16 September 2010

Among Among

Pagi-pagi mbahnya Citra dah sibuk di dapur bikin urab. Ternyata hari ini wetonnya Citra yang di kampung suka diperingati dengan acara among-among.

Peringatan hari lahir ini diadakan setiap selapan hari alias 35 hari sekali sesuai weton atau hari pasaran anak. Latar belakang acara ini aku sendiri ga begitu mengerti. Bertanya ke orang tua pun lebih sering mendapat jawaban jadul yang klise, "udah dari sononya..."

Tapi kalo melihat dari sisi istilahnya, among-among dekat dengan kata among atau asuh. Kepada anak-anak yang ikutan pun pesannya selalu sama, titip anak yang diamong-amongi, diajak bermain dan jangan dinakalin, itu tentang pengasuhan juga. Diharapkan si anak bisa diterima di lingkungan dan teman-temannya sampai dewasa nanti.

Prosesinya sih tidak ada yang aneh. Masih berbau Jawa banget yang suka merayakan sesuatu dengan berbagi makanan. Hanya saja untuk among-among, menunya khusus. Urab atau didaerahku dinamakan kluban, nasi putih dan telur rebus dibelah empat ditempatkan di tampah. Di bawah tampah diberi tempat cuci tangan berisi air, daun dadap dan uang logam. Waktu cuci tangan, biasanya sambil mengambil uang logam yang tersedia. Setelah dikasih wejangan agar menyayangi anak yang diamong-amongi, berdoa lalu makan bersama.

Karena terkikis jaman, among-among makin jarang diadakan di kampung. Kayaknya orang tua sekarang lebih suka mengadakan ulang tahun daripada among-among. Lebih irit kali, karena cukup setahun sekali. Walau biayanya mungkin lebih wah, tapi kan yang datang selalu bawa kado. Kalo among-among kan engga ada kado-kadoan. Pokoknya tinggal datang trus makan. Budaya kapitalis mewabah kayaknya sehingga acara syukuran pun mulai kena virus bisnis.

Semoga masih bisa bertahan lebih lama lagi tradisi warisan leluhur ini...

Mobile Post via XPeria

4 comments:

  1. wah masih jawa banget ya
    kalo kemaren ponakanku cuma bikin nasi kuning, bungkusny jg make serofon hehe :p

    BalasHapus
  2. bener lik ... sing jenengane among-among sekie wis jarang .. ake eh ya pada ulang tahun...adiku bae nek ora among-among kayongon ora ngrasa kepriwe..tapi nek ora ngadakna ulang tahun...wah jan guder neng umah..ngantek umaeh arep ambruk jaluk di ulangtahuni ...

    BalasHapus
  3. hi...hi...Among among siki di gawe peraturan anyar bae..Sing teka kudu nggawa kado.Cocok pa ora kang

    BalasHapus
  4. seLamat Lik, masih bisa mempertahankan warisan LeLuhur yang sudah muLai terkikir perkembangan modernisasi.
    waLaupun orang tua saya terLahir di ranah ciLacap, tapi untuk prosesi ini saya baru mengetahui. makLum sekaranga saya udah jadi anak ghaoL gitu Loh.
    dengan adanya warisan LeLuhur ini, biLa disikapi dgn bijak diharapkan dapat bermanfaat bagi anak yg sedang menjaLani prosesi tsb. yakni, di doakan agar menjadi anak berbakti kepada orangtua, agama, dan negaranya.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena