29 Maret 2011

PLTU Jaweten

Perasaan aku sudah begitu terbuka dengan istri. Tapi kok bisa-bisanya ada yang kelewat sampai istri nanya aku sebenarnya kerja di tambang batubara atau di PLTU. Segera aku jelaskan bahwa tambang batubara tempatku kerja dengan PLTU merupakan perusahaan yang berbeda tapi masih berada di bawah satu grup. Yang sudah berjalan adalah tambangnya, sedangkan PLTU masih dalam tahap pembangunan.

Kantor tambang ada beberapa buah yang tersebar di beberapa lokasi. Bagian produksi di simpang Jaweten, kantor direksi di Tamianglayang, kantor pelabuhan di Telangbaru dan bagian administrasi berkantor di lingkungan bakal lokasi PLTU. Sehingga karyawan selalu menyebut mau ke PLTU bila dia akan berurusan dengan bagian administrasi.

Rencana pembangunan PLTU ini, menurut selentingan isu di masyarakat, juga berkaitan dengan pembukaan lahan tambang. Dengan alasan untuk menyuplai PLTU, maka tambang mendesak harus dibuka. Benar tidaknya aku tidak berani mempertanggungjawabkan. Namun yang pasti, kebutuhan suplai daya listrik di daerah ini memang sangat mendesak. Kalo di Jawa aku suka mengeluhkan pemadaman listrik setiap hari, disini yang setiap hari terjadi bukan pemadaman. Melainkan penyalaan, karena lebih sering padamnya daripada nyala. Kacaw...

Tanpa dibantu pembangunan PLTU, pemerataan pembangunan yang makin tergantung pada suplai listrik akan semakin sulit. Usaha kecil menengah yang tidak mampu membeli genset sudah pasti akan keteteran dan sulit untuk berkembang. Walau Kalimantan terkenal dengan sungai-sungai besarnya, namun pembangunan PLTA dianggap kurang efisien karena kontur medannya yang cenderung landai. Sementara batubara tersedia melimpah. Bahkan boleh dikatakan orang Borneo itu hidup diatas batubara.

Katanya sih bulan November tahun ini, PLTU Jaweten sudah beroperasi. Tapi melihat kenyataan di lapangan, belum terlihat adanya pembangunan yang berarti. Yang sudah berdiri baru bangunan untuk kantornya saja. Kuharap sih bisa cepat beroperasi karena kasihan dengan masyarakat sini yang lumayan terbelakang dibanding Jawa, sementara kekayaan di perut buminya selalu dikeruk dan sebagian besar hasilnya dikirim ke Jawa. Kalo memang fair, seharusnya harga jual listrik PLTU ini bisa semurah mungkin itung-itung sebagai bagian dari program CSR grup perusahaan ini.

Semoga sukses...

12 comments:

  1. pertama saja ya, mo off lom se,pet mbaca mav ya

    BalasHapus
  2. Kasihan... jadi selama di Kalimantan nunggu 'giliran' nyala lampu ya? hehehe

    BalasHapus
  3. kita disini sering dapet pemadaman bergilir, mereka bukan digilir lagi. semoga bisa cepat terpenuhi akan kebutuhan listriknya ya :)

    BalasHapus
  4. disini boleh dikatakan tidak ada krisis ekonomi. tapi kalo bicara soal energi... pliss deh...

    BalasHapus
  5. oalaaaaaaaahh.....,,

    ini tho yg dilaporkan dahlan iskan di jawapos kemaren..,, hmm...,,

    BalasHapus
  6. wah..selamat bekerja aja deh kang:D

    BalasHapus
  7. Eeeerrr... jadi sebenernya kerja di tambang batubara nya atau di PLTU nya? *garuk-garuk masih ga ngerti

    BalasHapus
  8. jadi pahlawan dong ya bagi rakyat desa..:D

    bikin aja iklannya itu. pasti banyak yang nonton. :)

    BalasHapus
  9. sekarang dah nyala mas, lampunya...?

    BalasHapus
  10. Masih mending di Blangpidie rupanya.. Biarpun sering mati lampu, tetep lebih lama nyalanya..

    BalasHapus
  11. Boleh tau berapa MW kapasitas PLTU Jaweten ini? Bisa jabarkan kira-kira kebutuhan air/ jam untuk menjalankan PLTU ini? Kira-kira menurut anda geografis Jaweten ini memenuhi utk berdirinya PLTU? Sumber airnya darimana ya? Setau saya PLTU berdiri umumnya dekat laut karena kebutuhan air yg sangat besar. Trus yg di Jaweten ini sungai kecil cuma ada satu itu pun akan kering disaat kemarau. So... Logis ngga ya mendirikan PLTU didaerah seperti di Jaweten ini? Menurut saya sih cuma buat tameng untuk menggeruk batubara doang sih... IMO.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena