Citra demam. Hidungnya mampet. Semaleman ga mau tidur minta digendong terus. Giginya mau tumbuh lagi dan pelampiasannya nenen ga mau copot. Paginya ke dokter anak di RSIA PKU. Ndilalah hujan deras dan sampai sore tidak bisa pulang. Begitu bisa pulang, sampai rumah ibunya kepleset saat markirin motor dan kakinya terkilir.
Siapa yang ga sedih mendengar cerita istri saat kita jauh di seberang lautan. Apalagi di rumah cuma ada Citra dan ibunya tanpa ada orang lain yang bisa bantu-bantu. Ibue memang kadang egois tak mau cari asisten dengan alasan pekerjaan di rumah bisa dikerjakan sendiri. Memang tidak banyak pekerjaan, tapi dengan kondisi Citra yang lagi seneng-senengnya mengeksplorasi lingkungan merayap kemana-mana, kan masalah juga.
Serba sulit memang. Bertahan di Jogja yang biaya hidup murah juga berimbas ke masalah pendapatan yang juga minim. Sulit mencari pekerjaan dengan gaji 2 juta ke atas di Jogja. Meninggalkan Jogja mencari penghasilan yang lebih layak juga berakibat sama karena biaya hidup juga berbanding lurus dengan pendapatan. Alternatifnya adalah tinggal di Jogja dan mencari rejeki di luar Jogja dengan resiko berpisah dengan keluarga. Biaya hidup di Kalimantan yang tinggi juga tak terlalu berpengaruh karena aku tinggal dan makan di mess perusahaan. Hasilnya tentu akan berbeda bila Citra dan ibunya aku boyong ke Kalimantan. Disini ngontrak kamar kosong ukuran 3x3 meter saja 900 ribu per bulan.
Punya cita-cita memang butuh pengorbanan. Tapi kayaknya keterpisahanku masih dalam batas yang bisa ditolerir dan belum pantas disebut bang Toyib. Menurut ketentuan kontrak kerja, aku dapat cuti setiap tiga bulan sekali. Tapi kenyataannya setiap bulan aku harus meeting di kantor Jakarta. Walau cuma sehari dua hari mampir ke Jogja, sepertinya sudah cukup kalo hanya untuk melepas kangen dengan Citra sekalian ganti oli.
Cepet sembuh ya, sayang...
Siapa yang ga sedih mendengar cerita istri saat kita jauh di seberang lautan. Apalagi di rumah cuma ada Citra dan ibunya tanpa ada orang lain yang bisa bantu-bantu. Ibue memang kadang egois tak mau cari asisten dengan alasan pekerjaan di rumah bisa dikerjakan sendiri. Memang tidak banyak pekerjaan, tapi dengan kondisi Citra yang lagi seneng-senengnya mengeksplorasi lingkungan merayap kemana-mana, kan masalah juga.
Serba sulit memang. Bertahan di Jogja yang biaya hidup murah juga berimbas ke masalah pendapatan yang juga minim. Sulit mencari pekerjaan dengan gaji 2 juta ke atas di Jogja. Meninggalkan Jogja mencari penghasilan yang lebih layak juga berakibat sama karena biaya hidup juga berbanding lurus dengan pendapatan. Alternatifnya adalah tinggal di Jogja dan mencari rejeki di luar Jogja dengan resiko berpisah dengan keluarga. Biaya hidup di Kalimantan yang tinggi juga tak terlalu berpengaruh karena aku tinggal dan makan di mess perusahaan. Hasilnya tentu akan berbeda bila Citra dan ibunya aku boyong ke Kalimantan. Disini ngontrak kamar kosong ukuran 3x3 meter saja 900 ribu per bulan.
Punya cita-cita memang butuh pengorbanan. Tapi kayaknya keterpisahanku masih dalam batas yang bisa ditolerir dan belum pantas disebut bang Toyib. Menurut ketentuan kontrak kerja, aku dapat cuti setiap tiga bulan sekali. Tapi kenyataannya setiap bulan aku harus meeting di kantor Jakarta. Walau cuma sehari dua hari mampir ke Jogja, sepertinya sudah cukup kalo hanya untuk melepas kangen dengan Citra sekalian ganti oli.
Cepet sembuh ya, sayang...
Harus butuh pengorbanan. Semoga lekas sembuh ya citra.
BalasHapusayo citra,,,,,
BalasHapussemoga lekas sembuh deh...amiennn
Citra cepet sembuh ya sayang ...
BalasHapusSemoga Citra dan ibunya cepat sembuh...
BalasHapusBagaimana dengan kandungannya saat terpeleset jatuh itu? gak apa2 kan?
ya emang berat kalau harus berpisah dalam waktu yang lama dg keluarga spt itu, apalagi kalau mendengar kabar bahwa orang2 tercinta dapat musibah/sakit. semoga pengorbanan itu memberikan hasil yg sesuai dg harapan.
BalasHapussemoga dek Citra cepat sembuh. Amin.
BalasHapusemangnya om di kalimantan sampai kapan?
BalasHapusDoh memang kalo dirantau orang lebih baek dibawa ajah Mas, dari pada istrinya jadi kanan tangan, eeehh.. :-)
BalasHapusCepet sembuh buat Citra ya bang, smoga cepet sehat lagi.. emang kepikiran buat bapaknya kalo kepisah jauh gitu.
BalasHapusSemoga cepet sembuh ya buat citra... biar bapaknya bisa kerja dengan tenang ^^
BalasHapusbro ! follow blogku yah ! yg lae uga...
BalasHapusnanti aku follow balik deh ! pasti !
Sedih dengernya, Mas Eko. Semoga Mas Eko bisa berkumpul kembali dengan Citra dan ibunya ya. Jangan tinggal terpisah lagi :)
BalasHapus