Semenjak kembali ke Kalimantan, aku merasa otak hang berat. Tak jarang bila ada orang tanya sesuatu secara mendadak, aku harus diam dulu sejenak untuk mencoba mencerna apa yang dipertanyakan itu. Gejala pikun juga mulai sedikit menganggu. Seperti bila aku berniat mengambil sesuatu di kamar, sampai disana malah bingung mau ambil apa.
Aku memang terlalu lama meninggalkan pekerjaan. Tiga minggu aku dipusingkan oleh meeting tiada akhir di Jakarta membuat PR ku di tambang bertumpuk-tumpuk sampai bingung sendiri mau mulai dari mana. Dari Jakarta aku bawa 2 orang yang seharusnya bagian rumah tangga kantor sudah menyiapkan segela keperluan mereka, ternyata aku harus pontang-panting sendiri mencari-cari ruang tidur sementara sebelum aku dapatkan mess dan ruang kerja buat mereka.
Lagi mumet begitu, laptop pribadi yang aku tinggal di laci meja ternyata lenyap entah kemana. Yang tersisa hanyalah tas dan adaptornya saja. Padahal semua data yang telah aku kumpulkan sebagai bahan pembangunan aplikasi komputerisasi tambang ada disana semua. Saat ke Jakarta aku memang membawa laptop kantor yang menggunakan windows, karena harus menyiapkan file power point sementara laptop kerja pribadiku menggunakan ubuntu.
Akibatnya pekerjaan yang sebenarnya sudah berjalan separuh, harus aku awali dari nol lagi. Untung sudah ada yang membantu 2 orang sehingga aku yakin bisa segera selesai, walau harus mengurangi jam tidur. Setiap hari aku baru merebahkan diri sekitar jam 3 atau jam 4 pagi mengejar target awal bulan sudah harus mempresentasikan model aplikasi yang sedang dibangun. Payahnya yang dirancang aplikasi berbasis web yang butuh coding lebih panjang dibanding yang berbasis desktop.
Merasa otak overload, saat turun ke kota tadi aku mampir ke salon. Niatnya pengen krimbat agar aliran darah segar ke otak sedikit lancar. Dasar lagi error, sampai sana aku malah potong rambut yang sebenarnya belum terlalu panjang. Saat perjalanan pulang baru aku ingat kalo aku sebenarnya pingin pijit kepala. Kacaw...
Dan kembali ke soal laptop yang hilang...
Harganya mungkin sudah tak seberapa karena sudah lumayan jadul. Namun data-data yang tersimpan disana cukup banyak dan aku tidak punya backup. Yang lebih bikin aku sedih, laptop itu adalah laptop ibunya Citra yang pasti punya histori tak ternilai. Malah kalo boleh jujur, laptop itulah yang mempertemukan aku dan istriku sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Laptop itu merupakan kenang-kenangan beli di Taipei, yang buat istriku pasti memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari yang aku rasakan.
Apalagi ibue Citra pernah mengajak untuk membuka memori sepanjang jalan kenangan di Taipei. Waktu itu aku sarankan untuk menunggu Citra lahir dan agak besar agar bisa turut menikmati perjalanan. Apalagi kata orang, ibu hamil tidak baik melakukan penerbangan jarak jauh. Bisa gawat tuh, kalo penggantian laptop kenangan dijadikan alasan untuk tidak menunda-nunda lagi. Bisa tambah hang neh otak.
Besok ke salon lagi ah.
Semoga tidak lupa malah potong rambut lagi.
Bisa saingan sama pak ogah tar...
Maafkan daku ya, bu...
Aku memang terlalu lama meninggalkan pekerjaan. Tiga minggu aku dipusingkan oleh meeting tiada akhir di Jakarta membuat PR ku di tambang bertumpuk-tumpuk sampai bingung sendiri mau mulai dari mana. Dari Jakarta aku bawa 2 orang yang seharusnya bagian rumah tangga kantor sudah menyiapkan segela keperluan mereka, ternyata aku harus pontang-panting sendiri mencari-cari ruang tidur sementara sebelum aku dapatkan mess dan ruang kerja buat mereka.
Lagi mumet begitu, laptop pribadi yang aku tinggal di laci meja ternyata lenyap entah kemana. Yang tersisa hanyalah tas dan adaptornya saja. Padahal semua data yang telah aku kumpulkan sebagai bahan pembangunan aplikasi komputerisasi tambang ada disana semua. Saat ke Jakarta aku memang membawa laptop kantor yang menggunakan windows, karena harus menyiapkan file power point sementara laptop kerja pribadiku menggunakan ubuntu.
Akibatnya pekerjaan yang sebenarnya sudah berjalan separuh, harus aku awali dari nol lagi. Untung sudah ada yang membantu 2 orang sehingga aku yakin bisa segera selesai, walau harus mengurangi jam tidur. Setiap hari aku baru merebahkan diri sekitar jam 3 atau jam 4 pagi mengejar target awal bulan sudah harus mempresentasikan model aplikasi yang sedang dibangun. Payahnya yang dirancang aplikasi berbasis web yang butuh coding lebih panjang dibanding yang berbasis desktop.
Merasa otak overload, saat turun ke kota tadi aku mampir ke salon. Niatnya pengen krimbat agar aliran darah segar ke otak sedikit lancar. Dasar lagi error, sampai sana aku malah potong rambut yang sebenarnya belum terlalu panjang. Saat perjalanan pulang baru aku ingat kalo aku sebenarnya pingin pijit kepala. Kacaw...
Dan kembali ke soal laptop yang hilang...
Harganya mungkin sudah tak seberapa karena sudah lumayan jadul. Namun data-data yang tersimpan disana cukup banyak dan aku tidak punya backup. Yang lebih bikin aku sedih, laptop itu adalah laptop ibunya Citra yang pasti punya histori tak ternilai. Malah kalo boleh jujur, laptop itulah yang mempertemukan aku dan istriku sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Laptop itu merupakan kenang-kenangan beli di Taipei, yang buat istriku pasti memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari yang aku rasakan.
Apalagi ibue Citra pernah mengajak untuk membuka memori sepanjang jalan kenangan di Taipei. Waktu itu aku sarankan untuk menunggu Citra lahir dan agak besar agar bisa turut menikmati perjalanan. Apalagi kata orang, ibu hamil tidak baik melakukan penerbangan jarak jauh. Bisa gawat tuh, kalo penggantian laptop kenangan dijadikan alasan untuk tidak menunda-nunda lagi. Bisa tambah hang neh otak.
Besok ke salon lagi ah.
Semoga tidak lupa malah potong rambut lagi.
Bisa saingan sama pak ogah tar...
Maafkan daku ya, bu...
wah,bahaya nih..untung kesalon buat nyukur rambut.kalau sampai mewarnai rambut,gimana jadinya tuh,hehe...kalau ada waktu kunjungi blog ane ya...
BalasHapusWah lagi sibuk banget aja dikau rajin posting ya mas.
BalasHapusTentang laptopnya moga2 bisa kembali lagi, entah gimana caranya Tuhan berbaik hati, yang penting udah berdoa. Yah semoga saja DIA 'mendengarnya'.
terlalu banyak loadnya kadang bisa kayak gitu.. pikun mendadak. sama koq, saya sering ngalamin.. parahnya dulu pernah mau sikat gigi tapi yang dipencetin di sikatnya : sabun cuci muka.
BalasHapusgara-gara kepikiran banyak hal, jadi nggak fokus.
istirahat dulu aja wins!
salute sama mas Rawins, barang kesayangan ilang tetep aja masih humoris, nggak meratapi :D
BalasHapussemoga gantine laptop yang lebik oke dan dimudahkan ya ngerjain tugas kantornya.
kata ibunya citra : "aduuuhhhh!!!! Ya sudahlah....saya maafin..besok apalagi nih yang ilang!!??". ehheheeeeheh
BalasHapusLinduaji Masman
waduh, semoga yang ngambil laptop baca tulisan ini dan mau mengembalikannya
BalasHapussedih ya..sabar semua ada hikmahnya,,,
BalasHapusaku fll ya..
BalasHapusMungkin bukan pikun...,
BalasHapusmungkin lagi butuh istirahat....,
tambah smangat mas rawins,,, kalau emang rejeki, laptopny pasti balik kok...,
*bijak mode on
xD
Mungkin bukan pikun...,
BalasHapusmungkin lagi butuh istirahat....,
tambah smangat mas rawins,,, kalau emang rejeki, laptopny pasti balik kok...,
*bijak mode on
xD
sepertinya tanda-tanda butuh istirah tuh...
BalasHapussalam kenal yah...
Bener Sob... kadang bukan masalah harganya klo kita kehilangan Laptop atau HP gitu, tapi datanya yg berharga... mesti lebih waspada tuh klo naro2 hhe...
BalasHapushem... mending refreshing dlu deh Sob biar gak hang hhe... dengerin musik dlu gitu biar fresh lagi..
met aktivitas lah pokoknya... :D
kunjungan pertama saya kak :)
BalasHapussemangaaat semangaat.
semoga bisa cepat fokus kembali ya :)
::: iyah loh postingannya mas rajin banget ^___^ salut lah buat semangat postingnya ^^
BalasHapus::: wedew, seriusan itu soal laptop yang raib,,,, pengen nangis ngebayanginnya T_T
::: mas, ke salon yah? aku sampe sekarang paling susah di suruh ke salon lho , hihihihihi
perbanyak ibadah dulu pak biar tenang.. :)
BalasHapus