sih, mas...

"Bodoh banget sih, mas.."

Itu komentar pertama dari teman sekantor ketika aku cerita tentang keputusanku terhadap opsi dari kantor Jakarta atas permohonanku untuk menetap di Jokja.

Awalnya aku hanya ditugaskan di Jokja sampai akhir Desember saja dengan target Galeri dan ArtShop baru ini beserta segala sistemnya harus sudah berjalan lancar. Dan Januari mendatang aku sudah harus siap-siap mengungsi ke Bali untuk membuka hutan lagi. Tapi entah kenapa hawa Jokja membuatku enggan untuk beringsut lagi.

Sebulan lebih aku mengajukan permohonan untuk tetap di Jokja dengan segala kesulitannya, baru sore tadi mendapat jawaban berupa pilihan yang cukup membuat aku terdiam agak lama. "Kembali ke Jakarta atau tetap di Jokja dengan status karyawan lokal."

Dan ketika aku putuskan untuk memilih opsi kedua dengan konsekuensi gajiku bulan depan hanya tinggal separo saja, langsung aku mendapat stempel "bodoh" di jidatku.

Ada beberapa pertimbangan yang membuat aku mengambil keputusan. Tugas di Jokja dengan gaji Jakarta bisa menimbulkan kecemburuan sosial di antara rekan-rekan kerja, baik yang di Jakarta maupun di Jokja. Mungkin aku bisa saja cuek dengan mereka, tapi apakah aku bisa nyaman hanya demia uang aku harus hidup dalam perang dingin yang tak teraba?

Andai aku balik ke Jakarta, gajiku akan kembali pas-pasan dan teramat berat untuk bisa sekedar menyimpan cadangan hari tua. Dan walau tinggal separo, biaya hidup di Jokja masih memungkinkan untuk aku menabung walau sedikit.

Aku tak mengerti mengapa aku dianggap bodoh. Padahal yang mengerti tentang aku dan kehidupanku bukanlah mereka. Bukannya aku terlalu sombong dan tak butuh yang namanya uang. Tapi aku berusaha instropeksi diri, bila ternyata dengan ngleseh di ujung Malioboro pun aku bisa damai walau tak bawa uang sepeserpun. Lalu untuk apa pendapatan besar bila gemerlapnya Jakarta hanya menambah kekisruhan hatiku saja.

Mungkin benar bila ucapan adalah doa. Dan doa orang teraniaya cepat didengar oleh Yang Kuasa. Sepertinya aku belum lama menulis keinginan untuk belajar miskin. Dan bila itu dikabulkan, berarti keinginanku untuk mendapatkan kedamaian hati pun sudah seharusnya bisa aku rasakan.

Semoga kutemukan apa yang aku cari di Jokjaku ini...
Amiiin...
Read More

31 Oktober 2008

Menuju Titik Nol...


Entah kenapa kalo kondisi pekerjaan mendekati deadline dan konflik serta tingkatan emosi mulai meninggi, teganganku malah justru menurun. Dan kalo sudah sampai ke level diam, segala yang tersimpan di alam bawah sadar seringkali berlompatan keluar. Dan ketika semuanya terasa tak tertahankan, yang terbayang di mataku adalah trotoar depan Monumen Serangan Umum di ujung Malioboro.


Kadangkala aku tak peduli dengan waktu yang mendekati dinihari. Ketika rasa itu ada, langsung aku angkat kaki dengan satu tujuan ke titik nol kota Jokjakarta.

Hmmm...
Baru kepikiran nih, tentang titik nol. Apakah ada hubungannya antara kedamaian yang aku temukan disana di saat gundah menyergap dengan titik nol itu. Yang pasti emosi yang memuncak pun bisa ku tekan sampai mendekati titik nol hanya dengan duduk merenung di bangku panjang atau ngleseh di trotoar. Apa benar ada aura yang menyebar kedamaian di sana..?

Yang pasti ada kerinduan yang terpendam bisa terhanyut di sana. Citra dari kesunyian jiwa di tengah keramaian pusat kota, di ujung Malioboro.

Kesunyian di tengah keramaian..?
Ah.. kenapa malah jadi puitis begini? Entahlah. Yang jelas aku bisa meredam keresahan ke tingkat terendah di sana. Dan ini sama sekali tak berhubungan dengan Towards Zero atau Menuju Titik Nolnya Agatha Christie. Karena ini bukan cerita soal pembunuhan seorang wanita karena dendam. Tapi tentang membunuh dendam yang entah ada hubungannya dengan wanita atau tidak.

Aku tak tahu...
Sungguh aku tidak tahu...

Read More

30 Oktober 2008

Sekedar Membuka Kenangan Lama


Entahlah...
Tiba-tiba muncul rasa kangen terhadap pasukan ureng-ureng yang setia dan menepati janji serta sumpah prajurit. Makhluk-makhluk aneh yang tak pernah mau menunjukan keakuannya, tapi juga tak rela disebut perusuh.

Dan ketika sebutan perusuh itu hadir, mereka pun tak sungkan unjuk gigi seperti di Atheis, di Taman Eden, di Alien = Jin, atau di Hak Anak Yang Terabaikan.

Dan semuanya berawal dari komen-komen ajaib di bawah ini. (Ket : Kesamaan nama dan lokasi adalah kenyataan belaka. Mohon tidak dimasukan hati apalagi surat kabar. Takut terulang lagi ada yang setres berat MPnya hampir rubuh keterjang ureng-ureng... Link ke sumber tidak disertakan karena ini murni pembajakan kekayaan intelektual)


fxmuchtar wrote on Jan 12
belum ada gerombolan perusuh ya?

balqmunk wrote on Jan 14
Kenapa setiap hari senin inbox ku penuh terus yah...?!?
pasti gara2 gerombolan perusuh nih..

shopi wrote on Jan 14
halaaaaaaaaaaahhh akhirnya perusuh yg paling ...gabung juga hehehe...welcome to the junggle kang

balqmunk wrote on Jan 14
paling parah ya..?
atau paling keren..??
atau mungkin yang paling bermutu....

rawins wrote on Jan 14
Hush.. ora ngerti teroris liwat yah... Nteni dela maning... pasukan mlebu ngeneh kabeh....
Wakakakkkk........

balqmunk wrote on Jan 14
watatitah...

shopi wrote on Jan 14
hehehehe....honest is the key... hahahaha...rawins aja ngerti....tuhhhh

balqmunk wrote on Jan 14
saya ga ngarti tulisannya... translate dunk...

shopi wrote on Jan 14
hihihihi......rawinnnssssssssssssssssss mane luuuu?..

kemlithak wrote on Jan 14
Adine bae sing metu.. Takon apa yu...?

shopi wrote on Jan 14
huahahaha....bener kata rawins....tinggal nunggu serbuan balakurawa, iqballl...dont leave me alone here....

smartfad wrote on Jan 14
rame temen yaaaah...
meluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.................

balqmunk wrote on Jan 14
sehat tanda tak mampu

smartfad wrote on Jan 14
kue tulin sirik mas balq. bukan sehaaaaaaaaaaaaaaaat...

rawins wrote on Jan 14
Deneng kaya majalah bobo ya.. Ana si sirik dan juwita...

kemlithak wrote on Jan 14
Tua tua seneng majalah bobo. Trubus bae kang...

smartfad wrote on Jan 14
malah kaya nang peternakan mas, sirik pitik..

smartfad wrote on Jan 14
wuehehehehe..., ngomong dewek di semauri dewek...
dasar bocah kemlithak..

shopi wrote on Jan 14
whah ini nihh...selamat datang teman teman panginyongan....nah lhooo...ternyata gak ada yg sehat disini...baru pada ngaku semua!!

rawins wrote on Jan 14
Nek sing due umah senenge apa kiye..?

balqmunk wrote on Jan 14
inyong undur diri disik...
banyak tugas menanti...
lagipula gerombolan udah menampakkan batang hidungnya semua nih...

smartfad wrote on Jan 14
malah undur diri...
undur2 kaleeee....

rawins wrote on Jan 14
Losss... lebih cepat lebih baik...
Tembukur ndean...

shopi wrote on Jan 14
whaduh...edun kiyeh..nyong ora duwe panganan apa pa kiyeh
pan nyong tutup bae lah

smartfad wrote on Jan 14
iya ditutupi kue yu
wuekekeekek...
sante bae yu, bocahan di mpani kursi juga mau kok

rawins wrote on Jan 14
Lah biasane be nawani banyu kran...

smartfad wrote on Jan 14
tutup temenan apa mas, malah gari loroan kie denengan....
pada dadi undur2 apa yah..?

shopi wrote on Jan 14
oh iyaa....aer sehat menuju jiwa yang sehatt....nih aernyaa.....SEMPROOOOOOOOOOOTTTTTTTTTT (pake selang)...

rawins wrote on Jan 14
Deneng pesing ya, mas...
Miki sih disemprot apa duyuih..?

smartfad wrote on Jan 14
mbuh... ketone tah pesing
tapi kaya ora loh...
apa dicampur yah..

rawins wrote on Jan 14
Wadon gadungan apa yah..? Deneng nyemprooootss...

shopi wrote on Jan 14
kuwi ta banyu apa nyong ora ngarti...goning pesing?...sapa kiyeh?...kangebeg apa ya? hihihihi

smartfad wrote on Jan 14
hiiih...
lempar air sembunyi tangan...

shopi wrote on Jan 14
hiiiih ...goning pada ora ngaku!!!!

rawins wrote on Jan 14
Ngaku mas...
Mbok dijejeli kulkas...

shopi wrote on Jan 14
gelem mbusung kiyeh? samber gledheg byuh!!

smartfad wrote on Jan 14
udu inyong, yakin lah... haak lah

rawins wrote on Jan 14
Temenan apa..?

mamange wrote on Jan 14
ihhhh ramene pada ompol2lan nang kene..

gambarpacul wrote on Jan 14
ana ap ayah padha gegoh..

rawins wrote on Jan 14
lhaaaa sih kepala rsj banyumas mlebu

mamange wrote on Jan 14
kiye pada akeh-akehan ompol...
rika ya arep ngompol nang kene cull....

smartfad wrote on Jan 14
hish....
umaeh wong ja pada go gegoh...

gambarpacul wrote on Jan 14
ngompol kenthel apa?

mamange wrote on Jan 14
yu... wedange wis dadi durung...
telake wis garing kiye...

rawins wrote on Jan 14
ompolmu cul, ana belete..

smartfad wrote on Jan 14
belet putih yah cul...
pada sembarangan banget koh, umaeh ahli gender koh go chating..

gambarpacul wrote on Jan 14
wis suwe ora ngompol koh kiye...

tukangebeg wrote on Jan 14
Dawa dawan ompol apa yuh

smartfad wrote on Jan 14
walah gemblunge teka

rawins wrote on Jan 14
Halah... komendane tekaaaaa

shopi wrote on Jan 14
hahahahaha...............iki pancen kelompok ajaib sudah pd ngumpul

gambarpacul wrote on Jan 14
tukangngompol teka.....

tukangebeg wrote on Jan 14
Oooo bocah cilik semrinthil..
Aja pejorangan maring wong tua..
Pacul kaeh jotos

gambarpacul wrote on Jan 14
wani apa njotos wong ngganteng.......

rawins wrote on Jan 14
Aku apa nggantheng..?
Pacul jan... pinteeeer.........

gambarpacul wrote on Jan 14
rika ngganteng kang nek dideleng sekang bolongan sedotan.......yakin

mamange wrote on Jan 14
ngganteng...?
pacul merem...

rawins wrote on Jan 14
Pacul nek ngincer kuwe merem lorone...

gambarpacul wrote on Jan 14
melas kang...sekali2 rawins dingganthengaken lah......men ana semangat uripe

mamange wrote on Jan 14
halah... ko ngomong rawins ganteng,...
asline ngenyek kwe....
asline rawin gagah kaya jaran ... gede duwur kaya gedong bioskop..

gambarpacul wrote on Jan 14
sing ngomong rawins ngganteng.......FITNAH!!!!!

shopi wrote on Jan 14
perhatian sekali lagi..jam sebelas rumah ini ditutup...itu udah dijemput ibu masing masing....ayo anak anak...pulang pulang!!!

mamange wrote on Jan 14
horaaa urus...

rawins wrote on Jan 14
Apa cul..? Balapan madang bae yuh

mamange wrote on Jan 14
jakat FITNAh

gambarpacul wrote on Jan 14
rika madange akeh.......geringe ajeg kang..
-gedheg-gedheg-

Comment deleted at the request of the thread owner.

shopi wrote on Jan 14
yo jangan sampe ada yg ketinggalan...itu jaketnya...rokoknya...paculnya...kudanya...saosnyaa...

Comment deleted at the request of the thread owner.
Comment deleted at the request of the thread owner.
Comment deleted at the request of the thread owner.

mamange wrote on Jan 14
beg wadah ompolmu arep ditinggal apa ora?

rawins wrote on Jan 14
Ora ngerti Tiger yah...?

mamange wrote on Jan 14
silit bae.. sing diurusi,...
dasar ebeg...
ngertine silit...

tukangebeg wrote on Jan 14
Rawin pancen tiger = tinggi gering

rawins wrote on Jan 14
Cepet lah kowe beg..
Wis maca urung nang blogmu.
Kae dulur perek kon deganti kone pacul

mamange wrote on Jan 14
ngisin2ni masa perek

tukangebeg wrote on Jan 14
Lah kepriwe.. tek anggep dulur koh ora gelem.
Mungsuhan apa..?

rawins wrote on Jan 14
Lah mungsuhan karo kowe ya mubah thok lah..

mamange wrote on Jan 14
mungsuhan karo ebeg pada bae mungsuhan karo angin

rawins wrote on Jan 14
Mulane ambune entut..

tukangebeg wrote on Jan 14
Gudril sing tukang ngentut.. Ndi gudril ora ndongol deneng..?

shopi wrote on Jan 14
adik adik....besok kan ulangan tooo...ayoooo kalo gak belajar gimana besok ulangannyaaaaaaaaaaaaa....sinauuuuu!!!!!!!!!!

gambarpacul wrote on Jan 14
sing mambu dudu entute kang.......sempake ora tau ganti

rawins wrote on Jan 14
Lah wong genah rika karo pacul sing cokan balapan ngetut

tukangebeg wrote on Jan 14
Garan bedhoge pacul anu landep. Mubah keseringen ganti sempak. Sedela thoal maning

mamange wrote on Jan 14
sempake ebeg setaun pisan ne ngumbah
pas suro...

mamange wrote on Jan 14
"adik adik....besok kan ulangan tooo...ayoooo kalo gak belajar gimana besok ulangannyaaaaaaaaaaaaa....sinauuuuu!!!!!!!!!!"
ngesuk prei...

rawins wrote on Jan 14
Mulane wungkale cepet ntek. Garan bedog diasah..

tukangebeg wrote on Jan 14
Pacul cokan nulis tangan yah... Haaaa nulis tangan karo pulpen cul
Aja karo wungkal...

gambarpacul wrote on Jan 14
nggolet wungkal sing bisa ngentut kang......men ora mubah ngasahi garan bedhog

rawins wrote on Jan 14
sampluk wungkal, gelem..?

tukangebeg wrote on Jan 14
Pacul ora pasah disampluk. Wungkale cokan deuntal

mamange wrote on Jan 14
ebeg bae kwe sing disampluk wungkal..
dengklang-dengklang lah ben...

shopi wrote on Jan 14
sorry ada komen yg harus say ahapus demi kenyamanan pihak lain , no more dirty jokes please...

rawins wrote on Jan 14
Lah ngomong apa kaeh sing duwe umah. Cul kowe sing paling pinter. Tulung artekna..

gambarpacul wrote on Jan 14
artine sing ngganteng nyong tok.....liane ora petha...

tukangebeg wrote on Jan 14
Ganteng apa gendeng..?

rawins wrote on Jan 14
gendeng wis ora mangsan. Nganggo asbes siki..

mamange wrote on Jan 14
ngantheng.. PD banget koh ....
wong garan pacul koh ganteng,,,
ganteng apane... bathuke...?

gambarpacul wrote on Jan 14
kacamata jarane dicopot disit beg......men macane bener.......apa ora sekolah?

gambarpacul wrote on Jan 14
nek ana wong ngganteng pada sirik luh.......sirik pitik

mamange wrote on Jan 14
ebeg ora sekolah tapi mulang...
mulang jaran...

mamange wrote on Jan 14
sirik ikan,..

rawins wrote on Jan 14
Ngesuk usul men aja pelajaran, pelaebeg bae

tukangebeg wrote on Jan 14
Tapi kan apik. Jajal pelapacul..? Wagu tur saru

gambarpacul wrote on Jan 14
mulange karo mendem....jyan maen kuwe

rawins wrote on Jan 14
Angel maning pela mamange

mamange wrote on Jan 14
pela kakange...

tukangebeg wrote on Jan 14
Muride jejeli beling

mamange wrote on Jan 14
aja tungkak bae...

rawins wrote on Jan 14
Tungkake pacul sing siiiiip...

tukangebeg wrote on Jan 14
Moh.. wis rangen panu thok

gambarpacul wrote on Jan 14
lah....nggo nggajul ben lumangyan koh

rawins wrote on Jan 14
Ana maning menungsa bloon. Tungkak kuwe njejeg.. Nek nggajul karo dengkul

mamange wrote on Jan 14
kena go... gitaran

tukangebeg wrote on Jan 14
Hoalah.. samidiiii samidiiii... Salaaaah.. SIng nggajul kuwe dengkul..!!!

mamange wrote on Jan 14
sing ngajul ya sikut...

gambarpacul wrote on Jan 14
huehehehehe.......nanggonku nang amerika tungkak kuwe nggo nggajul kang.......nang ndeos deneng sejen yah?

rawins wrote on Jan 14
Udu lah...
Kayane tah dengkul luh..

tukangebeg wrote on Jan 14
Lah kiye wong maning..
Cara aku tah dengkul

mamange wrote on Jan 14
dudu...
janggut...

gambarpacul wrote on Jan 14
dengkul padha kropos nggo rebutan...........untu mbok singgo nggajul

tukangebeg wrote on Jan 14
Bener pacul yakin. Sip lah. Pancen dengkul cul...

rawins wrote on Jan 14
Gajul untune sisan...

tukangebeg wrote on Jan 14
Aja wani wani nyenggol untune pacul. Infeksi ko..

mamange wrote on Jan 14
sing duwe umah lagi ngumbaih popok apa yah... ora ndongol2...

gambarpacul wrote on Jan 14
seh.....urung tau dikiclik untune yah..

gambarpacul wrote on Jan 14
popok apa pampers?

mamange wrote on Jan 14
tetanes 10 taun,, nganggur...

rawins wrote on Jan 14
Nonton wayang wong tek parani sing dadi cakil Kalingane pacul..

tukangebeg wrote on Jan 14
Dadi anu untu asli ya..

mamange wrote on Jan 14
haahahahah... jebule pacul.. cakil... ebeg arjuna apa buta ijo...?

gambarpacul wrote on Jan 14
kenggantengen cakile kang.........oalah

mamange wrote on Jan 14
cakil koh botak...
apa pantes..

tukangebeg wrote on Jan 14
Bar manggung untune diungkek ungkek ora copot malah nuthuk
Untu asli didudut. Rawin maning kenthir

rawins wrote on Jan 14
Jarku arep depasang nang ngarep lawang go hiasan dinding

mamange wrote on Jan 14
untune pacul gondrong...?

tukangebeg wrote on Jan 14
Pacul ilang. Mati apa yah...

rawins wrote on Jan 14
Bali menggonmu yuh beg.. Melas sing due umah ora wani mudun. Wis arep jam rolas

gambarpacul wrote on Jan 14
gondrong ndhase.........kiye anu untu gadhil kabeh

tukangebeg wrote on Jan 14
Arep dibudeki yah..? Percumah yu, ngesuk kebek maning. Kari jorna bae lah.. Ora mriyangi ikih

mamange wrote on Jan 14
ujarku untune sing gondrong...
jebule gadil kabeh...
kaya ebeg...

rawins wrote on Jan 14
Aja melung-melung ya, sing duwe umah ora budek

tukangebeg wrote on Jan 14
Busek, nduuul. Salah ngetik setitik be reang. jotos sisan...

gambarpacul wrote on Jan 14
tulisan koh mbudegi.......ebeg yang aneh

tukangebeg wrote on Jan 14
Pindah nggone muhtar bae yuh.. Kurangajar banget masa kakangku ndarani perusuh. Padahal maling..

rawins wrote on Jan 14
Wis wis aja njarag golet jalaran... menungsane be wis mati ndean..

tukangebeg wrote on Jan 14
Rika lah ngalahan banget dadi wong. AKu sing hoooooora trima, kang

rawins wrote on Jan 14
Tapi kowe ya kurang ajar. Ngomong aku maling

tukangebeg wrote on Jan 14
Iya kang sori... ora maning-maing nyebut rika maling..
Garong desebut maling, ya ora bakalan trima... siap rong..

gambarpacul wrote on Jan 14
sapa kang sing ngomong rika maling??? jotosi sisan baen

wis pensiun dadi copet apa kang....

rawins wrote on Jan 14
Wis jan kowe yah.. Pindah nggonmu bae yuh beg.. Melas sing duwe umah..

mamange wrote on Jan 14
dudu garong, dudu maling...
begal...

mamange wrote on Jan 14
umahe wis pating kreket kayane arep rubuh apa yah...

tukangebeg wrote on Jan 14
Mending nggone muchtar bae njuh, apa nggone buthak. Men rame

rawins wrote on Jan 14
Buthak sapa..?

mamange wrote on Jan 14
ya kena men sing due umah arep ngepel disit,,,
ketmau diompoli ebeg,,

rawins wrote on Jan 14
Wis bubar-bubar.. Ora manut komendan. Sampluk...
Ayuh pindah. Nggone ebeg apa pacul..

mamange wrote on Jan 14
mba yu pamit sory wis ngeresi umahe rika,,,
ngesuk ngeneh maning ya ngawa bala sing akeh...

scooterholic wrote on Jan 15
asem ketinggalan.........

sfac wrote on Jan 15
walah nembe mlebu uis arep pada metu, priwe..??? ya uis ya mba? kita berdua saja ya mba?? biarkan yang lain pada cabut...

rawins wrote on Jan 15
Berdua ninimu ampeg. Wis bubar nembe menyat. Ayuh bali...
Sing due umah wis setres...

sfac wrote on Jan 15
stress ya?? walah jan kebeneran banget kue, dadi balane dewek tambah maning......

shopi wrote on Jan 15
sabaaaaaaaaarr sabaaaaaaaaarrr...

balqmunk wrote on Jan 15
orang sabar kekasihnya iqbal... ^_^

rawins wrote on Jan 15
Sialan...

balqmunk wrote on Jan 15
Ooops...
ada yg marah ya...
piss...

shopi wrote on Jan 15
hualaaaaaaaahhh.....ancurrrr ancuuurr!!!

kemlithak wrote on Jan 15
Pane yu..?

centersma wrote on Jan 15
He Wong pada gemblung, kie tak gawekna ingkung mengko nek wis kesel pada mangan sing akur aja padha rebutan ya.

shopi wrote on Jan 15
hahahaha....pliss aja kumat maning yahhh

rawins wrote on Jan 15
Heh.. esih awan.. Bali disit.. bali.. ko bengi bae...

tukangebeg wrote on Jan 15
Hiya. Siki pada turu disit. Ko jam 8an absen nanggonku.. Wis ana wong 11 sing siap. Nggone muchtar apa rames, komendan...?

shopi wrote on Jan 15
ampun dahhh....aku dah gak punya apa apaaa...semua peralatan udah ancurrrr...apa lg yg mau diberantakin?

fxmuchtar wrote on Jan 15
paraaaaaaaah

shopi wrote on Jan 15
kemana lagi aku harus memohon bantuan demi keamanan blog ini? hik hik

fxmuchtar wrote on Jan 15
apa mau dibuatin rifka blogger teman dalam dunia blog. menemani dan menentramkan.

shopi wrote on Jan 15
kalo blog nya rifka sebenernya gaweane pikoh tuh..udah pernah berkunjung ke MPnya rifka?..

godreell wrote on Jan 15
Waduh pada pesta ning kene inyong dikabari ding rawin, tapi inyong kudu ronda dadi ora bisa melu kumpul.

kemlithak wrote on Jan 15
Bali wor.. ko bengi bae...

shopi wrote on Jan 15
speechless...

balqmunk wrote on Jan 15
wakakakakak....

shopi wrote on Jan 15
tak pasang benteng apa tembok neh yaaa...masak harus pasang setrum?

fxmuchtar wrote on Jan 15
sama kawat berduri

shopi wrote on Jan 15
hihihih....dupa udah, sajen udah...kurang apaaaaa yaaa...masak perlu pasang ....galak?!!

balqmunk wrote on Jan 15
..... wakakakakakak....

shopi wrote on Jan 15
pulaaaaaaaaaaang duluuuuuuuu..plis take care my home..thx before

mamange wrote on Jan 17
walah sepi...
kursine pada di lebokna njeru koh...
arep tek remuk2 jare...
ndie wong sing ngarani teroris, perusuh...
remuk2 bae..

balqmunk wrote on Jan 17
aku sing ngarani sampeyan perusuh....!!
ancene kok...

shopi wrote on Jan 17
haluuuuuuuuuuuuu duniaaaaaaaa....apa kabarrrr?....

balqmunk wrote on Jan 17
baeeeek...

shopi wrote on Jan 17
baguuuuuuuuuussss...apa pelajaran hari ini?

kemlithak wrote on Jan 17
Tidak ada akibat tanpa sebab...

balqmunk wrote on Jan 17
pelajarannya adalah matematika, bu guruuuu...

shopi wrote on Jan 17
wahhhh...pak guru kemli dataangg....

balqmunk wrote on Jan 17
lho.. bu gurunya tadi mana..???

tukangebeg wrote on Jan 17
Pelajaran selanjutnya apa, thak..?

kemlithak wrote on Jan 17
Sih, emange aku gurumu apa..? Pelajaran pertama disit dipikirna nganti katam apa maksude.
Apa takon meng buthak kuweh...

tukangebeg wrote on Jan 17
Lagi males mikir, boss.. Mode gemblung lagi : on
Apa itu maksude tidak ada teroris kalo tidak ada penindasan...?
Nek ngajar sing gamblang lah.. Takon meng buthak males lah, mending meng bu guru sopi

kemlithak wrote on Jan 17
Ya tidak sejauh itu thak. Pengin ditangkep detasemen 88 apa..?
Jal buthak kon njelasna. Bathuke omber tulih pikirane kudune ora cupet

tukangebeg wrote on Jan 17
Ora lah.. Kita itu cuma sampah tidak mungkin di terima di kalangan priyayi.
Rika wis mulai waras maning apa..? Mulai liat orang dari bathuknya, bukan isine.

balqmunk wrote on Jan 17
gosssiiip..

tukangebeg wrote on Jan 17, edited on Jan 17
Waaaah.. buthak ganti ndas. Dadi gondrong...

shopi wrote on Jan 18
gawang kan kututup dengan tirai hihihi

rawins wrote today at 1:18 AM
Bukak maning lah...
Kangen...

--- the end ---
Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena