Belajar menjadi orang konsisten ternyata susah juga. Beberapa kali aku sampai berteriak tentang rasa bosenku melihat headline news media akhir-akhir ini. Tapi kenyataannya, otakku tetap terbawa mesum walau hanya secara tersirat. Kalo sudah begini biasanya alibinya berubah, "ah, itu kan bawaan bayi dari makhluk yang bernama manusia..."
Ketertarikan kepada lawan jenis sampai dengan hubungan seksual memang basic instict yang tidak mungkin bisa hilang selama masih dalam kategori normal. Permasalahannya hanya pada penyalurannya di jalan yang benar atau tidak, walau ini pun masih rancu. Karena batasan benar atau salah setiap orang berbeda.
Sayangnya perbedaan ini kebanyakan bukan karena keyakinan akan kebenaran yang hakiki, melainkan karena perbedaan nasib. Sehingga sangat wajar bila keyakinan orang berubah ketika nasib juga berubah. Contohnya adalah aktivis mahasiswa yang gencar berteriak di jalanan atas sebuah ketidakadilan yang dilakukan negara. Ketika teriakan itu mengubah nasibnya menjadi anggota hewan, nyatanya dia lupa dengan sesuatu yang dulu diteriakan haram jadah.
Soal permesuman pun kayaknya sama. Bisa saja aku yang katanya orang baik-baik ini, sekarang ikut menghujat si Apriel Waterpen dengan mengatainya bejat dan bodoh sampai berbuat begitu saja divideokan. Tapi siapa yang menjamin bila nasibku baik dan punya kesempatan bareng sekamar dengan si Lupa Mayar aku tidak melakukan hal yang sama..? Paling banter aku mikirnya, "Aji mumpung dah, ga bakalan nemu setahun sekali..."
Toh bila kemudian di halaman depan koran muncul tulisan gede, "Video mirip rawin mesum tersebar di internet" Aku masih pinjem mulut si Linggis walau bayarnya mahal untuk menjawab, "Itu tidak benar... Tidak mungkin mirip rawin, wong itu dia sendiri kok..."
Untuk apa sih kita menghujat dan membicarakan kejelekan orang lain yang katanya ghibah dan dosa, bila kuncinya hanya pada kata kesempatan..?
Aku yakin, penghujat yang lebih bobrok juga banyak. Mereka bisa berbuat begitu pun karena masalah yang sama. Belum ada kesempatan membuat videonya. Atau sudah buat tapi belum sempat belajar mainan hape, jadi tombol send sama del ga bisa bedain.
Ada temenku yang berteriak keras sekali di sebuah forum. "Memalukan nama bangsa, merusak moral generasi muda..."
Apa iya sih sampai sebegitu dahsyatnya bawa-bawa bangsa segala. Orang koruptor yang merugikan rakyat dan negara saja masih kita ikutin jejaknya kok. Walau sekedar korupsi jam dan internet kantor buat ngeblog. Lagian terlalu berlebihan membebankan moral anak bangsa hanya kepada dua atau tiga orang yang iqnya sedikit jongkok itu.
Aku juga ketawa ketika mendengar polisi ikutan heboh sampai mau mencekal agar tidak menghilangkan barang bukti. Ya ga akan lah, bos. Barang bukti kesayangan yang dicelanain masa sampai dihilangkan. Emangnya mau disimpen di laci Kabar eskrim biar ga digondol Jayus.
Mereka juga ribut mencari pelaku yang menyebarkan, masih dengan embel-embel atas nama moral generasi muda. Kenapa lagi harus sok sibuk bersusahpayah mencari-cari, orang udah jelas yang bertanggungjawab tuh media masa.
Sampe males liat tipi yang headline nya tak pernah berubah dari itu ke itu. Sampai anak SD pun apal berita ga jelas semacam itu. Bubarin aja deh tipi tipi gosip yang suka mengaduk-aduk masalah pribadi orang lain. Pokoknya impoTAImen najissss...
Buset...
Malah aku yang sewot..?
Pokoknya buat aku gitu aja deh. Kalo suka sama permesuman ya monggo, tapi jangan cari sensasi pake ngasih tau wartawan segala. Yang ga suka juga silakan, tapi ga perlu menghujat kesialan orang lain setelah bersusah payah mencari link donlotnya.
Aku sendiri sih suka aja berteori yang begituan. Yang penting prakteknya selalu bersama istri. Sekali-kali ngelamunin si Lupa Mayar sih wajar aja. Soalnya aku belum berani bilang dia jelek dan tidak menarik. Minimal untuk aku yang masih senang mengaku sebagai laki-laki normal...
Huuuh...
Malah jadi kepikiran kalo 40 hari tuh lama...
Ketertarikan kepada lawan jenis sampai dengan hubungan seksual memang basic instict yang tidak mungkin bisa hilang selama masih dalam kategori normal. Permasalahannya hanya pada penyalurannya di jalan yang benar atau tidak, walau ini pun masih rancu. Karena batasan benar atau salah setiap orang berbeda.
Sayangnya perbedaan ini kebanyakan bukan karena keyakinan akan kebenaran yang hakiki, melainkan karena perbedaan nasib. Sehingga sangat wajar bila keyakinan orang berubah ketika nasib juga berubah. Contohnya adalah aktivis mahasiswa yang gencar berteriak di jalanan atas sebuah ketidakadilan yang dilakukan negara. Ketika teriakan itu mengubah nasibnya menjadi anggota hewan, nyatanya dia lupa dengan sesuatu yang dulu diteriakan haram jadah.
Soal permesuman pun kayaknya sama. Bisa saja aku yang katanya orang baik-baik ini, sekarang ikut menghujat si Apriel Waterpen dengan mengatainya bejat dan bodoh sampai berbuat begitu saja divideokan. Tapi siapa yang menjamin bila nasibku baik dan punya kesempatan bareng sekamar dengan si Lupa Mayar aku tidak melakukan hal yang sama..? Paling banter aku mikirnya, "Aji mumpung dah, ga bakalan nemu setahun sekali..."
Toh bila kemudian di halaman depan koran muncul tulisan gede, "Video mirip rawin mesum tersebar di internet" Aku masih pinjem mulut si Linggis walau bayarnya mahal untuk menjawab, "Itu tidak benar... Tidak mungkin mirip rawin, wong itu dia sendiri kok..."
Untuk apa sih kita menghujat dan membicarakan kejelekan orang lain yang katanya ghibah dan dosa, bila kuncinya hanya pada kata kesempatan..?
Aku yakin, penghujat yang lebih bobrok juga banyak. Mereka bisa berbuat begitu pun karena masalah yang sama. Belum ada kesempatan membuat videonya. Atau sudah buat tapi belum sempat belajar mainan hape, jadi tombol send sama del ga bisa bedain.
Ada temenku yang berteriak keras sekali di sebuah forum. "Memalukan nama bangsa, merusak moral generasi muda..."
Apa iya sih sampai sebegitu dahsyatnya bawa-bawa bangsa segala. Orang koruptor yang merugikan rakyat dan negara saja masih kita ikutin jejaknya kok. Walau sekedar korupsi jam dan internet kantor buat ngeblog. Lagian terlalu berlebihan membebankan moral anak bangsa hanya kepada dua atau tiga orang yang iqnya sedikit jongkok itu.
Aku juga ketawa ketika mendengar polisi ikutan heboh sampai mau mencekal agar tidak menghilangkan barang bukti. Ya ga akan lah, bos. Barang bukti kesayangan yang dicelanain masa sampai dihilangkan. Emangnya mau disimpen di laci Kabar eskrim biar ga digondol Jayus.
Mereka juga ribut mencari pelaku yang menyebarkan, masih dengan embel-embel atas nama moral generasi muda. Kenapa lagi harus sok sibuk bersusahpayah mencari-cari, orang udah jelas yang bertanggungjawab tuh media masa.
Sampe males liat tipi yang headline nya tak pernah berubah dari itu ke itu. Sampai anak SD pun apal berita ga jelas semacam itu. Bubarin aja deh tipi tipi gosip yang suka mengaduk-aduk masalah pribadi orang lain. Pokoknya impoTAImen najissss...
Buset...
Malah aku yang sewot..?
Pokoknya buat aku gitu aja deh. Kalo suka sama permesuman ya monggo, tapi jangan cari sensasi pake ngasih tau wartawan segala. Yang ga suka juga silakan, tapi ga perlu menghujat kesialan orang lain setelah bersusah payah mencari link donlotnya.
Aku sendiri sih suka aja berteori yang begituan. Yang penting prakteknya selalu bersama istri. Sekali-kali ngelamunin si Lupa Mayar sih wajar aja. Soalnya aku belum berani bilang dia jelek dan tidak menarik. Minimal untuk aku yang masih senang mengaku sebagai laki-laki normal...
Huuuh...
Malah jadi kepikiran kalo 40 hari tuh lama...
dari paragraf kedua, rancu ...karena sekarang banyak orang sudah keminter, melakukan pembenaran pembenaran dari perilakunya...coba ikuti nuraninya....atau memang sudah kotor, berdebu tebal jadi tidak bisa lagi merasakan hati nurani
BalasHapus^_^, eh kelupaan sobat, thanks ya sudah mampir di my blog....
BalasHapussalam damai
ya begitulah kira kira...
BalasHapuspadahal kata pak kyai, yang paling penting dalam ibadah tuh bukan shalatnya, tapi tidak bohong. setelah bisa jujur, baru deh menginjak tahap selanjutnya...
Orang sekarang emang pinter2 ampe' bisa minterin orang!!!
BalasHapusduhh berita itu udah mempengaruhi semua lapisan masyarakat
kreatif deh
BalasHapusitu poto beneran?
BalasHapusshanty... buntut buntutnya cuma duit atas nama rating...
BalasHapuscerpenis.. apanya..?
BalasHapustukang roti...
BalasHapusitu dapet pas ke candi sukuh...
bener tu bos,sebaik nya info-tai-men di bubar kan.ini hny akan mendidik masyarakat jd suka dgn gosip aja.Btw mksh atas kunjungan nya
BalasHapusnggih lik, sama sama..
BalasHapusLha sampeyan kok jadi menghujat para penghujat sih mas ha ha ha ha.
BalasHapusLingkaran syaithon, kasihan keluarga mereka dan juga orang tua mereka lho.
Tapi itulah resiko seleb mas.
Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara ” Ungkapkan Opini Anda” dan ”The Amazing Picture ” dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.
hooh... aku juga bingung
BalasHapusaku kok jadi ikutan sewot ya..?
mungkin engga sih? karena duit, banyak duit, cari duit,
BalasHapusorang sdh byk duit bingung mau diapain tuh duit,
orang cari duit sampe mhalalkan sgla cara,
Nice artikel
BalasHapusTapi kalau cari gambar dari google, sebaiknya cantumkan sumbernya
Kalau tidak mau berbagi backlink, tidak perlu link hidup
Hargai hak cipta dong gan
Gambar itu ambil di forum kan?
wakakkak....
BalasHapusforum mana nih.. kembaranmu yo mas?
aq juga suka membayangkan Lupa Mawar.....
BalasHapusapalagi Mikel Lembayung atau Antena Dianput....
hahhahhahaa....
good deh bikin anonimnya....
:)
dimana ada kesempatan disitu ada,,,,,hahaha
BalasHapuskeren nih tulisan,,,, ane ngakak liat fotonya
BalasHapus