30 Juli 2009

Masangin di Alkid

Mengikuti instruksi Mbak Arie untuk post tentang traveling bersama keluarga, aku terus terang bingung neh. Sering sih keluyuran keluar kota, tapi kan urusan dinas walau istri ikut. Mau diposting, takut dianggap boong.

Tapi yang pasti, aku dan keluarga kecilku punya lokasi favorit untuk menghabiskan malam minggu. Di alun-alun Jokja, baik alun-alun utara maupun selatan.

Sore hari biasanya aku nongkrong di alun-alun selatan atau yang lebih dikenal dengan istilah "Alkid" (terbaca alun-alun kidul). Aku cukup terhibur dengan ramainya pengunjung yang mencoba peruntungan melalui tradisi masangin. Dengan mata tertutup berusaha melewati sela-sela dua beringin kurung yang berjarak sekitar 15 meteran. Cukup lebar memang, tapi banyak yang tak mampu melakukannya. Tak kurang-kurang yang malah muter-muter ga karuan sampai berbalik arah.

Tradisi Masangin ini erat kaitannya dengan tradisi Topo Bisu. Ritual berjalan mengelilingi benteng kraton pada malam 1 Suro. Dulu para prajurit Keraton Jogjakarta akan berjalan mengelilingi benteng dengan pakaian adat Jawa dan tidak boleh berbicara. Makanya dinamakan ‘topo bisu’.

Selesai mengitari Keraton, ritual selanjutnya adalah berjalan masuk di antara dua pohon beringin di Alun-alun Kidul untuk ‘ngalap berkah’. Mitosnya, kalau bisa masuk diantara kedua pohon beringin itu dengan mata tertutup, bisa terkabul keinginannya.

Menurut kepercayaan di kalangan masyarakat, di antara kedua pohon beringin itu ada tolak bala untuk musuh kerajaan yang berusaha menyerbu Keraton Jogja. Apabila bala tentara musuh masuk di antara pohon beringin itu, kekuatannya akan hilang. Jadi fungsinya seperti benteng yang tidak kelihatan.

Orang yang bisa masuk diantara kedua pohon beringin berarti bisa menolak rajah itu. Mata harus ditutup sebagai simbol bahwa hanya orang hatinya bersih yang sanggup melewati Beringin Masangin. Penutup mata bebas pakai apa saja. Atau dengan membayar 3000 perak, kita bisa menyewa penutup mata dari pedagang disitu.

Di era modern sekarang, pemaknaan terhadap nilai-nilai tradisi mulai berubah. Begitu juga dengan kepercayaan Beringin Masangin yang lambat laun mulai bergeser. Ritual budaya yang awalnya sakral kemudian menjadi satu permainan untung-untungan namun cukup menambah suasana Alun-alun Kidul menjadi semakin ramai. Besarnya antusias pengunjung terhadap permainan yang satu ini, sempat menarik sebuah perusahaan rokok terkemuka mengadakan acara Sampoerna Hijau Masangin Bareng Peppy.

Termasuk aku. Walau bolak balik kejeduk tembok atau nubruk pengunjung lain, tetap saja tidak kapok untuk mencoba dan mencoba lagi. Sapa tahu bisa nubruk yang cakep tanpa harus dimarahin pengawalku. Hahahaha...

Kalo udah lelah dan perut mulai sakit menertawakan peserta masangin, biasanya aku pindah ke alun-alun utara. Menikmati wedang ronde dan jagung bakar ditemani pengamen yang pentas layaknya band indie. Cukup sepuluh ribu bisa request banyak lagu.

Aura kraton Jokja cukup membius membuatku merasa damai dan lupa akan segala kepenatan hidup. Apalagi lesehan disana tidak pernah ada expired time nya. Jajan sepuluh ribu perak, kita bisa ngobrol dan tiduran sampai pagi. Murah meriah tur njeprah...

Asiiik...

Read More

29 Juli 2009

Bikin SIM Online cuma 75 ribu..???

Dalam rangka ulang tahun Polri tanggal 1 Juli kemarin, penegak hukum kita katanya memberikan hadiah kepada masyarakat berupa pembayaran SIM, STNK dan BPKB secara online melalui ATM BRI. Dikatakan disitu bahwa untuk membuat SIM, kita hanya perlu bayar 75 ribu perak saja tanpa ada pungutan apapun.

Sepintas kelihatan manis berita tersebut. Tapi aku tetap saja pesimis terhadap instansi yang satu ini. Bisa saja benar tidak ada pungutan lain-lain, tapi pada waktu kita bayar di ATM. Ketika kita menukarkan struk ATM ke petugas yang mengurusi SIM atau STNK, benarkan tidak ada pungutan lagi..???


Sudah menjadi rahasia umum, untuk membayar pajak kendaraan yang merupakan kewajiban warga terhadap negara saja kita harus nyogok biar cepat diproses. Apalagi kalo kita menuntut hak kita terhadap pelayan masyarakat.


Lebih parah lagi, bila kita mendengar keluh kesah teman teman polisi kelas kroco di lapangan. Sudah gaji pas pasan, setiap bulan harus setor sekian rupiah kepada atasannya. Masih ditambah harus tanda tangan laporan pertanggungjawaban keuangan yang uangnya saja tidak sampai. Tak kurang-kurang temanku itu mengeluh harus membina pelaku perjudian atau pedagang miras untuk menutup setoran. Bagaimana mungkin bibit kejahatan itu bisa dihapus, kalo mereka harus dipertahankan ada agar bisa dibina dan diperas duitnya.


Dasar hukum pidana kayaknya cuma ada di eselon atas. Sesampainya di lapangan, yang ada hanya hukum kebiasaan. Biasanya pritt... gopek, ya harus seperti itu agar mampu bertahan hidup.

Yang lebih kacaw lagi ada semacam paham kecemburuan sosial terhadap mitra kerjanya, hakim dan jaksa. Polisi bekerja keras mengungkap kasus, sampai di tangan jaksa atau hakim dibebaskan dengan imbalan uang. Mereka jadi merasa perlu dapat bagian juga atau diduitkan dulu sebelum sampai ke kejaksaan.


Ancurlah Indonesia Raya...

Ga usah ditanya kenapa..???
Read More

28 Juli 2009

Jalan Jalan Lagi

Tidak banyak yang menarik dari perjalanan kali ini. Yang pasti perjalanan mendadak ini membuat janjianku dengan mbak Silvy yang jauh jauh dari Belanda di Notoprajan gagal. Nyuwun pangapunten, mbakyu. Lain kali kita ketemu lagi.

Lagi sedikit kecewa, di jalan diisengin polisi terus. Sore yang kelaparan, nyari juragan gembus di Sidareja untuk nebeng mie ayam, ga ketemu. Akhirnya ngacir ke Cilacap dan bisa kencan dengan Eka yang baru balik dari Jerman. Niatnya sih mau diajak kencan. Namun sayang, "anakku wis turu, lik.."

Pacul mendadak nyusul lagi.
Waduhhhh...


Kembali ke Jokjakarta adalah keinginan terbesar untuk segera melepas lelah. Walau itu sama artinya dengan kembali ke rutinitas pekerjaan yang kadang menyebalkan.

Tapi setibanya di Jokja minimal aku mendapat sambutan hangat dari beberapa teman yang merasa ketiban ndaru bisa mudik ke Indonesia dan mau mampir ke tempatku bulan depan. Komplain dari teman yang belum bisa mudik karena harus jadi bebisiter yang tidak bisa ke diskotik.

Trus terakhir, aku dapat pesenan gudek untuk bisa dipaketkan via pos untuk istrinya yang mendadak hamil. Engga tau karena kecelakaan atau kerosan maculin sawahnya tidak ada penjelasan detilnya.


Siapa saja teman-teman tersebut..?

Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang...
Off the record lah...
Read More

23 Juli 2009

Selamat Hari Anak Nasional


Peringatan Hari Anak nasional 2009 yang bertema "Saya Anak Indonesia Cinta dan Bangga Produk Kreatif Indonesia" dipusatkan di Ancol yang konon kabarnya tidak akan dihadiri oleh Presiden sebagaimana biasanya sekaligus akan mencanangkan 2009 sebagai Tahun Kreatif Indonesia.

Tapi sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Semuanya seolah hanya slogan semata. Kehidupan anak-anak kita masih saja tidak terurus. KPAI yang katanya Lembaga independen. Yang tidak boleh dipengaruhi oleh siapa dan darimana serta kepentingan apapun, kecuali satu yaitu “ Demi Kepentingan Terbaik bagi Anak ” seperti diamanatkan oleh CRC (KHA) 1989. Tetap saja bagai macan ompong yang tidak berdaya melihat kehidupan nyata anak-anak Indonesia. Jalanan kita masih saja penuh anak-anak. Yang ada hanya razia sekali sekali untuk kemudian mereka kembali ke jalan.

Terlalu muluk bila dikatakan anak adalah harapan masa depan bangsa. Bila untuk kepentingan meraih kekuasaan, mereka yang diatas begitu mudah menghambur-hamburkan dana yang luar biasa besar. Mereka mau keluyuran ke pasar-pasar kumuh. Tapi mengapa untuk anak-anak kita mereka tutup mata tutup telinga. Bangsat...

Lihatlah ke sekeliling kita. Lalu tengok di website KPAI. Adakah kesingkronan data tentang mereka yang telantar. Tentang mereka yang teraniaya. Tentang mereka yang kehilangan masa depan.

Jangankan masa depan, masa ceria anak-anak pun mereka sudah tak mampu untuk menikmatinya. Mengherankan sekali bila Depsos sampai berbangga hati dengan adanya kelebihan anggaran tahunan sampai 40%. Lebih apanya, sampai ke sasaran pun tidak. Atau jangan-jangan yang 60% itu hanya dipakai untuk menciptakan proyek-proyek kemakmuran pribadi para pejabatnya saja.

Aktifis-aktifis pun lebih menyebalkan lagi. Selalu berteriak tentang KDRT. Tapi hanya diisi oleh berita suami menyakiti istrinya. Tentang anak yang teraniaya walau mungkin hanya psikisnya dalam rumah tangga hanya satu dua yang diekspos.

Untuk apa acara meriah digelar kalo hanya sekedar peringatan. Dengan upacara sederhana dan pengibaran bendera setengah tiang menurutku sudah cukup.

Bersabarlah anak Indonesia.
Semoga Tuhan tidak ikut buta dan tuli...

Read More

13 Juli 2009

Hari Minggu, Kantore Preiiii...

Ada kesulitan tersendiri ketika nomor telepon pribadi telah tersebar ke client atau rekanan kerja. Ketika masih di lingkungan kerja, mungkin ini memudahkan akses ketika kita tidak di tempat. Tapi sebagai makhluk yang punya kepentingan pribadi, masalah ini terasa sekali ketika kita sudah berada di luar jam kerja. Privasi kadang jadi terabaikan.
Di saat hidup masih dalam kesendirian, aku enjoy aja dengan fungsi komunikasi kantor yang buka 24 jam sehari 7 hari seminggu. Namun ketika ada orang lain di sekitar kita yang juga butuh perhatian, gangguan dari telepon ini cukup menganggu juga.

Untuk itu, hari minggu kemarin, seharian HP tidak aku sentuh walau tidak aku matikan. Dan ketika aku buka, tercatat ada missed call 48 dan 26 sms. Ditambah di senin pagi aku menerima banyak komplen dengan teleponku yang tidak diangkat sehari kemarin.

Ada yang bisa menerima ketika dijawab kemarin hari minguu, kantore preiiii.... (walah Sarmidi mode : on). Tapi ada juga yang ngomel dan tidak mau tahu bahwa aku butuh waktu untuk keluargaku.


Memang tidak ada yang enak dalam semua pilihan hidup. Tapi tetap saja aku harus bisa melakukan itu. Jadi mulai saat ini, nomor Simpatiku hanya berlaku untuk jam kerja saja deh. Di luar itu, kalo memang butuh silakan hubungi nomor flexi atau telepon rumah. Yang penting bukan untuk urusan dinas. Dan aku tidak mau menerima alasan ga mau nelpon ke nomor itu karena tidak satu operator. Titik...
Read More

11 Juli 2009

Plok Ame Ame ...

Sekian lama absen dari dunia maya, terasa sekali ada sesuatu yang hilang dari bagian kehidupanku.

Begitu juga dengan berubahnya status hidup berteman sepi menjadi berteman istri. Ada banyak hal yang harus kupelajari terutama dengan kebiasaan sehari-hari yang mulai harus aku sesuaikan. Apalagi bila mengingat perjalanan dari dunia maya ke dunia rumah tangga hanya diawali dengan adaptasi langsung secara singkat. Malah kalo boleh kusampaikan, sampai detik ini aku belum sempat berkenalan sebagaimana layaknya manusia yang baru kenal. Bertemu sekali langsung sibuk mempersiapkan pernikahan di sela-sela kesibukan pekerjaan.

Bahkan ketika pernikahan itu bisa terjadi, pekerjaanku tetap tidak mau mengalah. Memang tiga hari sejak menikah, aku terus pontang panting bolak balik keluar kota. Tapi untuk meeting atau presentasi dengan vendor atau client. Jadi anggap saja itu bulan madu dibayarin kantor dan tidak berubah menjadi bulan padu.

Kembali ke soal kebiasaan. Kalo biasanya aku bangun tidur bisa siang-siang, mandi trus ngiprit ke kantor. Atau malah ke kantor dulu baru mandi dan sarapan disana, sekarang tidak bisa lagi. Bangun harus pagi, ikut bantu-bantu istri beres-beres rumah dan harus siap menunggu sarapan siap.

Kebiasaan lembur juga belum bisa aku tinggalkan, walau aku harus menyisakan energi untuk lembur yang lain sesampainya di rumah. Sebah resiko yang tidak bisa diabaikan.

Yang paling menyolok saat ini adalah aku harus menjadi anak TK lagi. Setiap berangkat ke kantor pasti ada botol minuman dan kotak makanan di tasku. Benar-benar bisa plok ame ame neh. Siang makan nasi kalo malam minum susu. Hahahaha...

Selamat bertemu lagi teman-teman.
Miss yu tenan aku...

Foto-foto perjalanan selama ngabur kemaren, silakan dilihat disini

Read More

23 Juni 2009

Mohon Doa Restu


Mungkin ini adalah posting terakhirku di bulan ini. Dan Insya Alloh ini juga posting terakhir dalam kesendirianku sekian lama.

Besok pagi aku akan meluncur ke Cilacap untuk melengkapi ibadah dan memenuhi kesempurnaan laki-laki dalam falsafah jawa yang harus memiliki griya, garwa, turangga dan kukila.

Di sebuah mushola kecil di desa Sarwadadi Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap pada hari kamis tanggal 25 Juni 2009 pukul 08:00 Insya Alloh aku akan memulai sebuah perjalanan yang baru.

Tidak banyak yang bisa aku sampaikan dan harapkan, selain sebuah keinginan untuk bisa menjalani hidup dengan damai dan bisa mangatasi segala permasalahan hidup yang timbul nantinya.

Bagiku, pernikahan bukanlah menyatukan dua hati. Tapi hanyalah sebuah awal membangun komitmen dan menjaganya dengan satu kata, tanggungjawab. Tidak ada hati yang bisa disatukan, karena setiap orang dilahirkan tak lepas dari yang namanya ego. Hanya tanggung jawab yang tak bertepuk sebelah tangan saja yang akan mampu mengendalikan perasaan pribadi yang seringkali tak terkendali ketika dilanda emosi.

AKu bukanlah pemuja masa lalu. Tapi kuharap, apa yang pernah terjalani dulu bisa kujadikan bahan pembelajaran untuk menentukan langkah kedepan. Kegagalan di akhir cerita buatku bagian yang jamak dari kehidupan manusia. Tapi kegagalan dalam proses pencapaian, itu yang tak ingin aku temukan dalam segala hal.

Mohon doa restu dari semuanya.
Eko & Pipiet
Read More

Dari Adi Sucipto sampai CyberNet

Sudah menjadi kebiasaan ketika ada teman yang datang ke Jokja, mereka seringkali minta bantuan untuk menjemput di terminal, stasiun ataupun bandara.

Seperti halnya beberapa bulan lalu, ketika seorang teman yang aku kenal di Multiply pulang kampung melalui Jokja untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Cilacap melalui darat, aku pun kembali menjadi taksi sukarela.

Tidak ada yang berkesan lebih ketika jumpa darat pertama kali selain sedikit kebingungan, karena hanya kenal wajah di layar monitor yang tak mungkin aku bisa tahu kakinya kanan semua atau kiri semua.

Dalam perjalanan menuju Cilacap, ada satu dua kesan yang mulai muncul walau hanya sekedar permukaan saja. Ada banyak hal nyata yang berbeda dari yang aku temukan selama komunikasi di dunia maya. Dan ketika obrolan mulai beralih ke masalah kehidupan dalam kesendirian, ada juga sedikit gejolak dalam diri. Tapi tetap saja aku tak mampu untuk berbuat apa-apa.

Sampai sebulan berikutnya ketika aku pulang dan bisa mempertemukan temanku itu dengan jagoanku. Keakraban mereka di CyberNet Sidareja diakhiri dengan bisikan jagoan, "Yah, itu teman ayah atau ibunya Adi..?"

Aku cuma bisa tersenyum. "Emang mamas mau..?"
Jagoanku malah tersipu mau. Senyumnya yang melebar lebih dari cukup untuk membuatku tak bisa berkata apa-apa selain berpikir jagoanku sudah memutuskan.

Selama ini aku kadang bercanda pada jagoan, bila melihat ada seorang perempuan yang dekat dengannya atau ada foto perempuan indah di internet. Mau ga punya ibu kaya itu. Dan ternyata aku tak pernah bisa egois memaksanya dengan sosok ibu. Dia begitu selektif atau memang punya penilaian tersendiri yang aku tak tahu.

Dan ketika itu sudah dia putuskan, sudah semestinya aku harus mampu untuk bisa mewujudkan impiannya itu. Bagaimanapun aku pernah bertekad tak akan sekedar mencari istri, tapi mencari seorang ibu untuk anakku. Untuk itu aku tak bisa menuruti segala egoku semata. Sekuat apapun keinginanku terhadap seseorang, aku tak bisa melangkah sendiri tanpa persetujuan jagoanku. Sepadam apapun hasratku kini terhadap lawan jenisku, aku musti mampu untuk membangkitkannya lagi walau harus dengan mengeja.

Demi aku, jagoanku dan keluargaku yang baru nantinya
Read More

Mengeja Hasrat

Aku tak tahu kenapa aku jadi meminjam ungkapan milik salah seorang temanku.

Cukup lama aku hidup dengan melupakan sebuah unsur yang erat melekat dalam kehidupan sebagai manusia. Bahkan mungkin aku bisa dianggap sebagai batang pohon bernyawa yang hanya bisa menghanyutkan diri ketika terseret aliran sungai kehidupan. Tidak ada perlawanan ataupun usaha untuk melawan arusnya.

Terlalu cengeng dan lebai memang, untuk sebuah makhluk yang dinamakan laki-laki. Namun kenyataan berkata lain. Justru dengan jalan itu aku mampu bertahan dan menikmati hidup. Sebuah realita yang mungkin dianggap mustahil oleh sebagian orang yang berpikiran normal.

Dulu aku pernah begitu ambisius untuk mengalahkan semua tantangan dunia. Pengejaran demi pengejaran kulakukan untuk mencapai segala hasrat yang timbul di dalam dada. Namun benturan demi benturan yang kudapatkan hanya menghasilkan kehilangan demi kehilangan. Sampai aku tidak memiliki apapun selain sebentuk jiwa yang rapuh dalam badan yang letih.

Ketika aku sadar, bahwa aku sudah tak memiliki apapun dan siapapun. Barulah aku merasa bahwa reinkarnasi itu ada. Aku merasa diri menjadi bayi yang tiada berdaya.

Saat itulah aku merasakan adanya kedamaian rindu dalam kesendirian. Dan ketika laku sudah bisa memiliki rasa, aku jadi begitu yakin bahwa rasa dalam hidup itu benar-benar sakderma nglampahi. Aku cuma wayang di tangan dalang yang menjalankan sebuah lelakon hidup.

Berlawanan dengan semua yang pernah aku pelajari selama ini tentang pengejaran target, aku justru bisa memperoleh banyak hal ketika aku sudah tidak lagi berambisi. Aku yang dulu menganalogikan diri sebagai anak angsa yang terperosok ke lubang di tengah hujan lebat, nyata-nyata bisa memulai untuk belajar terbang ketika keikhlasan menerima kepahitan hidup menguasai diri.

Seperti ketika aku berusaha meraih segala sumber tipu daya dunia, aku tak pernah mampu meraihnya dengan sempurna. Selalu saja aku kembali terjatuh. Semakin tinggi aku melompat, semakin keras aku terhempas.

Saat aku ikhlas hidup di kolong jembatan layang Pasar Senen, tawaran pekerjaan berhamburan. Dan karir begitu cepat meningkat sampai aku seringkali tak percaya jika ini bukanlah mimpi.

Hal yang sama ketika aku mulai enggan dengan makhluk yang bernama wanita, justru perempuan-perempuan indah selalu berkumpul di sekelilingku dengan segala godaannya.

Kadang aku berpikir, inilah kesempatan yang dulu selalu aku tunggu. Namun aku berusaha untuk sadar bahwa semua itu hanyalah sebuah upaya dunia untuk mencampakkan keikhlasan hidup yang sudah aku genggam. Bagaimanapun dengan ikhlas itulah aku bisa bertahan. Tak berdosakah bila aku kemudian berbelok di tengah jalan..?

Aku sendiri tak tahu kenapa dendamku begitu besar sampai aku lupa bahwa manusia itu diciptakan dengan membawa serta segala hasrat. Sebegitu hancurkah hidupku sampai-sampai aku merasa tak punya lagi hasrat sebagai makhuk biologis.

Bila dikatakan aku pembenci wanita, aku pasti akan menampiknya. Karena di sekitarku begitu banyak teman wanita yang begitu dekat. Namun ketika sudah sampai ke arah hasrat, aku hanya bisa tersenyum sinis. Seolah ada kebencian lewat mendadak dalam dadaku.

Aku yang dulu begitu mengagungkan cinta sebagai sesuatu yang sakral, tiba-tiba menjadi muak dengan kenyataan mereka yang menjadikan seks sebagai komoditi untuk tujuan yang terlalu duniawi. Bangsat..!!!

Okelah...
Kalo memang aku harus sadar bahwa aku hidup di jaman yang dikatakan modern dan maju. Aku mungkin masih bisa menerima kenyataan bisa ada perempuan yang meninggalkan suaminya, walau hanya dengan tendensi uang. Mungkin banyak kekurangan dari pasangannya yang kurang mampu memenuhi kewajiban nafkah lahir dan batin sehingga perlu mencari di luar institusi keluarga.

Namun bila ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya hanya untuk mendapatkan kesenangan semu, entah kenapa aku tak pernah mampu menerima itu apapun alasannya. Perlahan namun kian dalam semua itu memadamkan segala hasratku sampai ke alam bawah sadarku.

Hanya ada satu yang selalu mendorongku kembali berusaha untuk belajar memiliki hasrat. Yaitu ketika jagoanku meminta, "Adi ingin ibu yang engga galak, yah..."

Semoga aku mampu
Untukku dan jagoanku
Aku kan belajar mengeja hasrat...


Ilustrasi "Who Am I..?"
Karya Wayan Wirawan
Tujuh Bintang Art Space



Read More

22 Juni 2009

Eling Caaah...


Niat awalnya sih, pengen kerjaan beres sebelum cuti di akhir bulan. Siang malam dikebut, malah akhirnya KO. Dan setelah beberapa hari tergeletak, lumayan juga hasilnya. Proyek diet tambah sukses.

Ngantor pertama di pagi hari, hiburannya masih saja belum berubah. Si Ela laporan, galon habis. Tak suruh berangkat dengan Mail, si supir gondrong, malah bilang, "ga mau ah, pak. Habisnya kemarin sama karyawan minimarket dibilang itu suaminya Ela. Jatuh pasaran dong..."

Halah...

Rada siangan, gantian si Mail aku suruh nganter Lenny ke Novotel jemput tamu. Gantian Mailnya yang menolak. "Wegah karo Lenny. Gayane nek turun dari mobil kaya bos wae. Ujar-ujare aku sopire po...?

Lha, rumangsane tukang macul po, disebut sopir ga mau...?

Menjelang tengah hari, "Len, bantuin ambil karya ke tempat seniman yok.."
Jawabane kok, "tar aja, mas. Inovane dibawa Mail. Panas naek pick up.."

Buseet...

Jaman serba susah begini kok ya masih saja pada takut diomong orang, padahal untuk sesuatu yang positif. Tapi kalo bikin polah yang negatif, kok ya ga ada pikiran takut. Asal seneng, embat saja...

Apa ya ga bosen tak ceritani awal galeri ini dibangun, aku sama si bos nyapu ngepel bareng. Tidurpun beradu punggung beralas tikar dikelilingi tumpukan semen dan kaleng cat. Boro-boro ada mobil, kendaraan satu-satunya cuma sepeda yang aku bawa dari Jakarta dulu.

Mbok ya pada eling, caaaah...
Kalo jadi calon presiden pada ribut wajar. Wong yang diperebutkan lahan duit yang ga terbatas dengan mengatasnamakan rakyat. Kalo jadi rakyat saja dah hobinya bertengkar, lha piye nek jadi capres...

Ilustrasi karya Totok Buchori
Tujuh Bintang Art Space
Yogyakarta
Read More

14 Juni 2009

Download Music di Multiply

Selama ini aku sedikit antipati dengan multiply kalo dikaitkan dengan urusan musik. Selalu saja mengundang pertanyaan, terutama dari user baru, tentang cara download lagunya. Terakhir aku pakai add on nya firefox, downloadhelper, ternyata sekarang sudah tidak bisa lagi. Jadinya kalo ada yang nanya cara downloadnya piye, langsung aku jawab, mbuuuuh....

Cuma kemarin, pas aku cari-cari lagu di multiply, dan kebetulan aku belum login, kok playlistnya bisa muncul. Kalo dah login kan ga ada link playlist. Gantinya music playernya multiply. Jadi cuma bisa dengerin doang.

Melihat playlistnya ada, iseng aku coba trik lama. Playlist diklik, trus muncul halaman signup. Klik saja sign in di bagian atas. Masukan username dan passwordnya. Tar akan muncul pilihan untuk aplikasi yang digunakan untuk memainkan musiknya. Pilih saja Windows Media Player.

Kalo dah terbuka dan musiknya jalan. Klik file save as...
Tunggu downloadnya selesai.
Udah gitu aja.

Silakan dicoba deh.
Tapi kalo bisa jangan trus direposting atau diramein cara ini. Soalnya kalo dah heboh lagi, dijamin playlist akan ilang dari MP.

Selamat mendownload sebelum ketahuan satpamnya Mulkipli.

Read More

Kenapa Harus Pakai www

Beberapa hari, banyak yang laporan blogku tidak bisa diakses. Pas aku cek, ternyata bener. Rada pusing juga saat mencoba ngutak-ngatik setting domain di spanel dan di bloggernya.

Awalnya aku pikir masalah ada di blogger. Ternyata pas aku cek di website kantor, tujuhbintang.com, kasusnya sama. Tidak bisa diakses. Blog dan website baru bisa kebuka setelah didepan domain aku kasih www.

Ini jelas memusingkan. Selama ini aku lebih sering publish sebagai rawins.com dan tujuhbintang.com daripada www.rawins.com


Kasian para penggemar neh. Dan di indeks google pasti kacaw lagi.


Ada yang bisa kasih pencerahan ga soal ini. Mulai rese nya sekitar satu atau dua hari yang lalu. Soalnya dari google analitic, terakhir pengunjung tercatat tanggal 11 Juni 2009.


Kenapa begitu...?
Read More

Lebih Mudah Mencari Teman Tidur

Masih tentang Mr Jerry yang super susah dipahami bahasa Inggrisnya.

Sehabis maghrib, beliau aku ajak keliling kota melihat suasana malam Jokja. Dari sekedar makan malam di lesehan yang penuh kesulitan karena tidak terbiasa makan pakai tangan telanjang, sampai mencoba keberuntungan melintasi beringin kurung dengan mata tertutup di alun alun kidul.

Menjelang tengah malam, aku ajak si Mister karaoke di Palm cafe. Dari awal aku sudah bilang ke sopirku agar tidak ikut minum. Ealah, dia nekat dan berceloteh, "aku dah biasa minum, kok. Kalo cuman dua botol saja, masih bisa nyupir sampai hotel"

Sesumbar si Mail ternyata cuma sampai disitu. Baru ngabisin Black Label setengah botol, dia udah nungging di balik sofa. Pas mau pulang malah nyungsep di tempat parkir.
Hihihi... jadi supir cadangan neh. Untung cuma minum lemon tea tadi...


Menjelang balik ke hotel si Mister aku tanya, butuh temen cewek ga..?

Ternyata beliau tidak sebobrok yang aku kira. "Ga mau kalo temen tidur, cariin temen ngobrol aja deh..."


Halah, buset...
Harus cari kemana cewek yang bisa bahasa mandarin tengah malem begini..? 


Kalo cari yang cukup bilang oh yes, kayaknya lebih mudah. Apa ya mau, kalo ngobrol sepanjang malem dengan bahasa tarzan...?

Ternyata...


Read More

13 Juni 2009

Guru Kencing di Pagar, Murid...

Namanya Mr Jerry, tapi tidak pakai Tom. Tamu dari Taiwan itu beberapa hari berada di Jogja untuk menyusun rencana kerjasama. Beberapa hari menjadi sopir tembak, ada beberapa hal yang cukup menarik buatku.

Dalam perjalanan menuju hotel, beliau sempat bertanya,
"berapa menit lagi nyampainya..?"
"Please wait ten minutes, mister..."

Ternyata Mr Paijo itu kebelet pipis.

Sampai di Hotel Melia, saat aku urus check in. Beliau malah lari-lari kesana kemari. Entah karena salah informasi atau karena bahasanya susah dipahami oleh petugas hotel, beliau malah lari ke pagar depan hotel dan ngocor disitu.
Buseeet...

Ketika muter kota cari makan malam, sempat aku tanya soal acara pipisnya tadi. Apakah itu memang budaya orang Taiwan..?

Si Mister malah ketawa njelek-njelekin orang sini, "I'm following my Indonesian's friend.."

Maksut loh..?

Mr Jerry di negaranya menjadi komandan persatuan bulu tangkis semacam PBSI disini. Waktu pebulutangkis kita main disana, beliau sempat bareng beberapa hari. Dan setiap malam ngeluyur ke cafe atau karaoke.

Dan ternyata, duta bangsa kita yang sebut saja berinisial T, tak pernah sabar sampai balik ke hotel untuk tangkis tangkisan bulu dengan cewek di cafe itu. Tapi cukup di toilet atau di depan pintu. "Parahan dia dong, dalam menikmati pipisnya..." lanjut beliau sambil ngakak lagi.

Huuuh...
Tak tahu deh harus malu atau bangga dengan warga Indonesia Raya.

Mungkin benar kata pepatah. Guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Yang ini, mana guru mana muridnya yak..?

Read More

10 Juni 2009

Langsing Lagi Neh...

Sore tadi iseng nimbang berat badan.
Buseeet, tinggal 60 kilo. Berarti sebulan ini aku sudah turun 5 kilo lagi.

Pekerjaan bertumpuk sampai 4 event sekaligus membuatku tidak berkutik membagi waktu yang semakin terasa sempit. Sampai sulit mencari waktu untuk pulang sekedar mencuci baju di rumah. Untung saja tidak sampai kaya jaman jadi orang hutan dulu, ada pedalaman yang bisa sida A dan side B. Hahahaha...

Itu baru pekerjaan reguler. Minggu kemarin masih harus jadi bebisiter, ngurus tamu dari Taiwan. Baru dua hari Mr. Peng Tsai pulang kampung, datang lagi Mr. Tan dari Singapura. Untung si bos dari Jakarta datang ke Jokja. Jadi ga harus ikut muter-muter jadi sopir taksi.

Sebenarnya asik juga sih nganter-nganter tamu, kalo saja tidak kepikiran kerjaan di kantor. Sapa yang ga mau, touring gratis trus digaji.

Balik ke soal berat badan...
Akhir-akhir ini aku memang kurang tidur. Makan juga sedikit, tapi tandhuk ping bola bali. Apalagi si Ela makin kejam sekarang. Tiap nyiapin makan selalu berceloteh, "vitaminnya jangan lupa diminum, pak.." Kalo makan ga habis, jadi suka komentar "kok ga dihabisin, pak?"

Perasaan dulu si Ela pendiam dan penurut. Apa gara-gara pernah tak ancam yak..? "Kalo aku langsing lagi, gajimu tak potong. La..."

Pokoke makan ga enak, uang kembali.
Hehehehe... sadis..!

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena