Menjadi doktor alias mondok di kantor memang banyak suka dukanya. Eh, sebenarnya bukan tidur di kantor, tapi kebagian mess yang nempel di kantor. Akibatnya aku jadi kerja multitasking yang apa aja diembat. Bukan serakah ngurusin kerjaan orang, tapi memang suka ada yang minta tolong. Sepanjang aku sedang tidak sibuk, apa salahnya aku membantu. Namun mengingat banyak orang disini trus yang datang dan pergi juga banyak, akibatnya profesiku bagaikan gajah dalam pikiran tiga orang buta.
Orang Jakarta tahunya aku sebagai staf IT yang akan membangun sistem komputerisasi tambang. Sampai di Kalimantan aku ditempatkan di kantor PLTU. Karena disitu banyak komputer rusak aku suka iseng-iseng memperbaikinya. Sampai sekarang karyawan PLTU menyebutku tukang serpis komputer.
Beda di kantor PLTU beda di tambang. Di tambang, setiap ada komputer rusak mereka akan memperbaiki di toko komputer terdekat. Tak pernah sekalipun minta tolong aku, walau hampir setiap hari aku kesana. Aku baru tahu sebabnya saat aku dimintai tanda tangan di surat permintaan barang dari workshop tambang yang akan diajukan ke bagian keuangan. Disitu tertera jabatanku, tukang absen. Gara-garanya di tambang aku lebih sering kelihatan mengurus mesin sidik jari untuk absensi karyawan dibanding kerjaan lainnya.
Trus beberapa waktu lalu ada orang baru kiriman dari Jakarta. Karena datang tengah malam dan yang belum tidur hanya aku, si bos minta tolong aku jemput dia di simpang. Pagi-paginya orang itu nyamperin dan menyerahkan bungkusan berisi makanan ringan sambil mengucap, "Maaf, semalam ngerepotin. Terima kasih bantuannya ya, pak sopir..."
Dan kemarin sore, satpam laporan ke juragan kalo solar genset hampir habis. Kebetulan banget sopir masih tugas luar semua dan juragan minta tolong ambilkan solar di pengecer terdekat, takut keburu gensetnya mati bila menunggu mobil sarana datang. Karena langganan, aku tuh cuma ambil doang dan pembayaran biasanya diambil oleh penjualnya ke kantor secara periodik.
Saat aku sarapan di dapur tadi pagi, aku dengar ribut-ribut di luar dekat ruang genset. Kedengaran sampai ke dalam bahwa ada orang mencari tukang genset untuk mengambil jeriken minyak yang diambil kemarin sore. Aku cuma menarik nafas perlahan mendengar aku punya jabatan baru, tukang genset.
Karena ibu dapur sepertinya bingung tidak tahu siapa yang dimaksud tukang genset, aku keluar nyamperin mereka. Melihat aku datang, tukang jual solar segera menunjukku. "Nah, ini dia tukang gensetnya.."
Diluar dugaan, si ibu dapur malah menukas lantang, "kok tukang genset sih..? Bapak ini kan tukang betulin kulkas..?"
Aku cuma bisa diam...
*Keselek...
Orang Jakarta tahunya aku sebagai staf IT yang akan membangun sistem komputerisasi tambang. Sampai di Kalimantan aku ditempatkan di kantor PLTU. Karena disitu banyak komputer rusak aku suka iseng-iseng memperbaikinya. Sampai sekarang karyawan PLTU menyebutku tukang serpis komputer.
Beda di kantor PLTU beda di tambang. Di tambang, setiap ada komputer rusak mereka akan memperbaiki di toko komputer terdekat. Tak pernah sekalipun minta tolong aku, walau hampir setiap hari aku kesana. Aku baru tahu sebabnya saat aku dimintai tanda tangan di surat permintaan barang dari workshop tambang yang akan diajukan ke bagian keuangan. Disitu tertera jabatanku, tukang absen. Gara-garanya di tambang aku lebih sering kelihatan mengurus mesin sidik jari untuk absensi karyawan dibanding kerjaan lainnya.
Trus beberapa waktu lalu ada orang baru kiriman dari Jakarta. Karena datang tengah malam dan yang belum tidur hanya aku, si bos minta tolong aku jemput dia di simpang. Pagi-paginya orang itu nyamperin dan menyerahkan bungkusan berisi makanan ringan sambil mengucap, "Maaf, semalam ngerepotin. Terima kasih bantuannya ya, pak sopir..."
Dan kemarin sore, satpam laporan ke juragan kalo solar genset hampir habis. Kebetulan banget sopir masih tugas luar semua dan juragan minta tolong ambilkan solar di pengecer terdekat, takut keburu gensetnya mati bila menunggu mobil sarana datang. Karena langganan, aku tuh cuma ambil doang dan pembayaran biasanya diambil oleh penjualnya ke kantor secara periodik.
Saat aku sarapan di dapur tadi pagi, aku dengar ribut-ribut di luar dekat ruang genset. Kedengaran sampai ke dalam bahwa ada orang mencari tukang genset untuk mengambil jeriken minyak yang diambil kemarin sore. Aku cuma menarik nafas perlahan mendengar aku punya jabatan baru, tukang genset.
Karena ibu dapur sepertinya bingung tidak tahu siapa yang dimaksud tukang genset, aku keluar nyamperin mereka. Melihat aku datang, tukang jual solar segera menunjukku. "Nah, ini dia tukang gensetnya.."
Diluar dugaan, si ibu dapur malah menukas lantang, "kok tukang genset sih..? Bapak ini kan tukang betulin kulkas..?"
Aku cuma bisa diam...
*Keselek...
Hahahahhahahahaha, wong Seleb Blogger Kok Yhooohhhh... :-P
BalasHapushayyah...
Hapushahahai....lumayan donk um jadi rezekinya tambah banyak Double Job si. hehehe.
BalasHapusandai saja gajinya juga dobel
Hapuslumayan tu dapet job dadakan :)
BalasHapuslumayan dari hongkong..?
Hapuspuji datang... x3x3x3x3x3x3x
BalasHapusnyamuk pun hilang..
Hapustambah banyak uang tuh...klu ada waktu kunjungi blog ane ya
BalasHapuskapan bro..?
Hapusdoooh...
BalasHapustetep saja kerja poligami, gajinya cuman satu istri...
hihihihihi, ya tetep kudu disyukuri tho yoooo
BalasHapusbetul. sukuriiin...
Hapushehehe...tukang ngalong termasuk? :)
BalasHapustukang bebek...
Hapusheheheh. banyak amat kak job kerjanya.
BalasHapusbisa fleksibel gtu yaa..
sakiiit...
Hapusya ampun , ngakak saya bacanya...
BalasHapuskalau di rumah tukang apa ya mas Rawins ini? huahahahah
tukang sayur...
Hapuskejatah terus
BalasHapussemprul...
HapusWajib disyukuri kalau memang ga banyak orang bisa begitu pak.
BalasHapus