08 Agustus 2010

Belajar Judi

Walau bang haji bilang judi haram, tetap saja kita harus menjalani hidup seperti layaknya bermain judi. Untuk sukses orang butuh kemampuan, kemampuan, keuletan dan keberuntungan. Seringkali kita sudah mau, mampu dan ulet, namun karena keberuntungan belum berpihak, buntut-buntutnya bonyok maning bonyok maning.  Kasus sebaliknya, orang yang suka asal-asalan justru bisa sukses. Tapi apakah hanya karena itu kita jadi membiarkan diri hanyut menanti keberuntungan..?

Tentu tidak kan..?
Menjalani hidup perlu tantangan. Semakin berat tantangan yang kita hadapi makin berseni warna hidup kita. Walau tak sedikit yang mengeluh ketika semuanya terasa berat dan akhirnya menyerah. Hidup akan terasa hambar ketika semuanya berjalan datar. Makanya kita suka dituntut berjiwa petualang yang selalu mencari tantangan baru agar bisa dikatakan sukses. Hanya saja orang yang suka bertualang suka dicap kutu loncat yang tak bisa setia. Serba salah memang.
Read More

HaSoe

Menyambung cerita pendek dari hape kemarin...

Adalah Hadi Soesanto, satu-satunya lulusan ISI jurusan gemar menggambar yang bergelar SE alias Sarjana Electone. Cita-citanya sejak kecil adalah menjadi pelukis terkenal, menyesuaikan bakatnya yang gemar melukis di atas bantal ketika tidur. Keahliannya memindahkan cat ke atas canvas telah membawanya ke berbagai penjuru dunia. Makanya sekarang dia tengah mengejar ambisinya untuk bisa menjelajah ke penjuru akherat juga.

Kariernya berkembang pesat diberbagai bidang kesenian membuatnya meraih gelar seniman multitalenta. Walau aslinya dia banting supir jadi pemain kibod gara-gara lukisannya jarang laku. Namun dari situ popularitasnya meroket dengan segenap perjuangan dan dedikasinya sebagai anggota militan dari pasukan berani malu. Dari sekedar main kibod, dia nyanyi dan ngemsi juga. Cuma sayang mulut comberan telanjur jadi trade mark, sehingga bila dia ngemsi, sulit membedakan ini acara resmi atau dagelan.

Seniman yang sering dipanggil Hasoe ini begitu njawani walau sebenarnya dia berdarah chinese. Makanya dia lebih fasih mengatakan "afu" daripada "ni hao ma". Ketika di galeri ada workshop dengan seniman dari China dan Taiwan, dia aku daulat jadi moderator agar komunikasi bisa berjalan baik. Tapi yang terjadi dia malah balik menyuruh istriku untuk jadi translator, karena dia lebih banyak ngomong pake bahasa Jawa dengan alasan mempertahankan budaya. Sampai-sampai seorang peserta dari China komplen, kenapa malah orang Jawa yang lihai pakai basa mandarin. Dan ternyata satu-satunya kata mandarin yang dia pahami hanya "gong xi fa cai" yang katanya berarti selamat ulang tahun. Ini bisa dipahami karena dia memang sering dapat job di acara ulang tahun.

Hidup di dunia hiburan yang selalu segar, ternyata tak juga mampu menghilangkan sifat pelupanya. Seperti ketika dia ulang tahun dan mengajakku nongkrong di cafe bersama selebritis Jogja. Ketika mau pulang dengan merdu dia bilang maaf cuma dompetnya yang kebawa, uangnya ketinggalan. Aku pun tak mau mempersalahkan orang lupa dan cukup bilang, besok potong tanggapan ya. Dan sayangnya aku mulai ketularan penyakit pikunnya. Setiap kali nanggap, selalu lupa untuk motong honornya.

Walau sering berpenampilan seperti perempuan, dia mengaku laki-laki normal dan bukan banci. Apa yang dia lakukan semata-mata karena tuntutan profesi sebagai entertainer. Aku sendiri tak pernah meragukan hal ini. Karena dibandingkan dengan banci, penampilan dia memang lebih luwes, kewes, merakati, merakyat dan merakatak juga. Selain itu dia juga menjadi tutor di lokalisasi Sarkem. Namun kedekatannya dengan kalangan PSK tetap tak membuatnya suka jajan. Karena lebih seneng yang gratisan.

Benar-benar seniman multitalenta ini..?


Read More

07 Agustus 2010

Tebak Profesi

Pecicilan dari pagi menyiapkan pembukaan pameran, hanya menyisakan waktu sedikit untuk istirahat. Apalagi ketika event mulai dibuka, ketegangan demi ketegangan datang silih berganti. Selalu saja ada masalah kecil mengganggu walau sudah dipersiapkan seteliti mungkin. Tak pernah ada yang sempurna walau hanya sekedar spotlight tiba-tiba putus. Atau pas gunting pita, guntingnya malah entah kemana.

Saat ada sedikit waktu longgar, aku sempatin narsis sejenak deh. Melihat foto terpasang, apa kira-kira yang terpikir?

Tebak deh. Jawabannya aku tulis di postingan besok. Anggap saja kuis tebak wajah...

Post via XPeria
Read More

Tes Kengeresan Otak

Maap ga bisa posting dan banyak jalan-jalan, lagi persiapan pembukaan pameran neh. Buat pengisi akhir pekan mendingan test tingkat kengeresan otak aja deh. Ini dapat nemu udah lama, tapi lupa alamatnya dimana. Jadi yang merasa idenya tercuri, mohon maap yah...

Lihat gambar dibawah dan jangan scroll ke bawah sebelum melengkapi bagian yang kosong.

Read More

05 Agustus 2010

Isu Sesat Redenominasi

Penguasa negeri ini memang ono-ono wae. Kasus yang sebelumnya belum selesai, kok mau-maunya buang energi dengan membuat isu tentang redenominasi rupiah. Aku sendiri tak pernah tau apa itu redenominasi selain uang seribu berubah jadi seperak. Muter-muter di google, akhirnya nemu definisinya di Kompas.
Redenominasi berarti penyebutan kembali atau penyederhanaan dari satuan harga maupun nilai mata uang yang ada. Satuan Rp 1.000 disederhanakan menjadi Rp 1, misalnya. Hal ini berlaku menyeluruh ke harga-harga barang dan jasa di negara tersebut. Sepotong roti yang tadinya seharga Rp 1.000, juga disederhanakan menjadi Rp 1. Dalam hal ini, tidak ada yang dirugikan dari sistem redenominasi. Tujuannya adalah juga sebagai efisiensi penghitungan dalam sistem pembayaran.

Sebagaimana di jelaskan di berbagai media, redenominasi ini bukan sanering. Istilah terakhir ini adalah pemotongan uang. Bila sanering, maka nilai uang dipotong, namun harga-harga barang tetap. Sanering menyebabkan daya beli masyarakat terpangkas. Misalnya gaji kita besarnya Rp 5 juta, terkena sanering menjadi Rp 5. Sementara harga sepotong roti tetap Rp 1.000. Artinya, daya beli masyarakat akan menurun drastis dengan adanya sanering. Kita jadi tak mampu membeli roti lagi. Biasanya, sanering dilakukan dalam kondisi ekonomi yang tidak sehat dan inflasi yang melejit tidak terkendali.
Read More

Salah Tangkap

Kembali tentang Gandhung, tukang becak yang fenomenal di kalangan seniman Jogja yang pernah aku ceritakan disini dan disini.

Sejak awal dia memang sering banget mampir ke galeri bersama becak kesayangannya. Setiap datang, dia tak pernah lupa mengajakku makan di warung sebelah. Habis makan pasti beli rokok dan nawarin pijit. Acara terakhir setelah pijit yang justru bikin pegel itu, dia akan menghampiri ibu warung dan bilang, "Bu, aku makane pake ini itu dsb yang bayar mas Eko yow..."

Bosen bolak balik diajak makan, selanjutnya aku lebih suka menolak. Begitu juga tawaran pijitnya. Dan akhirnya dia berubah haluan. Setiap kali datang dia hanya minta uang buat beli jamu pegel linu agar tetap perkasa ketika menggenjot becaknya.
Read More

Tata Krama

Walau ketemu sebentar karena mbakyu Silvy udah harus balik ke Belanda, tapi ada obrolan menarik dari beliau tentang sopan santun. Selama ini kita begitu berbangga hati dengan sebutan bangsa yang ramah tamah, walau benar apa kata mbak Silvy, tata krama yang mana..?

Selama ini kita suka mencela orang barat yang katanya tak kenal unggah ungguh. Tak perlu terlalu jauh deh, yang deket-deket aja, orang Jogja sering menertawakan orang dari kultur Banyumasan hanya karena bahasa yang katanya ngapak dan tidak sopan. Alasan tidak sopan orang ngapak dan orang barat tuduhannya hampir mirip. Tidak ada perbedaan kasta dalam berbahasa. Kepada orang tua atau anak muda tetap menyebut you, kalo orang ngapak nyebutnya rika.
Read More

04 Agustus 2010

Belajar Konsisten

5y9 Km M5H mrh y? nt cPt Tw..

Pagi-pagi dapet sms nyasar kayak gitu. Padahal jangankan yang nyasar, dari orang yang aku kenal aja kalo dah disingkat-singkat tak pernah aku mau baca. Apalagi yang pakai huruf-huruf ajaib gitu. Ga peduli isinya penting apa engga, pokoknya aku ga mau bersusah payah menerjemahkan. Yang pasti aku ga ingin salah tangkap dengan maksud pesannya. Coba aja terka, kira-kira maksudnya apa. Kalo aku sih membacanya, "sayang kamu masih murah ya? nanti copot tau.. "
Read More

Berbagi Tugas

Hidup dalam keluarga kecil memang menyenangkan. Tidak terlalu banyak urusan yang bikin ribet. Walau beresiko harus mampu berbagi tugas dengan istri, terutama setelah si kecil lahir. Untung saja biarpun aku pulang kerjanya malam, aku berangkat ngantornya siang. Jadi pagi-pagi bisa bantu-bantu urus rumah. Cuma sayangnya, aku bangunnya suka kesiangan. Itu saja masalahnya.

Dari berbagai pekerjaan rumah tangga, yang paling aku sukai sebenarnya masak. Sejak jaman pramukaan dulu, aku paling lihai untuk urusan masak mie instan. Sayang istriku suka terpengaruh gosip teman-teman pramukaanku dulu yang suka bilang aku kalo masak sayur suka banyak rumputnya. Masak air aja gosong, jadinya untuk urusan yang satu aku dilarang keras menyentuhnya. Padahal menurut aku sendiri, masakanku sekarang dibanding dulu udah lebih mendingan. Mendingan beli di warung maksudnya...
Read More

03 Agustus 2010

Polisi vs Kepemimpinan Informal

Miris juga melihat kenyataan bila masyarakat kita semakin lama semakin anarkis, sementara negara dan penegak hukumnya makin tidak berdaya mengatasi semuanya. Bagaimana mungkin bisa semuanya terselesaikan secara tuntas bila secara internal, kelembagaan negara juga carut marut tak karuan. Terlalu banyak lembaga hukum dibuat, namun nyatanya tidak saling mendukung dan justru saling serang seperti cicak vs buaya kemarin.

Aku pikir sudah saatnya kita kembali ke masa lalu, dimana kepemimpinan informal bisa berfungsi baik dan tidak terpinggirkan. Yang aku maksud kepemimpinan informal adalah pemberdayaan sumber daya lokal yang ada di lingkungan setempat.
Read More

Jempolholic

Buat kamu jempoler dan komenger, kali aja mau gabung disini...
Nih link tekapenya http://www.facebook.com/thatuevoo?v=wall&ref=ts

Hehehe ono ono wae...

Post via Xperia
Read More

Coret-Coret

Mencermati komentar media dan pejabat berwenang tentang hapening art yang dilakukan Pong Harjatmo, aku pikir semuanya kok ga ada yang pas ya..? Mereka tuh menyebut penulisan pesan itu sebagai "coret-coret". Aku kira anak SD pun tahu kalo membuat barisan huruf bermakna itu namanya menulis, bukan mencoret. Orang-orang media masa dan para pejabat itu emang nilai bahasa Indonesianya cuman kursi kebalik atau ijasahnya nyogok sih..?

Aku bukain dari Kamus Besar Bahasa Indonesia deh. Yang penasaran bisa akses sendiri disini.
Read More

02 Agustus 2010

Kembali ke Peradaban

Berkumpul kembali dengan anak istri, buatku sama saja dengan kembali ke peradaban setelah sementara waktu hidup di alam kegelapan. Bagaimana tidak gelap, ditinggal istri untuk melahirkan di kampung beberapa bulan saja sudah bikin kehidupanku begitu berantakan. Jarang pulang ke rumah dan lebih sering jadi doktor alias mondok di kantor. Pulang paling banter seminggu sekali untuk nyuci kalo stok pedalaman dah habis. Padahal kalo ngumpul di mess kantor, sudah jaminan bahwa makan tidur ga bakalan teratur.

Makanya ketika istri nelpon minta dijemput, wah senengnya minta ampun. Siapa yang ga seneng sih punya istri sayang suami dan ga betah hidup berjauhan. Makanya langsung aku jawab secepat kilat, "yess... udah kangen ya, bu..?"

Dan istriku jawabnya, "iya neh, kangen. Kangen ada yang bantuin gendong anak kalo tengah malem rewel..."
Read More

01 Agustus 2010

Mental Kere & Elpiji 3 kg

Aku sampe mules kalo liat berita tentang tabung gas 3 kg dan saling tuding pihak-pihak yang terkait. Bukan masalah apa-apa. Tapi karena melihat kebiasaan di negeri ini yang senengnya saling hujat sesaat setelah itu tak pernah ada tindak lanjutnya. Apalagi kalo udah ada kasus baru, langsung deh ewes-ewes bablas angine...

Aku pikir semuanya salah kok. Program pemerintah ini aku pikir sudah benar agar beban subsidi tidak terlalu membebani APBN. Namun sayang kurang sosialisasi tentang prosedur keamanan penggunaan elpiji. Juklaknya di level atas mungkin sudah ada, tapi pelaksanaan di lapangan seringkali jauh dari standar yang sudah ditetapkan.
Read More

Mimpi Bayi

Anak sekarang memang beda banget dengan jaman aku kecil dulu. Pengaruh teknologi begitu terasa sejak anak masih bayi. Seperti Citra yang mulai belajar komunikasi dengan lingkungan sekitar. Bila dulu asal bangun pasti nangis minta nenen, sekarang makin jarang dan lebih sering ngoceh, tersenyum sambil memperhatikan lingkungan sekelilingnya. Dan sepertinya tipi cukup dominan menarik perhatiannya.

Bila diletakan di ruang tipi, matanya terus bergerak memperhatikan apa yang tertayang. Tapi kesukaannya persis seperti kakak dan adik sepupunya. Lebih suka iklan dari pada acara lain. Saudaranya pun begitu, asal tayangan iklan selesai langsung ambil remote untuk pindah chanel, cari iklan lain. Udah pada ngerti kali ya, kalo nonton sinetron atau berita itu memang menyebalkan..?
Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena