10 Maret 2011

Tertahan di Jakarta

Ini pagi kedua di Jakarta yang memaksaku untuk bangun sejak pagi-pagi sekali. Ke Jakarta yang rencananya cuma sebentar buat nego ulang dengan HRD dan ambil ongkos balik ke Borneo, malah berganti acara dengan meeting-meeting tiada akhir. Padahal aku tuh paling males dengan yang namanya rapat apalagi yang ga jelas buntutnya.

Dari pagi nonton orang rebutan pendapat. Malem balik ke mess langsung tidur. Paginya bangun gasik buka-buka hasil rapat semalem dilanjutin bikin presentasi untuk rapat pagi ini. Ini yang bikin males.

Mungkin otak ini masih kegawa kelu acara seminggu di rumah kemaren. Acaranya hampir sama sih. Meeting dan meeting juga dengan mamake tepleng sampe tengah malem dan langsung terkapar. Pagi-pagi juga bangun gasik untuk buka-buka sisa semalem. Ga pernah bangun siang walau ga pernah juga buru-buru bangkit dari tempat tidur. Aktifitas pagi paling-paling nonton Citra yang sok sibuk dan berdiri di jendela memperhatikan yang lalu lalang di depan rumah. Indah juga membayangkan cinta bila tak bisa selalu bersama.

Dah ah...
Mau lanjutin bikin powerpoint buat nanti. Yang pasti hari-hari bakal menyebalkan sampai aku bisa meninggalkan Jakarta. Negosiasi ulang aja belum kok terus-terusan meeting. Gimana kalo nego gagal dan keputusan terakhirnya aku ga balik ke Kalteng?
Mubazirun dunk...

Pagi yang sendiri di kamar yang sepi...

Mobile Post via XPeria

2 comments:

  1. bahasamu wiins, campur aduk bahasa jawa indo. hahhaa..
    yasudah, saiki istirahat dulu.. klasanya digelar trus tidur disitu yaa

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena