24 September 2010

Penipuan Maning

Kemarin pagi, istri nelpon dari kampung. Katanya beli kopi instan ke warung terus di dalam sachetnya ada kupon hadiah langsung mobil. Karena disana internetnya lagi lelet, dia minta tolong aku bukain websetnya pabrik kopi kapal keruk untuk ngecek bener apa engganya hadiah itu.

Di websetnya, ada pengumuman bahwa telah beredar kupon palsu sebagai modus penipuan yang sudah dilaporkan oleh adpokat pabriknya ke Polda Metro Jaya per tanggal 18 Januari 2007. Sebuah pengumuman yang bermanfaat sekaligus bikin heran. Kenapa kasus yang sudah dilaporkan sejak 3 tahun lalu, sampai sekarang masih saja berjalan modus operandinya. Apakah dengan memasang pengumuman saja, mereka merasa sudah cukup untuk melindungi konsumen..? Kenapa ga sekalian dibongkar sampai ke akar-akarnya sih..?

Payahnya lagi, aku hanya menemukan pengumuman itu di webset pt kapal keruk. Belum pernah aku keluyuran di warung remang-remang nemu adanya pamflet atau sekedar selebaran untuk mengingatkan masyarakat tentang penipuan itu. Siapa sih yang curiga bila kupon hadiah itu ditemukannya di dalam sachet..?

Tapi itu bukanlah sesuatu yang aneh. Waktu masih sekolah, aku pernah dimintai tolong tetangga yang menerima surat pemberitahuan hadiah undian dari produsen pasta gigi. Siapa yang tidak akan percaya bila dalam amplop itu begitu lengkap ada salinan faktur mobil, keputusan notaris dan yang paling penting adalah bungkus pasta gigi berisi nama alamat pengirim ada disitu. Tetanggaku membenarkan 100% bila itu tulisan dia dan dia memang mengirimkan bungkus pasta gigi itu untuk mengikuti undian.

Mengingat saat itu jaman masih tidak enak. Kalo mau nelpon harus ke wartel yang jaraknya berkilo-kilo, tetangga minta tolong aku untuk nelpon ke nomor telepon yang tertera di surat pemberitahuan. Dasar aku tukang pecicilan, sampai di wartel kertas berisi nomor telepon malah hilang entah dimana. Inget punya paman yang kerja di pt unilaper, aku nelpon kesana dibantu operator 108. Saat itu aku cuma dapat informasi bila hadiah itu penipuan.

Baru beberapa bulan kemudian, pada waktu pamanku pulang mudik, aku sempatin nanya tentang itu. Bagaimana bisa kupon undian yang kita kirim jatuh ke tangan penipu. Dan katanya, kupon atau bungkus produk yang dikirim oleh masyarakat, setelah diundi oleh notaris seharusnya dimusnahkan. Namun kenyataannya proses pemusnahan itu tak pernah ada pengawasannya. Cukup diserahkan kepada OB atau cleaning service. Wajar bila ada yang nyelonong ke tangan penjahat bila mungkin kertas-kertas itu dijual kiloan oleh petugasnya. Tidak menutup kemungkinan ada juga orang dalam yang bermain disitu.

Ini hampir sama dengan kasus kupon dalam sachet. Tanpa pengawasan yang ketat, mudah banget orang dalam bermain dengan bagian packing untuk memasukan kupon-kupon palsu saat masih di pabrik. Bila itu dilakukan di luar pabrik pun tidak terlalu sulit, mengingat sekarang mesin packing buatan China harganya tidak terlalu mahal. Gunting dikit, masukan kupon lalu pres, beres. 

Aku sendiri belum pernah melihat mesin packing kopi palsu. Tapi kalo sekedar untuk memalsukan packing dan segel, temenku sendiri ada yang mainannya begitu, cuma dia main di hape. Tau kan hape merk konia ada yang harganya cuma 225 ribu. Padahal baterainya yang original di pasaran harganya 200 ribu karena memang bisa dipake di hape mahal. Sama temenku tuh baterai originalnya diambil untuk dijual eceran, dan paketan hape dikasih baterai murahan yang harganya 15 ribu. Untuk mendapat untung sekian puluh ribu saja, orang sudah tega main curang. Apalagi yang jutaan...

Bila modus semacam ini ternyata masih banyak terjadi. Tidak ada salahnya kita berbagi dengan tetangga sebelah. Bila menemukan kasus semacam itu, jangan nelpon ke nomor yang tertera di kupon. Tapi lihat nama produsennya dan minta nomor teleponnya ke 108. Kalo perlu minta nomor fax nya juga. Tak mungkin perusahaan besar CS nya ngandelin nomor hape atau mobile fixline macam pleki. Tidak dikonfirmasipun jangan, bila memang kuponnya meyakinkan. Tar hadiah beneran malah nyesel.

Silakan dibagi. Tidak semua orang punya akses ke internet. Tidak semua orang tidak gelagepan duluan ketika dibilang mau dapat mobil. Kalo semua orang seperti istriku sih ga masalah. Jangankan orang lain, aku aja bolak-balik mau nipu ketahuan terus...

Haduuuh....

10 comments:

  1. penipuan semakin kreatif yah... huft

    BalasHapus
  2. hmmm memang belakangan ini semakin banyak penipuan dengan beragam modif yang aneh² harus selalu waspada
    Sukses Slalu!

    BalasHapus
  3. jaman susah begini para penipu juga semakin kreatif....

    BalasHapus
  4. aku juga pernah.. dapetnya Honda Jazz.. keren kan?.. kibul tapinya..dari Carrefour..:)

    BalasHapus
  5. Tipu menipu sekarang udah jadi job dan suatu yg harus begitu kata salah satu kenalan ane,dan tipu menipu itu juga ada seni nya....wah parah...yg penting tetap waspada,hidup udah susah jgn percaya begitu saja bila tiba2 dapat durian runtuh,belum tentu itu duren beneran ^__^

    BalasHapus
  6. Polisi ngga pernah ngurus yang begituan..
    yang diurus masalah tilang aja
    ada duitnya dan sering :D

    BalasHapus
  7. hati2 pda peniupan berkedok hadiah...

    dulu teman sy juga ditipu..diblg mau diberi mobil...sudah pamer sana-sini...eh...ternyata bohong

    BalasHapus
  8. Panjenengan ini mau nipu apa sama istri panjenengan, Pak?

    *penasaran*

    BalasHapus
  9. skrg para penipu itu ada dimana2 sob, musti ati2, jgn gampang terkecoh...

    maen sob ke blogku ada hal yg menarik...

    BalasHapus
  10. akan saya share ke tmn, dan sodara2 ya...
    ijin disave...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena