28 Juni 2010

Surveyor

Mondar-mandirku belakangan ini, lama kelamaan memancing istri untuk bertanya, "Katanya kerja di galeri lukisan, kok keluyurannya malah urusan pertambangan...?"

Aku pikir memang benar banget tuh pertanyaan. Akhir-akhir ini lebih banyak pekerjaan yang sebenarnya di luar job descriptionku di galeri. Walau posisiku di general affairs tapi bukan berarti bisa menggeneralisir pekerjaan apalagi untuk membuat affairs.

Tugas-tugas itu sebenarnya pekerjaan dari kantor Jakarta sebagai induk perusahaan dimana galeriku berposisi sebagai anak perusahaan. Tukar menukar orang antar anak perusahaan sudah teramat biasa terjadi. Sehingga orang-orang yang terlibat mau tak mau harus bisa menguasai banyak bidang kerja. Seperti pekerjaanku di galeri sebenarnya sangat jauh dari basic awal aku bekerja sebagai IT. Makanya ketika banyak rolling pekerjaan, aku harus bisa memposisikan diri sebagai marketing, HRD, trainer dan tugas lain yang berbeda akar kemampuannya.

Banyak keluar kota kali ini berawal dari banyaknya makelar penjaja dokumen atau proposal usaha yang seringkali teramat menggiurkan. Banyak sekali proposal masuk ke Jakarta menawarkan keuntungan berember-ember dengan modal yang luar biasa besarnya. Namun karena itu menyangkut nilai uang yang tak bisa aku bayangkan jumlahnya bila dibelikan kerupuk, si bos selalu bertindak hati-hati. Negosiasi di level atas selalu beliau lakukan dan aku selalu diposisikan sebagai informan yang bergerak di lapangan.

Sebelum mengatakan itu dokumen valid atau tidak, si bos akan mengajakku diskusi panjang dilanjutkan survai lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Tak jarang tumpukan dokumen itu tampak sangat valid dan tidak ada cacat sedikitpun. Tapi ketika dicek lapangan, kenyataan bicara lain. Seperti ketika ada penawaran penambangan biji besi di Kalimantan. Di lapangan ternyata bukan iron ore yang ada, melainkan iron ore lumps, alias biji besi sisa-sisa penambangan.

Keluyuranku ke Cilacap kemarin pun untuk kasus yang sama. Ada penawaran pasir besi sebanyak 50 ribu ton yang akan dikapalkan melalui pelabuhan Cilacap dengan kadar Fe 60%. Dokumen dan sertifikat Sucofindo dan sebagainya kelihatan sangat valid. Harga ditawarkan sangat menggiurkan bila dikaitkan dengan harga jual di China.

Tapi kenyataan di lapangan berkata lain. Kemampuan stockpile Cilacap yang notabene sisa-sisa penambangan PT Aneka Tambang yang sudah tutup kadarnya sekitar 40%. Mesin separator yang ada tak mampu untuk mengejar kadar 60%. Trus pengepul lokal pun cuma mampu produksi sekitar 8 ribu ton per bulan. Lebih jauh lagi, pihak Pelabuhan mengatakan kapasitas maksimal kapal yang bisa masuk Cilacap saat ini cuma 30 ribu ton. Kapal 50 ribu ton pasti kandas sebelum masuk dermaga.

Saat survai begitu, aku tak pernah terang-terangan datang ke stockpile dan mengatakan untuk mencari pasir besi. Paling banter hanya akan ketemu dengan makelar atau calo yang mulutnya suka berbusa-busa bila mempromosikan dagangan mereka yang sebenarnya bukan milik mereka. Bicara dengan mereka, bila aku bilang 50 ribu ton, pasti akan dijawab bisa walau mereka tak pernah memiliki sebutir pun. Pokoknya asal iya dulu, masalah cari barang belakangan. Makanya kadang kualitasnya jauh dari harapan.

Aku lebih suka datang seolah wisatawan iseng yang nanya-nanya soal pasir ke banyak orang mulai dari kuli angkut sampai ke level yang lebih tinggi. Setelah banyak informasi dari bawah yang aku dapatkan, baru aku menuju ke level tertinggi di perusahaan itu. Sehingga aku bisa punya data valid dari lapangan dan bukan sekedar katanya orang marketing.

Dari hasil menyelusup itu aku bisa kasih laporan ke si bos tentang perlu apa tidaknya sebuah proposal masuk ditindaklanjuti. Cape sih, apalagi kendaraan kurang mendukung untuk kegiatan offroad semacam itu. Tapi asik juga tuh daripada seharian duduk di kantor dan ngeblog. Mumpung lagi menjomblo neh. Itung-itung cuci mata dibayarin kantor...

8 comments:

  1. enaknya bis kerja smbil senang2 kyk gitu :D

    BalasHapus
  2. kok, lain dari basic,,
    aq masing bingung ni,,
    kerja nya nggak di galeri

    BalasHapus
  3. wuih sibuk banget nih ye..pantes waktu ini ijin pamit bentar dari ngeblog. seandainya saya bisa seaktif anda dan sekreatif anda. *salut*

    BalasHapus
  4. keren,...bekerja sepenuh hati dan totalitas judulnya ^^

    BalasHapus
  5. skydrug...
    senang ga senang deh pokoknya. kan ga ada sesuatu yang sempurna...

    BalasHapus
  6. santai aja umy...
    aku ngeposnya emang di galeri. tapi karena induk perusahaannya punya banyak cabang, kadang ada rollling kerjaan juga...

    BalasHapus
  7. tukcol..
    ya makanya maap, kadang cuma kebagian waktu buat post doang dan ga sempat bw...

    BalasHapus
  8. irma...
    yg jelas kepepet kebutuhan dapur neh. hehehe

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena