Pagi-pagi dah pengen ngomel. Staf datang kesiangan, pas ditanya kenapa telat kok jawabnya, "kirain belum pulang dari Balikpapa, mas.."
Aku sendiri biasa telat atau bolos sekalian. Tapi paling tidak aku tidak mengharapkan alasan yang tidak cerdas begini. Walau mungkin tidak bisa dibenarkan, kalo bilang habis nonton bola atau ban motor kempes di jalan, kayaknya lebih mudah untuk menerima. Jawaban seperti itu seolah mencerminkan, mau rajin kalo lagi ditungguin doang.
Walau soal jam karet kayaknya sudah umum banget di sekitar kita, tapi aku berusaha untuk belajar tepat waktu. Seperti pulang dari Balikpapan kemarin. Walau pesawat delay katanya sudah bukan keanehan lagi, tetap saja aku berusaha tiba di bandara satu jam sebelum pemberangkatan.
Cuma kemarin memang kelamaan nunggunya. Yang bego ya tetap aku sendiri. Aku yang selama ini tak punya jam tangan selalu mengandalkan jam di hape. Karena ada selisih satu jam dengan Jokja, setiap kali lihat jam selalu aku tambahkan satu jam dari yang tertera. Selama ini yang aku tahu, cuma operator engsel yang selalu mengupdate waktu disesuaikan zone GMT. Untuk baskomsel engga.
Karena jadwal pesawat jam 10:45, ketika jam di hape menunjukan jam 8:30 aku berangkat ke bandara. Asumsiku jam setempat adalah jam 10:30. Udah nongkrong satu jam kok belum juga ada panggilan atau pengumuman delay. Begitu aku lihat jam di sana, ternyata angkanya sama dengan di hape. Aku cek setting waktu hape, tertulis GMT +8. Yaudah nasib harus menunggu lama. Lagian salah siapa ga cari tahu kalo baskomsel atau XPeria sudah support perubahan zona waktu secara otomatis.
Kesebelan lain soal waktu tuh pas aku diundang sebuah LSM untuk menjadi relawan pemantau pemilu beberapa tahun lalu. Undangan tercantum jam 09:00 WIB. Jam 8:50 aku sudah tiba di tempat dan cuma ada beberapa orang dari panitia saja. Nunggu setengah jam belum juga pada nongol, aku kabur dulu dan sekitar jam 12 siang baru balik lagi.
Eh, ketua panitianya malah menegur begini, "Siang amat, mas. Tar tanya-tanya undangan yang lain aja ya. Malas kalo harus nerangin ulang..."
Sambutan tak nyaman itu cuma tak jawab gini, "Aku bukan PNS yang ga kerja tetap dibayar. Jam sesuai undangan aku datang, tapi ga ada orang. Jadinya aku kerja dulu biar bisa makan. Periksa aja buku tamunya, mas.."
Eh, malah tambah jutek tuh orang. "Lima tahun sekali saja kok ga mau berkorban. Ini demi perubahan nasib bangsa dan negara... bla bla bla"
"Ga perlu terlalu muluk-muluk ingin merubah nasib manusia senegara deh. Situ mengubah nasib sendiri saja ga mampu. Kalo situ bisa merubah diri sendiri agar tepat waktu, bisa mengajak satu dua orang untuk berpikiran sama, ga perlu diapa-apain bangsa ini dah maju kok..." Aku cuma jawab gitu sambil ngeloyor pergi.
Makanya aku bingung dengan teman-teman di sekitarku. Kadang aku suka mereka sudah jarang telat lagi. Tapi dengan mendengar jawaban dari stafku tadi, mau ga mau aku berpikir lain. Tepat waktu hanya ketika aku ada, bukan karena kesadaran dari hati nurani yang terdalam.
Jadi bila kita masih saja berkata untuk memajukan negara ini, tetap saja susah bila cuma omong ke orang lain doang. Bagaimana mungkin korupsi bisa ilang, bila yang suka berteriak anti korupsi saja masih suka melakukan hal yang sama. Walau cuma korupsi waktu.
Serba salah kan..?
Selalu diawasi katanya mengekang kreatifitas. Tidak diawasi, mencoba mencuri-curi. Persis seperti ketika temanku ketangkep polisi karena menerobos lampu merah. Ketika polisinya nanya, emang ga lihat lampunya menyala merah..?
Temanku tanpa dosa jawab gini. "Saya tahu pak lampunya merah. Tapi saya kan ga lihat bapak ngumpet di semak-semak..."
Makanya aku terus belajar untuk bisa, tapi hanya untuk diri sendiri dulu. Minimal aku belajar sabar dan tidak ingin menerobos palang merah ketika di rumah. Juga waktu pacaran dulu, aku belajar untuk tidak telat. Sehingga pacarku pun berpikiran sama, agar jangan sampai telat bulan...
Aku sendiri biasa telat atau bolos sekalian. Tapi paling tidak aku tidak mengharapkan alasan yang tidak cerdas begini. Walau mungkin tidak bisa dibenarkan, kalo bilang habis nonton bola atau ban motor kempes di jalan, kayaknya lebih mudah untuk menerima. Jawaban seperti itu seolah mencerminkan, mau rajin kalo lagi ditungguin doang.
Walau soal jam karet kayaknya sudah umum banget di sekitar kita, tapi aku berusaha untuk belajar tepat waktu. Seperti pulang dari Balikpapan kemarin. Walau pesawat delay katanya sudah bukan keanehan lagi, tetap saja aku berusaha tiba di bandara satu jam sebelum pemberangkatan.
Cuma kemarin memang kelamaan nunggunya. Yang bego ya tetap aku sendiri. Aku yang selama ini tak punya jam tangan selalu mengandalkan jam di hape. Karena ada selisih satu jam dengan Jokja, setiap kali lihat jam selalu aku tambahkan satu jam dari yang tertera. Selama ini yang aku tahu, cuma operator engsel yang selalu mengupdate waktu disesuaikan zone GMT. Untuk baskomsel engga.
Karena jadwal pesawat jam 10:45, ketika jam di hape menunjukan jam 8:30 aku berangkat ke bandara. Asumsiku jam setempat adalah jam 10:30. Udah nongkrong satu jam kok belum juga ada panggilan atau pengumuman delay. Begitu aku lihat jam di sana, ternyata angkanya sama dengan di hape. Aku cek setting waktu hape, tertulis GMT +8. Yaudah nasib harus menunggu lama. Lagian salah siapa ga cari tahu kalo baskomsel atau XPeria sudah support perubahan zona waktu secara otomatis.
Kesebelan lain soal waktu tuh pas aku diundang sebuah LSM untuk menjadi relawan pemantau pemilu beberapa tahun lalu. Undangan tercantum jam 09:00 WIB. Jam 8:50 aku sudah tiba di tempat dan cuma ada beberapa orang dari panitia saja. Nunggu setengah jam belum juga pada nongol, aku kabur dulu dan sekitar jam 12 siang baru balik lagi.
Eh, ketua panitianya malah menegur begini, "Siang amat, mas. Tar tanya-tanya undangan yang lain aja ya. Malas kalo harus nerangin ulang..."
Sambutan tak nyaman itu cuma tak jawab gini, "Aku bukan PNS yang ga kerja tetap dibayar. Jam sesuai undangan aku datang, tapi ga ada orang. Jadinya aku kerja dulu biar bisa makan. Periksa aja buku tamunya, mas.."
Eh, malah tambah jutek tuh orang. "Lima tahun sekali saja kok ga mau berkorban. Ini demi perubahan nasib bangsa dan negara... bla bla bla"
"Ga perlu terlalu muluk-muluk ingin merubah nasib manusia senegara deh. Situ mengubah nasib sendiri saja ga mampu. Kalo situ bisa merubah diri sendiri agar tepat waktu, bisa mengajak satu dua orang untuk berpikiran sama, ga perlu diapa-apain bangsa ini dah maju kok..." Aku cuma jawab gitu sambil ngeloyor pergi.
Makanya aku bingung dengan teman-teman di sekitarku. Kadang aku suka mereka sudah jarang telat lagi. Tapi dengan mendengar jawaban dari stafku tadi, mau ga mau aku berpikir lain. Tepat waktu hanya ketika aku ada, bukan karena kesadaran dari hati nurani yang terdalam.
Jadi bila kita masih saja berkata untuk memajukan negara ini, tetap saja susah bila cuma omong ke orang lain doang. Bagaimana mungkin korupsi bisa ilang, bila yang suka berteriak anti korupsi saja masih suka melakukan hal yang sama. Walau cuma korupsi waktu.
Serba salah kan..?
Selalu diawasi katanya mengekang kreatifitas. Tidak diawasi, mencoba mencuri-curi. Persis seperti ketika temanku ketangkep polisi karena menerobos lampu merah. Ketika polisinya nanya, emang ga lihat lampunya menyala merah..?
Temanku tanpa dosa jawab gini. "Saya tahu pak lampunya merah. Tapi saya kan ga lihat bapak ngumpet di semak-semak..."
Makanya aku terus belajar untuk bisa, tapi hanya untuk diri sendiri dulu. Minimal aku belajar sabar dan tidak ingin menerobos palang merah ketika di rumah. Juga waktu pacaran dulu, aku belajar untuk tidak telat. Sehingga pacarku pun berpikiran sama, agar jangan sampai telat bulan...
mulai dari diri sendiri, itu yg pnting...
BalasHapusfotonya lucu...
itu kelamaan nunggu, jadinya mengayu
BalasHapushahaha
hajar aja gan...nyebelin banget tuh staff...*kompor mleduk* hihihi...
BalasHapussetuju, potonya lucu :D
BalasHapuspatungnya unik euy, pake baju :p
aku juga paling ndak suka kalo janjian pada telat... --"
udah dateng tepat waktu, eh yang lainnya pada telat.
kalo soal dateng ke kantor sih kagak boleh telat, lah absennya finger print gitu, heu..
nice post dan ditambah foto yang unik. :)
BalasHapusHa..ha..ha yang terakhir ; Jangan sampe telat bulan
BalasHapusada2 aja
woalah,,,
BalasHapusyang sabar pak,,,
met pagi umy berkunjung
"Aku bukan PNS yang ga kerja tetap dibayar."
BalasHapusGeneralisasi seperti ini, mungkin udh waktunya diganti mas :) saya PNS and kerjaan numpuk tuh hahaha
tfd...
BalasHapusserba salah, kalo raport karyawan merah, raportku jadi lebih merah lagi. ga bisa kasih training yang bener katanya...
serba salah rosa...
BalasHapuskelasnya staf memang masih pake absen manual sih. padahal kalo aku harus setor muka tiap pagi lewat webcam ke jakarta. hiks..
tukcol... kolektor foto tho..?
BalasHapuswaduh itik... jangan sampe deh...
BalasHapusumy thks yah...
BalasHapuseka...
BalasHapusya maap. soalnya di sebelah kantor, warung selalu penuh seragam pns padahal bukan jam istirahat...