08 Agustus 2010

HaSoe

Menyambung cerita pendek dari hape kemarin...

Adalah Hadi Soesanto, satu-satunya lulusan ISI jurusan gemar menggambar yang bergelar SE alias Sarjana Electone. Cita-citanya sejak kecil adalah menjadi pelukis terkenal, menyesuaikan bakatnya yang gemar melukis di atas bantal ketika tidur. Keahliannya memindahkan cat ke atas canvas telah membawanya ke berbagai penjuru dunia. Makanya sekarang dia tengah mengejar ambisinya untuk bisa menjelajah ke penjuru akherat juga.

Kariernya berkembang pesat diberbagai bidang kesenian membuatnya meraih gelar seniman multitalenta. Walau aslinya dia banting supir jadi pemain kibod gara-gara lukisannya jarang laku. Namun dari situ popularitasnya meroket dengan segenap perjuangan dan dedikasinya sebagai anggota militan dari pasukan berani malu. Dari sekedar main kibod, dia nyanyi dan ngemsi juga. Cuma sayang mulut comberan telanjur jadi trade mark, sehingga bila dia ngemsi, sulit membedakan ini acara resmi atau dagelan.

Seniman yang sering dipanggil Hasoe ini begitu njawani walau sebenarnya dia berdarah chinese. Makanya dia lebih fasih mengatakan "afu" daripada "ni hao ma". Ketika di galeri ada workshop dengan seniman dari China dan Taiwan, dia aku daulat jadi moderator agar komunikasi bisa berjalan baik. Tapi yang terjadi dia malah balik menyuruh istriku untuk jadi translator, karena dia lebih banyak ngomong pake bahasa Jawa dengan alasan mempertahankan budaya. Sampai-sampai seorang peserta dari China komplen, kenapa malah orang Jawa yang lihai pakai basa mandarin. Dan ternyata satu-satunya kata mandarin yang dia pahami hanya "gong xi fa cai" yang katanya berarti selamat ulang tahun. Ini bisa dipahami karena dia memang sering dapat job di acara ulang tahun.

Hidup di dunia hiburan yang selalu segar, ternyata tak juga mampu menghilangkan sifat pelupanya. Seperti ketika dia ulang tahun dan mengajakku nongkrong di cafe bersama selebritis Jogja. Ketika mau pulang dengan merdu dia bilang maaf cuma dompetnya yang kebawa, uangnya ketinggalan. Aku pun tak mau mempersalahkan orang lupa dan cukup bilang, besok potong tanggapan ya. Dan sayangnya aku mulai ketularan penyakit pikunnya. Setiap kali nanggap, selalu lupa untuk motong honornya.

Walau sering berpenampilan seperti perempuan, dia mengaku laki-laki normal dan bukan banci. Apa yang dia lakukan semata-mata karena tuntutan profesi sebagai entertainer. Aku sendiri tak pernah meragukan hal ini. Karena dibandingkan dengan banci, penampilan dia memang lebih luwes, kewes, merakati, merakyat dan merakatak juga. Selain itu dia juga menjadi tutor di lokalisasi Sarkem. Namun kedekatannya dengan kalangan PSK tetap tak membuatnya suka jajan. Karena lebih seneng yang gratisan.

Benar-benar seniman multitalenta ini..?


9 comments:

  1. thanks neh Hasoe nya, sukses selalu wat Beliyyaw

    BalasHapus
  2. ngliat2 ke multiply ah... :-))

    BalasHapus
  3. jadi penasaran dengan sosok beliau :)

    BalasHapus
  4. Hmm...seniman multitalenta
    mungkin mirip tessy ya...sampe dikira banci beneran

    BalasHapus
  5. hehehe..
    nggak ada yang benar tebakanx..
    :D:D

    BalasHapus
  6. temennya mas rawins ya ;)).

    hasoe hahahha, keren pek namane haha

    mas lucu iku seng kategory MBUH hhahaha, namane aneh :P

    BalasHapus
  7. wak ka ka , tak kiro gandhung. Bul dudu... ke multiply liat emsi...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena