Tujuan

Perjalanan ke Banjarmasin kali ini dilakukan bersama rombongan karyawan. Ada 6 orang bersamaku yang sama-sama kebagian tiket pulang kampung hari ini. Merasa senasib sepenanggungan, sindrom mudik kelihatan sekali di wajah-wajah cerianya. Obrolan tiada henti saling berbagi cerita tentang kampung, anak, istri, keluarga dan sebagainya.

Setelah menempuh setengah perjalanan, topik berubah ke rencana pasca lebaran. Tentang hal ini, suara sudah tidak kompak lagi. Ada yang tetap semangat akan kembali, ada yang bilang gudbai dan ada juga yang akan nego ke kantor Jakarta dulu sebelum ambil keputusan.

Yang mau balik lagi, bisa jadi karena karirnya bagus. Bisa juga ga pinter-pinter amat tapi jago menjilat. Paling kacau itu mereka yang tekad bulat tak ingin kembali. Kalo engga misuh-misuh menghujat perusahaan, minimal meratapi nasib yang katanya kurang beruntung.

Sampai ada yang menanyakan doa, mantra atau jimat apa yang dipakai temen yang kelihatan masa depannya cerah. Dia sendiri mengaku sudah ziarah kemana-mana. Tiap hari tak pernah telat baca surat yasin, al fatehah, an nas dan sebagainya tapi tetap saja merasa miskin.

Terus terang aku kurang sreg kalo ibadah dikaitkan dengan rejeki. Makanya sebelum temannya jawab, aku sudah nyamber duluan.

"kalo mau kaya mah jangan surat yasin donk..."
"surat apaan yang bener..?"
"surat tanah, surat rumah, surat-surat kendaraan, kalo perlu surat kawin digadein dah sanah..."

Tubikontinyut deh
Dah panggilan boarding...

Mobile Post via XPeria