Satu lagi rutinitas lebaran yang sebenarnya tidak masuk dalam ritual Idul Fitri, yaitu plesiran. Saat akan mudik, bila ditanya mau ngapain, rata-rata akan menjawab mau silaturahmi dengan keluarga, sanak saudara, bermaapan dengan orang-orang sekampung dll dll yang intinya masih berkaitan dengan penyempurnaan ibadah puasa.
Namun bila aku melihat kenyataan di sekitar, saat ini yang muter-muter kampung bakda shalat ied mulai bisa dihitung dengan jari. Ini berbeda dengan sepuluh atau dua puluh tahun lalu, dimana acara bermaapan keliling kampung bisa dilakukan sampai seminggu. Sekarang, begitu selesai shalat ied, paling banter cuma sungkem ortu trus makan ketupat. Kadang nyamperin ke tetangga sebelah dan bersalaman saat ketemu teman di jalan. Yang langsung kepikiran saat itu rata-rata, mau pelesiran kemana ya..?
Tak terkecuali aku dan anak istriku. Lebaran saja baru ada yang mulai hari ini, sudah mulai mikir besok pulang ke Jogjanya lewat mana. Bukan soal jalan atau perjalanannya, melainkan rute wisata sepanjang jalan menuju Jogja. Memang ada dua pilihan. Lewat jalur selatan selatan atau yang lebih dikenal dengan jalan Daendels yang menyusuri sepanjang pantai selatan dari Cilacap sampai Parangtritis di ujung selatan Jogja sana. Sepanjang jalur itu banyak sekali wisata pantai walau lebih banyak yang ala kadarnya tanpa pengelolaan yang baik selain mengelola karcis masuk dan parkirnya doang. Yang sedikit diurus adalah pantai Teluk Penyu, Benteng Pendhem, Pantai Ayah, Goa Jatijajar dan beberapa obyek di Jogja.
Alternatif kedua ada di jalur tengah yang memang agak jauh perjalanannya. Bisa dimulai dari Purwokerto, naik ke Baturraden, Goa Lawa, turun ke Owabong, Banjarnegara, Dieng, Wonosobo, Borobudur dan kalo mau bisa dilanjut ke Merapi naik dari Muntilan ke arah Selo dan bisa turun lewat Boyolali. Balik ke Jogja bisa mampir Solo.
Cuma masalahnya, plesiran kali ini aku harus ngurus anak kelinci yang ga mau diem dan pasti selalu lari-lari. Padahal bebisiter yang ada lagi berbadan dua dan pasti juga butuh banyak bantuan kalo harus banyak aktifitas di luar kendaraan. Apalagi kalo harus naik-naik ke puncak gunung.
Gimana besok deh...
Pada mau plesiran kemana, teman..?
Mobile Post via XPeria
Namun bila aku melihat kenyataan di sekitar, saat ini yang muter-muter kampung bakda shalat ied mulai bisa dihitung dengan jari. Ini berbeda dengan sepuluh atau dua puluh tahun lalu, dimana acara bermaapan keliling kampung bisa dilakukan sampai seminggu. Sekarang, begitu selesai shalat ied, paling banter cuma sungkem ortu trus makan ketupat. Kadang nyamperin ke tetangga sebelah dan bersalaman saat ketemu teman di jalan. Yang langsung kepikiran saat itu rata-rata, mau pelesiran kemana ya..?
Tak terkecuali aku dan anak istriku. Lebaran saja baru ada yang mulai hari ini, sudah mulai mikir besok pulang ke Jogjanya lewat mana. Bukan soal jalan atau perjalanannya, melainkan rute wisata sepanjang jalan menuju Jogja. Memang ada dua pilihan. Lewat jalur selatan selatan atau yang lebih dikenal dengan jalan Daendels yang menyusuri sepanjang pantai selatan dari Cilacap sampai Parangtritis di ujung selatan Jogja sana. Sepanjang jalur itu banyak sekali wisata pantai walau lebih banyak yang ala kadarnya tanpa pengelolaan yang baik selain mengelola karcis masuk dan parkirnya doang. Yang sedikit diurus adalah pantai Teluk Penyu, Benteng Pendhem, Pantai Ayah, Goa Jatijajar dan beberapa obyek di Jogja.
Alternatif kedua ada di jalur tengah yang memang agak jauh perjalanannya. Bisa dimulai dari Purwokerto, naik ke Baturraden, Goa Lawa, turun ke Owabong, Banjarnegara, Dieng, Wonosobo, Borobudur dan kalo mau bisa dilanjut ke Merapi naik dari Muntilan ke arah Selo dan bisa turun lewat Boyolali. Balik ke Jogja bisa mampir Solo.
Cuma masalahnya, plesiran kali ini aku harus ngurus anak kelinci yang ga mau diem dan pasti selalu lari-lari. Padahal bebisiter yang ada lagi berbadan dua dan pasti juga butuh banyak bantuan kalo harus banyak aktifitas di luar kendaraan. Apalagi kalo harus naik-naik ke puncak gunung.
Gimana besok deh...
Pada mau plesiran kemana, teman..?
Mobile Post via XPeria
mampir semarang dong: )mampir semarang dong: )
BalasHapusmas ini udah di rumah ya? liburan berapa lama mas?
BalasHapuseh minal aidin walfaidzin ya mas
Happy Lebaran mas Rawins;) yay, menunggu cerita selanjutnya mas, jadinya lewat mana..hehe
BalasHapusMaaf lahir batin ya... kelincinya lucu banget... polahnya kayak bapaknya dulu, hahaha... semoga selamat di perjalanan. maaf lahir batin ya.
BalasHapusAku wisata hati aja... dikontak seseorang tapi belum bisa ketemu... katanya mesti menata hati kalo ketemu mendadak bisa pingsan, ckckckck... setauku gak ada mendadak pingsan adanya mendadak dangdut
hati2 di jalan semoga kejadian saiful jamil ndak terjadi
BalasHapusWah..itulah bedanya disana mas :D
BalasHapusKalo di Jayapura sini gak ada yang berplesiran.
Kalaupun ada, paling cuma sedikit.
Kebanyakan pada bersilahturahmi ke sodara, kerabat atau tetangga sekitar, jadi rame deh :D
Selamat Idul Fitri, maaf lahir batin ya...
BalasHapusBTW, istrinya orang Purwokerto ya Mas? Sekarang udah di Yogya lagi?
Ampun... si Citra dijuluki anak kelinci ? Berarti bapaknya.. bapak kelinci dong hahaha
BalasHapusAku kalau lebaran gak suka ke tempat wisata.. karena selalu penuh sesak.