28 September 2010

Kekanakan

"Selalu ada sisi kekanakan dalam diri kita..." Sebuah tag yang teramat tepat yang dimunculkan konia ketika menyematkan game ular-ularan dalam hape seri 5110 dulu.

Itu sebuah kenyataan yang tak bisa kita pungkiri biarpun kita seringkali ngambek bila dikatakan kekanakan atau tidak dewasa. Contohnya ketika presiden Gusur mengatakan anggota hewan seperti anak TK, mereka langsung ngamuk dan dengan segala cara berusaha menggusur sang presiden dari kursinya. Aku sendiri walau kurang sreg dengan penggusuran itu, tetap saja tidak sependapat bila yang terhormat dikatakan bak anak TK. Wong di mataku seperti anak tidak sekolah kok.

Dibilang berpendidikan tinggi nyatanya banyak yang otaknya di dengkul. Matematika saja jeblok sampai tak bisa menghitung berapa uang sendiri dan berapa uang rakyat. Menjadi pejabat seharusnya mereka tahu kalo gajinya sudah tinggi. Kenapa baju, mobil, sampai jalan-jalan saja masih minta kepada rakyat. Perasaan anak TK saja sudah tahu kalo semakin besar pendapatan semakin besar pula kewajiban zakat dan sodakohnya kepada fakir miskin, bukannya malah makin semangat memorotin uang rakyat kecil.

Apalagi kalo melihat tingkah polah sebagian dari mereka yang bermuka mesum. Rasanya kok makin jauh dari kata dewasa. Anak kecil saja bisa ngebedain mana nenen pribadi dan jarang mau menjamah milik orang lain.

Aku saja suka malu kalo ada orang yang bilang aku begitu dewasa. Wong kenyataannya aku tak suka sinetron atau film dewasa. Hardisku malah penuh dengan film kartun anak-anak macam tom jerry atau sponge bob. Hahaha..

Entahlah...
Aku pribadi merasa lebih nyaman dalam situasi kekanakan. Semua beban hidup jadi tak terasa begitu berat. Sepusing apapun masalah seringkali langsung mencair ketika aku bergabung dengan anak-anak kecil.

Cuma kadang aku keterlaluan juga. Mentang-mentang lagi keranjingan the last airbender, Citra yang gundul suka aku anggap avatar. Hehehe yang penting hepi deh...

Siaran langsung dari bus efisiensi dalam perjalanan menuju Purwokerto...

Mobile Post via XPeria

5 comments:

  1. kan udah tamat kang..
    emang belum liat sampai habis?

    BalasHapus
  2. kedewasaan tidak berpatokan kepada pendidikan, status sosiaL, jabatan, dan Lain sebagainya. namun yang menjadi kuncinya adaLah pribadi bersangkutan untuk bisa meningkatkan kuaLitas niLai2 persepsinya secara bijak. sehingga tercerminLah kebijakan argumentasi dan kebijakan persepsi seorang dewasa.

    BalasHapus
  3. Dewasa itu bagian dr hdup, semua tntang plihan. Trgntung kitanya aja, mow milih jd org dwsa, atau "memerangkapkan diri" sbgai anak2...

    BalasHapus
  4. hoalah...
    kirain ada apa didahinya adek...
    ternyata dijadikan avatar toh ckckck...

    BalasHapus
  5. Emang enak kok kalo jadi "anak-anak". Hidup rasanya enteng.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena