Pulang Kampung

Acara pulang kampung dalam rangka mengikuti ritual mudik ini sebenarnya bisa dibilang wajib ga wajib. Wajibnya karena memang saat ini sanak saudara pada ngumpul di kampung. Ga wajibnya karena setiap dua tiga bulan sekali pasti pulang kampung ga perlu nunggu lebaran.

Kemarin sekitar jam 10 berangkat dari Jogja dan meluncur ke Cilacap menuju pondok mertua indah. Karena melawan arus, lalu lintas dari Jogja ke arah barat tidak terlalu padat seperti arah sebaliknya. Namun karena banyak pemudik motor yang ugal-ugalan, tetap saja perjalanan jadi lebih lambat. Jogja Cilacap yang normalnya 3 atau 4 jam harus ditempuh dalam waktu 7 jam.

Padatnya lalu lintas, kalo untuk mobil sebenarnya lebih tertib. Yang suka seenaknya sendiri kebanyakan pengendara sepeda motor. Main potong dan serobot jalur seenaknya. Sampai Kebumen malah sempat beradu spion dengan motor dari arah berlawanan. Spion motor pecah berantakan dan terus kabur begitu aku berhenti di pinggir jalan. Untung spionku ga pecah, cuma bagian pintu kanan saja baret lumayan panjang.

Suka ga ngerti juga dengan pola pikir mereka. Apa mentang-mentang kecil jadinya suka seenaknya saja. Kalo aku sih ga mikirin kendaraannya. Wong aku pake mobil saja yang tingkat keamanannya lebih tinggi, kalo pas bareng keluarga ga pernah nyampe angka 80 km/jam di jalan kosong luar kota sekalipun. Ada rasa sayang yang mendalam akan keselamatan keluarga. Namanya hidup di jalanan kan susah diprediksi. Kita waspada saja, kalo orang lain meleng tetap saja bisa celaka. Apalagi kalo kita jalan sembarangan juga.

Yoweslah terserah...
Mungkin mereka memang punya nyawa serep
Menantang mautpun tak masalah asal bisa lebaran di kampung
Yang penting bisa merayakan yang katanya hari kemenangan
Biarpun suasana puasa sudah tak terasa di jalanan

Mobile Post via XPeria