19 Maret 2011

Lebih Mudah Untuk Orang Lain

Banyak teman yang berpikir, saat kita bekerja di sebuah perusahaan berarti kita tinggal kerjakan apa yang perusahaan mau dan setiap bulan di gaji. Di perusahaan ini pun sepertinya bisa begitu. Tapi hasil investigasi ke teman-teman yang sudah disini bertahun-tahun, kondisi kesejahteraan cenderung stagnan dan kenaikannya landai-landai saja. Ini sempat terbaca sejak awal dan menurutku ini masalah besar. Karena aku termasuk orang yang "mbuh". Yang lebih suka kerja dengan gaji awal rendah tapi bisa sering naik, daripada gaji gede tapi sampai 2 tahun tidak ada perubahan.

Seperti ketika aku mengalah pergi ke Kalimantan dengan gaji Jakarta. Aku menolak kontrak satu tahun dan minta direvisi menjadi 3 bulan dengan status percobaan. Begitu keluar dari ruang HRD ada teman yang ngebego-begoin permintaan status percobaanku. Namun aku pikir, satu tahun terlalu lama untuk meminta kenaikan gaji yang ngepres itu. Tiga bulan itu aku anggap jalan-jalan keluar kota saja dan menurutku sangat wajar bila aku naik status dari percobaan ke kontrak aku minta kenaikan gaji.

Begitu sampai di tambang aku menemukan sebuah pekerjaan yang memang kurang pantas untuk digaji tinggi. Seminggu aku jalani itu, minggu kedua aku mulai susun sebuah proposal dan mengadakan pendekatan untuk menjual proposal itu ke manager-manager yang ada. Setiap kali ada pejabat kantor Jakarta yang datang, aku pun begitu getol minta waktu untuk menawarkan proposal. Tidak ada yang mulus, penolakan selalu ada. Bahkan sampai ada yang ngusir duluan begitu melihat aku nongol. "Jangan sekarang deh, bosen lu ngomong gituan mulu..."

Berbekal kesabaran campur mutungan, pendekatanku selama sebulan bisa menyakinkan beberapa pihak yang berkepentingan di tambang dan aku dipanggil ke Jakarta untuk presentasi. Di Jakarta pun bukan persoalan mudah. Setiap hari meeting dan meeting katanya untuk presentasi. Tapi tetap saja posisiku masih dianggap sebelah mata oleh direksi sehingga setiap meeting selalu diberi jadwal paling akhir yang selalu tidak kebagian waktu buat ngomong. Makanya ketika mendapat kesempatan bicara, presentasi pertamaku didepan direksi adalah, "Saya merasa di perusahaan ini saya bukanlah IT, tapi AT. Alias anak tiri..." 

Butuh sakit hati sampai 3 minggu melawan beberapa politik kepentingan yang merasa akan terganggu dengan pekerjaan yang aku tawarkan, sebelum akhirnya ijin prinsip aku dapatkan. Setelah itu tinggal memperjuangkan schedule dan RAB. Beres itu aku masih harus ngotot-ngototan minta dua orang programmer untuk membantu pekerjaanku berikut gaji yang layak. Akhirnya deal kedua asistenku dapat gaji 2 kali lipat dari yang aku dapatkan kemarin. Setelah kontrak mereka beres, aku menghadap direktur HRD untuk menanyakan revisi kontrak kerjaku berkaitan dengan penyesuaian gaji. Dan jawaban beliau, "Kamu kan baru kerja dua bulan. Kontrakmu baru akan habis sebulan lagi. Ya sabar dulu lah..."

Menyebalkan memang kalo inget soal kenaikan gaji yang harus tertunda itu. Lebih sebal lagi ketika mengusahakan laptop buat kerja timku nanti. Perusahaan ini memang teramat ajaib. Untuk urusan perusahaan pun harus aku yang mengejar-ngejar agar bisa dipenuhi kebutuhan alat kerja. Kok bisa-bisanya dua orang asitenku ga dikasih laptop dengan alasan mereka masih percobaan dan belum berhak dapat fasilitas. Sampai aku bego-begoin tuh menejer pekok. Emang kalo ga dikasih alat kita mau kerja pakai apa nanti. Disuruh makan gaji buta..?

Rencana keberangkatanku mundur-mundur terus sampai 4 hari hanya untuk mengurus laptop. Dua hari lalu sebenarnya sudah diputuskan untuk dapat laptop. Begitu aku lihat, eh laptop bekas. Aku ngotot lagi minta yang baru dengan spek rada tinggian untuk mereka. Kemarin laptop baru datang. Tapi cuma dua biji yang artinya aku ga dapat jatah. Tiketku sudah dipesan untuk keberangkatan hari ini. Berarti aku cuma punya waktu sampai nanti sore untuk memperjuangkan permintaan laptopku. Masa sih laptop baruku juga harus nunggu sebulan lagi bareng dengan perubahan kontrak kerja..?

Mungkin memang sebuah realita. Memperjuangkan orang lain seringkali lebih mudah daripada memperjuangkan kepentingan sendiri. Tapi tak masalah deh. Toh buatku hidup memang perlu tantangan agar lebih menarik. Seperti aku selalu tertarik melihat cewek yang tampil menantang...

13 comments:

  1. wuih anda mulia ya mas..
    Tanggung jawab dan layak jadi pemimpin. :-)

    BalasHapus
  2. Pertamax lagi deh boz..
    Kadang banyak orang bego yang memegang posisi kunci gan. Sama halnya dengan saya disini. Para tuan tukang atur gaji maen pangkas gaji.. alesannya efisiensi, tapi mereka nggak mikir jauh. Padahal setelah gaji kepangkas karyawan tetep harus menuhi kebutuhan perut. akhirnya karyawan cari jalan pintas, jam kerja banyak yang kabur cari sambilan. Ujung-ujungnya kerja nggak seoptimal dulu.

    BalasHapus
  3. hhm....
    jadi inget curhatan teman soal kondisi kerjanya yang juga kurang mendapatkan pernghargaan dari atasan.

    semoga dapet laptop yaaa

    BalasHapus
  4. Jika berkorban untuk orang lain dan berguna tak ada salahnya mudah2an itu bisa menjadi keberkahan dan pahala..
    Amin

    BalasHapus
  5. waaah Om baik sekali memperjuangkan laptop buat asisten.
    asyik tuh punya bos yang baik hati kayak Om....

    oh ya Om, Dija mau ulang tahun yang pertama nih.
    acaranya nanti tanggal 23 maret
    kalo gak repot, Om bisa datang dan ikutan acaranyaaaa

    BalasHapus
  6. Yang semangat mas.
    Kalo dipandang sebelah mata oleh atasan seperti itu emang bikin hati dongkol.
    Apalagi kalo gak dianggap sama sekali.
    Ah..rasa2'nya hati ini jadi panas ya.
    Saya yang bacanya aja jadi ikutan gemes :D

    BalasHapus
  7. Yah...penyakit atasan, selalu mandang sebelah mata. Padahal klo pake dua mata kan ndak ada ruginya.

    N hati-hati saat mandang cewek menantang. :D
    Nanti ditantang istri.

    BalasHapus
  8. cewek tampil menantang atau mengangkang? wah, hebat sobat kita satu ini, saya doakan dari jauh semoga sukses. kalo saya sudah saya tinggal pergi itu perusahaan dan tak akan menginjakkan kaki lagi di sana, saya sering mutung begitu, bahkan gajipun saya lupakan ketika sudah jengkel sama orang.

    BalasHapus
  9. wah , tetep semangat mas ... waktu itu aku juga pernah dapet kendala yang sama ....dan akhirnya keberuntungan diawali kesabaran datang berturut2 .. Alhamdulillah

    BalasHapus
  10. Hidup butuh perjuangan memang. Kalo gak berjuang gak seru. Ada tipe suka tantangan, ada tipe pasif. Cewek menantang, jangan kelamaan ngeliatnya, usul lho...

    BalasHapus
  11. kepentingan orang banyak lebih baik didulukan ketimbang kepentingan pribadi

    BalasHapus
  12. kalimat penutupnya adalah "cewek yang tampil menantang"

    #ngakakKeras.... hiihihihi,,,,,

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena