Berita SMS

Jaman memang cepat berubah...

Dulu pesan pendek melalui hape hanya digunakan untuk mengirim pesan yang bersifat biasa. Pesan penting dianggap tak aman. Apalagi yang bersifat undangan atau permintaan, bisa dianggap tak sopan.

Tapi kini semua telah berlalu. Sekarang orang mau ngutang sampai undangan nikah pun cukup lewat sms. Sampai-sampai temenku yang bisnis percetakan kecil-kecilan harus gulung tikar. Dulu orang mau nikah bisa cetak sampai seribu lembar undangan. Sekarang paling 100 biji untuk kalangan tertentu, sisanya cukup lewat pesan seluler.

Budaya sms ini masuk juga ke urusan berita keluarga. Dari berita lelayu sampai kabar kelahiran anak. Makanya istriku sempat nanya, berita kelahiran anak udah dismsin ke temen-temen pa belum..?

Nah karena ini berita tentang harapan, tentu saja penyampaiannya harus diikuti doa. Seperti waktu istri bosku melahirkan dua bulan lalu, isi smsnya begini. "Telah lahir calon presiden di RS Pertamina Jakarta pada tanggal dst dst..."

Istriku pun bilang, "Jangan kalah sama pak Sapto dong. Ketik juga telah lahir calon presiden..."

Tapi aku menolak. Selama ini aku begitu baik bekerjasama dengan si bos. Masa nanti anak-anaknya harus berantem karena rebutan kursi presiden. Kan ga baik tuh. Apalagi kalo ditulis, telah lahir calon oposisi...

"Ya wakil presiden deh..." kata istriku.

Wah aku ga setuju juga. Aku saja bertahun-tahun jadi bawahan si bos. Masa anaknya jadi bawahan juga..? Ga ada kemajuannya dong...

"Kalo jadi istri presiden gimana..?"

Hmm ga enak juga sama si bos. Tar malah dikira ngarep pengen jadi besan orang kaya. Lagian jodoh di tangan Tuhan. Salah-salah dikira mendahului keputusan Tuhan. Pak kyai bilang musyrik...

Bolak-balik berdebat tentang isi sms dan tidak ada titik temu. Akhirnya aku putuskan begini.

"Telah lahir putriku dengan selamat dan sehat pada tanggal 3 Juni 2010. Bagi yang berkenan mendoakan, silakan minta yang baik-baik. Tapi tolong bilang ke bos Sapto, doa itu berasal dari hati nurani masing-masing dan tidak ada permintaan khusus dari aku. Tidak ada kolusi apa lagi money politic..."

Klik send all...

Aku pikir beres dah...

Baru detik ini ketauan kalo smsnya masih duduk manis di outbox. Entah pulsanya habis atau memang Telkomsel juga takut kalo mengirimkan sms bernada propaganda melawan orang gedean. Aku ga tau deh...

Mbuh lah...